27.1 C
Jakarta
1 Mei 2024, 7:59 AM WIB

Gelar Silaturahmi, Alumni SPAGSA 89 Juga Berbagi

MOJOKERTO – Ada yang menarik dari rangkaian kegiatan Spagsa 89 yang digelar beberapa waktu lalu.

Tidak hanya temu kangen atau silaturahmi saja, tetapi juga ada misi berbagi tali asih kepada sesama alumni Sekolah Pendidikan Guru Negeri 1 Surabaya lulusan tahun 1989.

Cak Koes, salah seorang alumni Spagsa 89 menyampaikan, ini dilakukan supaya kegiatan tidak hanya menampilkan senang-senang saja. “Kita juga perlu menyentuh kawan-kawan kita yang sedang membutuhkan,” kata pemilik nama Kuswanto ini.

Dengan begitu semoga terjalin hubungan kekeluargaan yang makin harmonis satu sama lain yang dalam istilah Spagsa 89 lebih dikenal dengan kata grombyangan.

Sehingga tidak ada jarak di antara sesama alumni Spagsa 89. Rangkaian kegiatan diawali dengan masa penggalian dana dari alumni Spagsa 89.

Selanjutnya, pemberian tali asih kepada sesama alumni Spagsa 89 dilakukan pada bulan Ramadhan lalu.

Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan agenda utama Halal Bihalal Spagsa 89 yang diselenggarakan pada Minggu (23/6) lalu di kediaman salah seorang alumni Spagsa 89, Sakuwan di Trowulan Mojokerto.

“Saya sangat bangga melihat kebersamaan kita ini,” kata Abah, sapaan akrab Sakuwan saat menyampaikan kata sambutan selaku tuan rumah halal bihalal.

Dalam sambutannya, Sakuwan juga menyampaikan apresiasinya yang sangat tinggi kepada kawan-kawannya sesama alumni Spagsa 89 yang bersedia hadir dari berbagai kota.

Tidak hanya dari Surabaya, ada yang dari Sidoarjo, Gresik, Jombang, Kediri, Ngawi. Bahkan ada yang dari Bandung dan Bali.

“Semuanya dari luar kota Mojokerto,” ucap Sakuwan, yang kini menjabat sebagai Kepala SDN Jatipasar Trowulan Mojokerto ini.

Lebih lanjut, Sakuwan menghimbau kepada sesama alumni Spagsa 89 untuk tetap saling menjaga kebersamaan ini.

Dikatakannya, tidak semua alumni Spagsa 89 berprofesi sebagai guru. Ada yang tentara, polisi, pengusaha, dan pegawai swasta.

Dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda ini, alumni Spagsa 89 harus saling menguatkan satu sama lain.   

Sementara itu, dalam kesempatan Halal Bihalal Spagsa 89 ini, Muji Setyowati yang kini menjadi guru di SDN Dupak 1 Surabaya pun mengungkapkan pentingnya kebersamaan dalam seduluran saklawase, tanpa memandang jabatan, pangkat dan golongan.

“Kita semua dulur,” kata Muji, seraya menambahkan, dalam setiap kegiatan Spagsa 89 selalu berprinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita.   

Kehangatan suasana Halal Bihalal Spagsa 89 ini disemarakkan pula dengan beragam acara dan game-game menarik.

Ada lomba merangkai puzzle bergambar foto kawan dan lomba seru lainnya. Tidak ketinggalan keseruan dalam bernyanyi dan berjoged bersama.

Gelak tawa, canda dan gojlokan makin mengakrabkan sesama alumni Spagsa 89. Sessi foto bersama menjadi momen terpenting yang tak boleh terlewatkan.

“Mumpung ketemu dulur lawas,” ujar Imam Setyo Hidayat, yang kini mengabdikan diri sebagai guru di SDN Kendangsari II Surabaya.   

Imam menambahkan, tidak semua kawannya berkesempatan hadir dalam Halal Bihalal Spagsa 89 ini.

Ia menyebutkan, Prasetyo Edi Tunggal dan Wonaji misalnya, tidak dapat hadir karena bersamaan dengan kesibukan tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan.

Senada dengan Imam, Selvi Maria juga membeber sejumlah nama kawan yang berhalangan hadir, seperti Agus Arifin, Achmad Rifai, Suhadi, Suherno, Ibrahim, Sony, Laila Mufida, Mujiani, Milka Suliyani, dan beberapa kawannya yang lain.

Sedangkan Ochin alias Solikin dikabarkan tidak bisa hadir karena sakit. Menimpali yang disampaikan Selvi Maria, Cak Ndan alias Susanto yang selama ini cukup peduli dengan kegiatan-kegiatan Spagsa 89 mengharapkan peran serta yang lebih bagus lagi kawan-kawan alumni Spagsa 89.

