30.2 C
Jakarta
1 Mei 2024, 0:10 AM WIB

Perkuat Ekosistem Keuangan Lokal, Bank BPD Bali Rangkul BPR

 

DENPASAR, Radar Bali– Bank Pembangunan Daerah Bali hadir sebagai “kakak yang baik” bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) se-Bali. Dalam rangka memperkuat ekosistem keuangan lokal di Pulau Dewata, Bank BPD Bali memberikan Technical Assistance Apex BPR. 53 dari 134 BPR se-Bali mengikuti seminar menciptakan engagement team work dalam bisnis perbankan di Hotel Prama Sanur Beach, Jumat (28/5) lalu.

 

 

Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma, SH, MH optimistis kondisi perekonomian Bali segera pulih. Menjalin kerja sama antara BPD Bali dan BPR melalui Apex BPR ungkapnya merupakan salah satu jalan menuju kebangkitan Bali.

 

 

“Apex BPR kami laksanakan mulai 2018. Sampai saat ini anggotanya berjumlah 53 BPR. Kami berharap semua BPR di Bali ikut bergabung sesuai arahan OJK dalam rangka memperkuat ekosistem sistem keuangan yang ada di Bali. Diharapkan ke depan bisa bersama-sama membantu pemerintah mengembangkan dan memberdayakan UMKM,” ucap Sudharma. 

 

 

Kerja sama tersebut juga diharapkan bisa menjadi solusi keluar dari tantangan keuangan di masa pandemi Covid-19. Mengamini hal itu, Sudharma menegaskan Bank BPD Bali dan BPR memiliki misi sama, yakni membangun UMKM. Sehingga Apex BPR bisa menjadi wadah kolaborasi yang bersifat simbiosis mutualisme alias saling menguntungkan. Apex BPR sebelumnya menggodok pooling fund dan financial assistance. Pada sesi technical assistance ini, Bank BPD Bali membeberkan elektronic link yang menjadi kata kunci efisiensi bagi BPR.

 

 

Tegas Sudharma, Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, yakni arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia mengarah pada sistem keuangan digital. Oleh sebab itu, bergabung menjadi bagian dari Apex BPR adalah pilihan tepat. Pasalnya, jika BPR tak perlu mengurus perizinan electronic link atau transaksi digital secara mandiri yang relatif ribet dan menguras biaya. “Sedangkan kami sudah mendapat izin dari OJK dan BI untuk memberikan layanan internet banking, mobile banking dan termasuk QRIS. Kami BPD nomor dua di Indonesia yang mendapat izin dalam penggunaan QRIS.

 

 

Lebih jauh, Bank BPD Bali berkomitmen tidak terjadi pengambilalihan nasabah BPR terkait kerja sama ini. Bahkan dalam kerja sama penetrasi QRIS dengan BPR akan ada sharing fee per transaksi sehingga sama-sama menguntungkan. Sudharma mengaku, upaya yang dilakukan ini merupakan upaya untuk membentuk ekosistem non tunai, sehingga volume transaksi masyarakat menggunakan non tunai semakin besar. “Kami juga mempunyai gedung diklat yang bisa dimanfaatkan oleh anggota Apex BPR,” ungkapnya.  

 

 

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Bali Ketut Wiratjana menyambut baik kerja sama 53 BPR dengan BPD Bali. Sebagai sesama produk lokal Bali, ia sepakat sama-sama berjuang membangun perekonomian Bali. “BPD Bali kami anggap sebagai pelindung. Artinya BPR bisa bekerja sama dengan BPD Bali. QRIS, e-link, dan sistem digital BPD Bali bisa dihubungkan dengan BPR di Bali,” ujarnya.

 

 

Lewat kerja sama itu BPR pun bisa memanfaatkan akses linkage untuk membantu ketahanan BPR, mengingat Bank BPD Bali merupakan bank umum dengan bisnis yang lebih besar dari BPR. Selain itu, Bank BPD Bali juga memiliki jaringan yang lebih luas, sehingga BPR bisa memanfaatkan jaringan tersebut untuk kemudahan bisnis BPR.

 

 

“Sementara yang bergabung baru 53 dari 134 BPR se-Bali. Kami sedang mengusulkan kepada BPD Bali kalau bisa seluruh BPR masuk Apex Bank. Kami bersama sepakat menunjuk Bank Pembangunan Daerah Bali sebagai Apec BPR karena sama-sama local genius,” tegasnya. 

