29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:59 AM WIB

Pasar Ekspor Terbuka, Nelayan Sumberkima Rintis Budidaya Kerang Abalon

GEROKGAK – Bukan hanya budidaya rumput laut, benih ikan nener dan teripang pasir yang dapat dibudidaya di perairan Buleleng yang memiliki panjang garis pantai 172.301 Km.

Banyak hal sebenarnya yang dapat dikembangkan. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi para nelayan yang tidak harus tergantung hidupnya pada tangkapan ikan.

Di Desa Sumberkima Kecamatan Gerokgak, sejumlah nelayan pantai mulai melirik budidaya kerang abalon. Bukan tanpa sebab mereka tertarik mengembangkan kerang abalon.

Selain karena terbuka pasar, juga karena pengembangbiakan yang masih dapat dilakukan secara alami dengan mengandalkan potensi laut yang ada.

Nelayan Desa Sumberkima, Khairus Saleh, mengaku baru merintis pertama kali budidaya kerang abalone setelah KUB Segara Indah Desa Sumberkima mendapat bantuan

bibit kerang abalon dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Balai Pembibitan Induk Udang unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem.

“Kami sudah tebar bibit kerang abalon sebanyak 800 ekor. Bibit diambil dari daerah Karangasem,” kata Ketua kelompok Nelayan KUB Segara Indah Desa Sumberkima ini.

Menurutnya, melirik budidaya kerang abalon setelah kelompok nelayan melakukan budidaya teripang pasir karena ada peluang pasar yang terbuka.

Kerang abalon selama ini dikenal hasil dari budidaya nelayan Karangasem ternyata sudah menembus pasar ekspor. Yakni Singapura, Hongkong, Taiwan, Cina dan Jepang. Permintaannya cukup tinggi.

“Kebetulan kami sudah ada pihak ketiga (pengepul) yang menerima hasil budidaya kerang abalon untuk pengiriman ekspor. Sehingga kami coba kembangkan di laut Sumberkima,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Saleh menyebut, budidaya kerang abalon sangat mudah. Sama seperti teripang pasir hidup dan berkembang di perairan laut yang dangkal.

Budidaya dilakukan dengan sistem jaring tangkap yang dipasang pada luat berbentuk persegi ukuran 4×4 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter.

Kemudian bagian bawah diberikan jaring tangkap. Setelah itu baru ditebar kerang abalon berukuran sekitar 25-30 milimeter.

“Sedangkan untuk pakan bagi kerang abalon diberikan rumput laut dan anggur laut dua kali sehari. Kebetulan kami saat ini juga menanam rumput laut dan budidaya anggur laut. Pakan diberikan dengan cara ditebar,” ungkapnya.

Untuk proses panen akan dilakukan saat berusia 9 sampai 1 tahun dengan panjang cangkang 6-7 centimeter dengan kisaran berat 60-70 gram.

“Baru pertama kali kami memulai budidaya kerang abalon dan dilakukan secara otodidak, tanpa proses pembelajaran.

Mudah-mudahan dapat berhasil. Sehingga dapat menambahkan pendapatan ekonomi nelayan dari sisi budidaya perikanan laut,” pungkasnya. 

GEROKGAK – Bukan hanya budidaya rumput laut, benih ikan nener dan teripang pasir yang dapat dibudidaya di perairan Buleleng yang memiliki panjang garis pantai 172.301 Km.

Banyak hal sebenarnya yang dapat dikembangkan. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi para nelayan yang tidak harus tergantung hidupnya pada tangkapan ikan.

Di Desa Sumberkima Kecamatan Gerokgak, sejumlah nelayan pantai mulai melirik budidaya kerang abalon. Bukan tanpa sebab mereka tertarik mengembangkan kerang abalon.

Selain karena terbuka pasar, juga karena pengembangbiakan yang masih dapat dilakukan secara alami dengan mengandalkan potensi laut yang ada.

Nelayan Desa Sumberkima, Khairus Saleh, mengaku baru merintis pertama kali budidaya kerang abalone setelah KUB Segara Indah Desa Sumberkima mendapat bantuan

bibit kerang abalon dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Balai Pembibitan Induk Udang unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem.

“Kami sudah tebar bibit kerang abalon sebanyak 800 ekor. Bibit diambil dari daerah Karangasem,” kata Ketua kelompok Nelayan KUB Segara Indah Desa Sumberkima ini.

Menurutnya, melirik budidaya kerang abalon setelah kelompok nelayan melakukan budidaya teripang pasir karena ada peluang pasar yang terbuka.

Kerang abalon selama ini dikenal hasil dari budidaya nelayan Karangasem ternyata sudah menembus pasar ekspor. Yakni Singapura, Hongkong, Taiwan, Cina dan Jepang. Permintaannya cukup tinggi.

“Kebetulan kami sudah ada pihak ketiga (pengepul) yang menerima hasil budidaya kerang abalon untuk pengiriman ekspor. Sehingga kami coba kembangkan di laut Sumberkima,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Saleh menyebut, budidaya kerang abalon sangat mudah. Sama seperti teripang pasir hidup dan berkembang di perairan laut yang dangkal.

Budidaya dilakukan dengan sistem jaring tangkap yang dipasang pada luat berbentuk persegi ukuran 4×4 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter.

Kemudian bagian bawah diberikan jaring tangkap. Setelah itu baru ditebar kerang abalon berukuran sekitar 25-30 milimeter.

“Sedangkan untuk pakan bagi kerang abalon diberikan rumput laut dan anggur laut dua kali sehari. Kebetulan kami saat ini juga menanam rumput laut dan budidaya anggur laut. Pakan diberikan dengan cara ditebar,” ungkapnya.

Untuk proses panen akan dilakukan saat berusia 9 sampai 1 tahun dengan panjang cangkang 6-7 centimeter dengan kisaran berat 60-70 gram.

“Baru pertama kali kami memulai budidaya kerang abalon dan dilakukan secara otodidak, tanpa proses pembelajaran.

Mudah-mudahan dapat berhasil. Sehingga dapat menambahkan pendapatan ekonomi nelayan dari sisi budidaya perikanan laut,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/