33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:16 PM WIB

Petani Tembakau Siap Memimpin Penerapan Pertanian Berkelanjutan

LOMBOK – Sektor tembakau terus menerus mengalami tekanan yang berakibat pada penurunan permintaan produk tembakau yang memperparah keadaan petani tembakau.

Banyaknya tantangan di sektor tembakau tidak meluruhkan semangat berbudidaya tembakau,  justru menjadi pemicu dalam menghasilkan tembakau yang berkualitas dan berkelanjutan.

Sejumlah isu penting lainnya juga dibahas dalam pertemuan Asosiasi Petani Tembakau Internasional (The International Tobacco Growers Association atau ITGA) di Asia, selama dua hari yakni pada 27 hingga 28 Maret 2018.

Para anggota ITGA berkumpul untuk membahas secara mendalam berbagai tantangan yang kian berkembang di sektor pertanian dan industri tembakau.

ITGA tahun ini dihadiri oleh delegasi dari Azerbaijan, India, Indonesia dan Filipina, serta perwakilan dari pemangku kepentigan lainnya, perwakilan Pemerintah, dan Delegasi dari badan PBB.

Ketua Pelaksana Harian ITGA Antonio Abrunhosa mengatakan kegiatan ini merupakan sebuah kehormatan besar.

“Bagi saya ini adalah sebuah kehormatan besar untuk kembali berada di Asia Tenggara, di mana banyak perubahan telah terjadi. Menilik berbagai perubahan ini, kita dapat melihat bahwa pasar untuk tembakau dan produk tembakau telah berubah arah,” tuturnya.

Seiring dengan ini, ITGA telah bergerak ke arah masa depan dari asosiasi ini dan juga para petani.

“Bagaimanapun,  transisi ke masa depan ini, dan juga rencana keberlanjutan,  harus menjadi agenda utama kita. Akan sulit bagi kita untuk melaksanakan strategi ini, apabila kita tidak menjadi bagian dari program yang telah diterapkan oleh badan PBB seperti UNDP dan FAO,” imbuh Antonio.

 Meski demikian, ITGA dan anggotanya bertekad untuk menunjukkan komitmen dan arti penting dari keterlibatan ITGA dalam berbagai prakarsa ini.

Saat membuka ATF, Antonio juga menegaskan soal tanggung jawab  ITGA untuk bertanggung jawab mempertahankan dan memperjuangkan jutaan petani tembakau.

Antonio juga melihat organisasi semacam AMTI cukup bagus dalam melakukan advokasi pada para petani tembakau di Indonesia.

Organisasi AMTI dalam kegiataannya dicontoh atau direplikasi di beberapa negara lain yang juga menghasilkan tembakau.

“Termasuk upaya dari teman-teman AMTI yang mendatangi kedutaan Perancis untuk bicara soal kemasan rokok, tentang menjelaskan apa yang terjadi, termasuk packing rokok yang memberikan dampak pada konsumen dan petani tembakau,” paparnya.

LOMBOK – Sektor tembakau terus menerus mengalami tekanan yang berakibat pada penurunan permintaan produk tembakau yang memperparah keadaan petani tembakau.

Banyaknya tantangan di sektor tembakau tidak meluruhkan semangat berbudidaya tembakau,  justru menjadi pemicu dalam menghasilkan tembakau yang berkualitas dan berkelanjutan.

Sejumlah isu penting lainnya juga dibahas dalam pertemuan Asosiasi Petani Tembakau Internasional (The International Tobacco Growers Association atau ITGA) di Asia, selama dua hari yakni pada 27 hingga 28 Maret 2018.

Para anggota ITGA berkumpul untuk membahas secara mendalam berbagai tantangan yang kian berkembang di sektor pertanian dan industri tembakau.

ITGA tahun ini dihadiri oleh delegasi dari Azerbaijan, India, Indonesia dan Filipina, serta perwakilan dari pemangku kepentigan lainnya, perwakilan Pemerintah, dan Delegasi dari badan PBB.

Ketua Pelaksana Harian ITGA Antonio Abrunhosa mengatakan kegiatan ini merupakan sebuah kehormatan besar.

“Bagi saya ini adalah sebuah kehormatan besar untuk kembali berada di Asia Tenggara, di mana banyak perubahan telah terjadi. Menilik berbagai perubahan ini, kita dapat melihat bahwa pasar untuk tembakau dan produk tembakau telah berubah arah,” tuturnya.

Seiring dengan ini, ITGA telah bergerak ke arah masa depan dari asosiasi ini dan juga para petani.

“Bagaimanapun,  transisi ke masa depan ini, dan juga rencana keberlanjutan,  harus menjadi agenda utama kita. Akan sulit bagi kita untuk melaksanakan strategi ini, apabila kita tidak menjadi bagian dari program yang telah diterapkan oleh badan PBB seperti UNDP dan FAO,” imbuh Antonio.

 Meski demikian, ITGA dan anggotanya bertekad untuk menunjukkan komitmen dan arti penting dari keterlibatan ITGA dalam berbagai prakarsa ini.

Saat membuka ATF, Antonio juga menegaskan soal tanggung jawab  ITGA untuk bertanggung jawab mempertahankan dan memperjuangkan jutaan petani tembakau.

Antonio juga melihat organisasi semacam AMTI cukup bagus dalam melakukan advokasi pada para petani tembakau di Indonesia.

Organisasi AMTI dalam kegiataannya dicontoh atau direplikasi di beberapa negara lain yang juga menghasilkan tembakau.

“Termasuk upaya dari teman-teman AMTI yang mendatangi kedutaan Perancis untuk bicara soal kemasan rokok, tentang menjelaskan apa yang terjadi, termasuk packing rokok yang memberikan dampak pada konsumen dan petani tembakau,” paparnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/