NEGARA – Para petani kakao di Gunung Sekar, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, dibuat resah dengan kondisi tanaman kakao yang rusak akibat diserang hama penyakit.
Bahkan sebagian besar tanaman kakao sudah mati akibat penyakit yang disebut masyarakat sebagai penyakit geseng.
Menurut salah seorang petani, Wayan Dernen, penyebab pasti matinya pohon kakao tersebut belum diketahui.
Sebelum pohon mati, daun-daun berguguran hingga meranggas dan batang pohon mengelupas. Warga menyebut penyakit tersebut geseng, lantaran pohon gosong seperti terbakar.
Padahal, pohon kakao masih muda. “Kalau pohonnya sudah tua mungkin wajar, tapi yang muda ikut mati,” jelasnya.
Penyakit kakao tersebut sejak dua tahun lalu, akibatnya, banyak pohon kakao yang mati, sehingga produksi kakao dari kebunnya menurun drastis.
Awalnya bisa menghasilkan 20 kilogram kakao, karena terserang penyakit ini hanya mendapatkan 5 kilogram.
Karena itu, petani mulai beralih pada tanaman lain yakni cengkeh dan manggis. “Penyemprotan juga sudah dilakukan, termasuk memasukkan cairan obat ke akar atau batang pohon. Tapi tidak juga berhasil,” ungkapnya.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Komang Ariada mengatakan melihat ciri-ciri, tanaman kakao warga ini terserang penyakit jamur akar putih atau hitam.
Bila daunnya sudah geseng, menurutnya, tidak bisa diobati kecuali dieradikasi. Tanaman yang sudah terserang penyakit dimusnahkan agar tidak menular.
Menurutnya, salah satu pencegahan serangan jamur ini adalah mengurangi kelembaban kebun dan penebaran trichoderma sebagai musuh alaminya.
Karena penyakit ini spesifik, kalau tanamannya rusak sampai batang bawah harus dieradikasi. “Satu-satunya cara adalah tanaman itu harus diremajakan,” terangnya.