29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:29 AM WIB

Ini Kelebihan Drone ATS AI 450 Pendeteksi Asap Gunung Agung

RadarBali.com – Misi tim Aero Terrasscan (ATS) Bandung bersama dengan PVMBG untuk menerbangkan drone gagal dilakukan kemarin.

Drone sempat tiga kali melakukan penerbangan. Penerbangan pertama dilakukan Sabtu lalu. Saat itu, drone sampai ke atas puncak Gunung Agung.

Bahkan, drone sempat memutar beberapa kali. Hanya saja karena saat penerbangan pertama tersebut drone tidak dilengkapi kamera hanya sensor gas maka ada keraguan kalau drone sudah sampai di sasaran.

Kemarin drone kembali terbang. Bahkan penerbangan dilakukan sebanyak dua kali. Penerbangan pertama dilakukan sekitar pukul 09.00. Tapi, gagal mencapai ketinggian.

Pesawat hanya mencapai ketinggian 2.500 meter dengan lama terbang sekitar 15 menit. Karena ada kerusakan pada bagian pesawat akhirnya pesawat kembali ke pangkalan.

Penerbangan kedua kembali dilakukan setelah pesawat sempat melakukan perbaikan. Penerbangan kedua dilakukan pukul 09.45 wita.

Namun penerbangan kali ini juga gagal dilakukan dan pesawat hanya mencapai ketinggian 1.300 meter.

Drone yang digunakan adalah jenis ATS AI 450. Pesawat ini mampu terbang selama 90 menit. Pesawat ini adalah generasi ke empat dengan harga Rp 300 juta.

Salah satu cirinya adalah sayap yang cukup panjang. Selama ini pesawat tersebut dipergunakan untuk misi perkebunan untuk pemetaan lahan dan yang lainya.

“Juga bisa dipakai menghitung pohon,” ujarnya. Bahkan, pesawat tersebut sudah terjual dan dikomersilkan sejak tahun 2012. Saat ini sudah laku sekitar 70 buah.

Pesawat ini sendiri dibuat di Bandung. Bahkan, tim yang datang ke Bali kali ini adalah yang merancang sekaligus merakit pesawat tersebut.

Sebelum penerbangan juga dilakukan briefing kepada kru dengan pilot. Gagalnya penerbangan kemarin juga disebabkan adanya gangguan pada power sistem pesawat.

Posisi take off juga sempat pindah dari arah utara awalnya ke selatan karena perubahan arah angin. Penerbangan lanjutan gagal dilakukan kemarin karena cuaca terus memburuk.

Pihak tim tidak berani menerbangkan pesawat tersebut kalau cuaca mendung dan hujan. Ini karena pesawat membawa sensor .

Karena kalau hujan maka rekaman gas tidak akan maksimal karena terganggu air hujan. Dengan demikian akurasinya akan kurang. 

RadarBali.com – Misi tim Aero Terrasscan (ATS) Bandung bersama dengan PVMBG untuk menerbangkan drone gagal dilakukan kemarin.

Drone sempat tiga kali melakukan penerbangan. Penerbangan pertama dilakukan Sabtu lalu. Saat itu, drone sampai ke atas puncak Gunung Agung.

Bahkan, drone sempat memutar beberapa kali. Hanya saja karena saat penerbangan pertama tersebut drone tidak dilengkapi kamera hanya sensor gas maka ada keraguan kalau drone sudah sampai di sasaran.

Kemarin drone kembali terbang. Bahkan penerbangan dilakukan sebanyak dua kali. Penerbangan pertama dilakukan sekitar pukul 09.00. Tapi, gagal mencapai ketinggian.

Pesawat hanya mencapai ketinggian 2.500 meter dengan lama terbang sekitar 15 menit. Karena ada kerusakan pada bagian pesawat akhirnya pesawat kembali ke pangkalan.

Penerbangan kedua kembali dilakukan setelah pesawat sempat melakukan perbaikan. Penerbangan kedua dilakukan pukul 09.45 wita.

Namun penerbangan kali ini juga gagal dilakukan dan pesawat hanya mencapai ketinggian 1.300 meter.

Drone yang digunakan adalah jenis ATS AI 450. Pesawat ini mampu terbang selama 90 menit. Pesawat ini adalah generasi ke empat dengan harga Rp 300 juta.

Salah satu cirinya adalah sayap yang cukup panjang. Selama ini pesawat tersebut dipergunakan untuk misi perkebunan untuk pemetaan lahan dan yang lainya.

“Juga bisa dipakai menghitung pohon,” ujarnya. Bahkan, pesawat tersebut sudah terjual dan dikomersilkan sejak tahun 2012. Saat ini sudah laku sekitar 70 buah.

Pesawat ini sendiri dibuat di Bandung. Bahkan, tim yang datang ke Bali kali ini adalah yang merancang sekaligus merakit pesawat tersebut.

Sebelum penerbangan juga dilakukan briefing kepada kru dengan pilot. Gagalnya penerbangan kemarin juga disebabkan adanya gangguan pada power sistem pesawat.

Posisi take off juga sempat pindah dari arah utara awalnya ke selatan karena perubahan arah angin. Penerbangan lanjutan gagal dilakukan kemarin karena cuaca terus memburuk.

Pihak tim tidak berani menerbangkan pesawat tersebut kalau cuaca mendung dan hujan. Ini karena pesawat membawa sensor .

Karena kalau hujan maka rekaman gas tidak akan maksimal karena terganggu air hujan. Dengan demikian akurasinya akan kurang. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/