“Kita wujudkan seduluran saklawase yang benar-benar nyata di Spagsa 89,” harap Cak Ndan.  Sebagaimana slogan grombyangan, Spagsa 89 Yesssss, Liyane Mbuuuhhh. (*/rba)  

 

 

MOJOKERTO – Ada yang menarik dari rangkaian kegiatan Spagsa 89 yang digelar beberapa waktu lalu.

Tidak hanya temu kangen atau silaturahmi saja, tetapi juga ada misi berbagi tali asih kepada sesama alumni Sekolah Pendidikan Guru Negeri 1 Surabaya lulusan tahun 1989.

Cak Koes, salah seorang alumni Spagsa 89 menyampaikan, ini dilakukan supaya kegiatan tidak hanya menampilkan senang-senang saja. “Kita juga perlu menyentuh kawan-kawan kita yang sedang membutuhkan,” kata pemilik nama Kuswanto ini.

Dengan begitu semoga terjalin hubungan kekeluargaan yang makin harmonis satu sama lain yang dalam istilah Spagsa 89 lebih dikenal dengan kata grombyangan.

Sehingga tidak ada jarak di antara sesama alumni Spagsa 89. Rangkaian kegiatan diawali dengan masa penggalian dana dari alumni Spagsa 89.

Selanjutnya, pemberian tali asih kepada sesama alumni Spagsa 89 dilakukan pada bulan Ramadhan lalu.

Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan agenda utama Halal Bihalal Spagsa 89 yang diselenggarakan pada Minggu (23/6) lalu di kediaman salah seorang alumni Spagsa 89, Sakuwan di Trowulan Mojokerto.

“Saya sangat bangga melihat kebersamaan kita ini,” kata Abah, sapaan akrab Sakuwan saat menyampaikan kata sambutan selaku tuan rumah halal bihalal.

Dalam sambutannya, Sakuwan juga menyampaikan apresiasinya yang sangat tinggi kepada kawan-kawannya sesama alumni Spagsa 89 yang bersedia hadir dari berbagai kota.

Tidak hanya dari Surabaya, ada yang dari Sidoarjo, Gresik, Jombang, Kediri, Ngawi. Bahkan ada yang dari Bandung dan Bali.

“Semuanya dari luar kota Mojokerto,” ucap Sakuwan, yang kini menjabat sebagai Kepala SDN Jatipasar Trowulan Mojokerto ini.

Lebih lanjut, Sakuwan menghimbau kepada sesama alumni Spagsa 89 untuk tetap saling menjaga kebersamaan ini.

Dikatakannya, tidak semua alumni Spagsa 89 berprofesi sebagai guru. Ada yang tentara, polisi, pengusaha, dan pegawai swasta.

Dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda ini, alumni Spagsa 89 harus saling menguatkan satu sama lain.   

Sementara itu, dalam kesempatan Halal Bihalal Spagsa 89 ini, Muji Setyowati yang kini menjadi guru di SDN Dupak 1 Surabaya pun mengungkapkan pentingnya kebersamaan dalam seduluran saklawase, tanpa memandang jabatan, pangkat dan golongan.

“Kita semua dulur,” kata Muji, seraya menambahkan, dalam setiap kegiatan Spagsa 89 selalu berprinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita.   

Kehangatan suasana Halal Bihalal Spagsa 89 ini disemarakkan pula dengan beragam acara dan game-game menarik.

Ada lomba merangkai puzzle bergambar foto kawan dan lomba seru lainnya. Tidak ketinggalan keseruan dalam bernyanyi dan berjoged bersama.

Gelak tawa, canda dan gojlokan makin mengakrabkan sesama alumni Spagsa 89. Sessi foto bersama menjadi momen terpenting yang tak boleh terlewatkan.

“Mumpung ketemu dulur lawas,” ujar Imam Setyo Hidayat, yang kini mengabdikan diri sebagai guru di SDN Kendangsari II Surabaya.   

Imam menambahkan, tidak semua kawannya berkesempatan hadir dalam Halal Bihalal Spagsa 89 ini.

Ia menyebutkan, Prasetyo Edi Tunggal dan Wonaji misalnya, tidak dapat hadir karena bersamaan dengan kesibukan tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan.

Senada dengan Imam, Selvi Maria juga membeber sejumlah nama kawan yang berhalangan hadir, seperti Agus Arifin, Achmad Rifai, Suhadi, Suherno, Ibrahim, Sony, Laila Mufida, Mujiani, Milka Suliyani, dan beberapa kawannya yang lain.

Sedangkan Ochin alias Solikin dikabarkan tidak bisa hadir karena sakit. Menimpali yang disampaikan Selvi Maria, Cak Ndan alias Susanto yang selama ini cukup peduli dengan kegiatan-kegiatan Spagsa 89 mengharapkan peran serta yang lebih bagus lagi kawan-kawan alumni Spagsa 89.

“Kita wujudkan seduluran saklawase yang benar-benar nyata di Spagsa 89,” harap Cak Ndan.  Sebagaimana slogan grombyangan, Spagsa 89 Yesssss, Liyane Mbuuuhhh. (*/rba)  

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/