27 C
Jakarta
20 November 2024, 22:51 PM WIB

Terpapar Abu Vulkanik, Petani Jeruk Terancam Gagal Panen

BANGLI – Kondisi Gunung Agung yang terus menyemburkan asap putih mengirimkan abu ke sejumlah wilayah di barat gunung.

Wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dan Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar mendapat kiriman abu berwarna putih dengan tekstur tebal.

Di sejumlah desa di Kintamani, seperti Desa Abang, Songan, Desa Landih, dan Desa Pangotan, sebaran abu relatif merata.

Di desa itu, abu vulkanik sangat jelas terlihat di jalanan, atap rumah, dan benda-benda yang tidak tertutup. Yang dikhawatirkan oleh warga setempat adalah abu yang menyelimuti kebun jeruk.

Perbekel Pengotan I Wayan Suardana menyatakan sejak tiga hari lalu abu sudah tiba di desanya. “Yang paling besar intensitasnya itu Kamis malam, abu banyak sekali datang,” ujar Suardana kemarin.

Pihaknya khawatir apabila abu terus menerus menerjang akan merugikan penduduk desanya.

“Banyak tanaman kena, termasuk kebun jeruk warga kena. Padahal ini sudah mau panen, kami takut kalau terus kena abu bisa-bisa rusak jeruknya,” ujarnya.

Tidak hanya jeruk yang terancam gagal panen, rumput untuk pakan sapi juga terkena abu. “Jadi kalau mau kasih makan sapi, rumputnya harus dicuci dulu,” jelasnya.

Masalah utama yang tidak kalah penting, adalah debu bekas abu vulkanik yang menerjang juga dikhawatirkan memberikan dampak buruk.

“Makanya kami minta kepada pemerintah untuk memberikan masker ke masyarakat,” pintanya. Hal senada diungkapkan oleh Perbekel Abang Batudinding, Kintamani, Made Diksa.

Di daerah itu, rumput yang terkena abu vulkanik tidak mau dimakan oleh sapi. “Alternatif cari batang pisang untuk makan ternak,” jelasnya.

BANGLI – Kondisi Gunung Agung yang terus menyemburkan asap putih mengirimkan abu ke sejumlah wilayah di barat gunung.

Wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dan Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar mendapat kiriman abu berwarna putih dengan tekstur tebal.

Di sejumlah desa di Kintamani, seperti Desa Abang, Songan, Desa Landih, dan Desa Pangotan, sebaran abu relatif merata.

Di desa itu, abu vulkanik sangat jelas terlihat di jalanan, atap rumah, dan benda-benda yang tidak tertutup. Yang dikhawatirkan oleh warga setempat adalah abu yang menyelimuti kebun jeruk.

Perbekel Pengotan I Wayan Suardana menyatakan sejak tiga hari lalu abu sudah tiba di desanya. “Yang paling besar intensitasnya itu Kamis malam, abu banyak sekali datang,” ujar Suardana kemarin.

Pihaknya khawatir apabila abu terus menerus menerjang akan merugikan penduduk desanya.

“Banyak tanaman kena, termasuk kebun jeruk warga kena. Padahal ini sudah mau panen, kami takut kalau terus kena abu bisa-bisa rusak jeruknya,” ujarnya.

Tidak hanya jeruk yang terancam gagal panen, rumput untuk pakan sapi juga terkena abu. “Jadi kalau mau kasih makan sapi, rumputnya harus dicuci dulu,” jelasnya.

Masalah utama yang tidak kalah penting, adalah debu bekas abu vulkanik yang menerjang juga dikhawatirkan memberikan dampak buruk.

“Makanya kami minta kepada pemerintah untuk memberikan masker ke masyarakat,” pintanya. Hal senada diungkapkan oleh Perbekel Abang Batudinding, Kintamani, Made Diksa.

Di daerah itu, rumput yang terkena abu vulkanik tidak mau dimakan oleh sapi. “Alternatif cari batang pisang untuk makan ternak,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/