 

DENPASAR, Radar Bali– Bank Pembangunan Daerah Bali hadir sebagai “kakak yang baik” bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) se-Bali. Dalam rangka memperkuat ekosistem keuangan lokal di Pulau Dewata, Bank BPD Bali memberikan Technical Assistance Apex BPR. 53 dari 134 BPR se-Bali mengikuti seminar menciptakan engagement team work dalam bisnis perbankan di Hotel Prama Sanur Beach, Jumat (28/5) lalu.

 

 

Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma, SH, MH optimistis kondisi perekonomian Bali segera pulih. Menjalin kerja sama antara BPD Bali dan BPR melalui Apex BPR ungkapnya merupakan salah satu jalan menuju kebangkitan Bali.

 

 

“Apex BPR kami laksanakan mulai 2018. Sampai saat ini anggotanya berjumlah 53 BPR. Kami berharap semua BPR di Bali ikut bergabung sesuai arahan OJK dalam rangka memperkuat ekosistem sistem keuangan yang ada di Bali. Diharapkan ke depan bisa bersama-sama membantu pemerintah mengembangkan dan memberdayakan UMKM,” ucap Sudharma. 

 

 

Kerja sama tersebut juga diharapkan bisa menjadi solusi keluar dari tantangan keuangan di masa pandemi Covid-19. Mengamini hal itu, Sudharma menegaskan Bank BPD Bali dan BPR memiliki misi sama, yakni membangun UMKM. Sehingga Apex BPR bisa menjadi wadah kolaborasi yang bersifat simbiosis mutualisme alias saling menguntungkan. Apex BPR sebelumnya menggodok pooling fund dan financial assistance. Pada sesi technical assistance ini, Bank BPD Bali membeberkan elektronic link yang menjadi kata kunci efisiensi bagi BPR.

 

 

Tegas Sudharma, Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, yakni arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia mengarah pada sistem keuangan digital. Oleh sebab itu, bergabung menjadi bagian dari Apex BPR adalah pilihan tepat. Pasalnya, jika BPR tak perlu mengurus perizinan electronic link atau transaksi digital secara mandiri yang relatif ribet dan menguras biaya. “Sedangkan kami sudah mendapat izin dari OJK dan BI untuk memberikan layanan internet banking, mobile banking dan termasuk QRIS. Kami BPD nomor dua di Indonesia yang mendapat izin dalam penggunaan QRIS.

 

 

Lebih jauh, Bank BPD Bali berkomitmen tidak terjadi pengambilalihan nasabah BPR terkait kerja sama ini. Bahkan dalam kerja sama penetrasi QRIS dengan BPR akan ada sharing fee per transaksi sehingga sama-sama menguntungkan. Sudharma mengaku, upaya yang dilakukan ini merupakan upaya untuk membentuk ekosistem non tunai, sehingga volume transaksi masyarakat menggunakan non tunai semakin besar. “Kami juga mempunyai gedung diklat yang bisa dimanfaatkan oleh anggota Apex BPR,” ungkapnya.  

 

 

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Bali Ketut Wiratjana menyambut baik kerja sama 53 BPR dengan BPD Bali. Sebagai sesama produk lokal Bali, ia sepakat sama-sama berjuang membangun perekonomian Bali. “BPD Bali kami anggap sebagai pelindung. Artinya BPR bisa bekerja sama dengan BPD Bali. QRIS, e-link, dan sistem digital BPD Bali bisa dihubungkan dengan BPR di Bali,” ujarnya.

 

 

Lewat kerja sama itu BPR pun bisa memanfaatkan akses linkage untuk membantu ketahanan BPR, mengingat Bank BPD Bali merupakan bank umum dengan bisnis yang lebih besar dari BPR. Selain itu, Bank BPD Bali juga memiliki jaringan yang lebih luas, sehingga BPR bisa memanfaatkan jaringan tersebut untuk kemudahan bisnis BPR.

 

 

“Sementara yang bergabung baru 53 dari 134 BPR se-Bali. Kami sedang mengusulkan kepada BPD Bali kalau bisa seluruh BPR masuk Apex Bank. Kami bersama sepakat menunjuk Bank Pembangunan Daerah Bali sebagai Apec BPR karena sama-sama local genius,” tegasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/