LOMBOK TIMUR – Bahasa asing masih menjadi kendala utama masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Padahal, penguasaan bahasa asing penting menopang pariwisata NTB yang menggeliat.
Cawagub NTB nomor 3 Hj Sitti Rohmi Djalilah ingin tiap kabupaten/kota di NTB memiliki kampung bahasa asing.
“Jadi konsepnya bukan seperti kursus. Pola pengembangan bahasa asing dengan membuat komunitas,” katanya, Senin (4/6).
Rohmi menjelaskan, komunitas ini yang kemudian membuat semacam kampung bahasa asing. Percakapan sehari-hari memakai Bahasa Inggris, Arab, Mandarin, dan bahasa asing lainnya.
“Karena menjadi kebutuhan komunikasi sehari-hari, maka kampung bahasa asing ini akan cepat berkembang,” sambungnya.
Pola kampung bahasa asing ini, sambung Rohmi, seperti yang dikembangkan kampung Inggris, di Pare, Jawa Timur. Bagaimana di kampung tersebut, dari mulai anak kecil, pedagang, pegawai, sampai petani percakapannya dengan bahasa Inggris.
“Beda kalau kita menggunakan model kursus. Tanpa diaplikasikan, susah berkembang,” imbuhnya.
Rektor Universitas Hamzanwadi ini menyebut, akan membentuk kampung bahasa asing di masing-masing kabupaten/kota. Bagi masyarakat NTB yang ingin memperdalam bahasa, cukup tinggal disana beberapa waktu, akan cepat menguasai bahasa asing.
“Kita ini kurang mau belajar bahasa asing, karena belum menganggap sebagai kebutuhan,” ucap kakak kandung Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi ini.
Lebih jauh, Rohmi membeberkan, hadirnya kampung bahasa asing akan menyokong Sumber Daya Manusia (SDM) warga NTB. Pasalnya, NTB saat ini menjadi destinasi wisata unggulan nasional. Jumlah wisatawan asing yang datang kian banyak.
“Tidak mungkin bisa memberi pelayanan yang baik bagi orang asing, sementara bahasa mereka kita tidak tahu,” terangnya.
Adanya kampung bahasa asing ini, tambah Rohmi, juga bisa dimanfaatkan oleh para pelajar dan mahasiswa memperdalam pengetahuan mengenai bahasa asing. Jika selama ini hanya mendapat teori di kelas, begitu masuk kampung bahasa asing bisa langsung praktik
“Tentu hadirnya kampung bahasa asing tidak bisa seperti sulapan. Kita harus susun instrumennya, di awal satu daerah bisa jadi pilot project,” ucapnya.
Rohmi yakin warga NTB memiliki SDM yang baik asalkan diarahkan. Adanya kampung bahasa asing akan membuat kendala bahasa asing terpecahkan.
Dengan begitu, ketika masuk ke berbagai sektor pekerjaan tidak lagi terganggu dengan bahasa asing. “Ya, intinya buat kami (Zul-Rohmi) SDM menjadi perhatian serius,” tegasnya. (dan)