28.2 C
Jakarta
21 November 2024, 18:14 PM WIB

Aksi Sosial, Pertiwi Bali Kumpulkan 45 Kantong Darah

DENPASAR – Selain merenggut 719 korban jiwa hingga Sabtu (6/2/2021), virus SARS-CoV-2 alias Covid-19 juga memicu kelangkaan stok darah.

Merespons kondisi tersebut, Pertiwi Indonesia, salah satu organisasi perempuan terdepan di NKRI, menggelar kegiatan sosial donor darah.

Aksi kepedulian yang berhasil mengumpulkan 45 kantong darah dari 60 orang calon pendonor itu berlangsung di Kantor BPR Lestari Pesanggaran, Denpasar.

Menerapkan protokol kesehatan (prokes) super ketat, Pertiwi Indonesia bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali.

Ketua Divisi Sosial Pertiwi Indonesia Bali, Titiek Soe yang memprakarsai aksi sosial tersebut menyatakan PMI sangat memerlukan banyak darah, khususnya di masa pandemi.

“Kami tergerak untuk saling bahu-membahu dengan PMI dan kebetulan BPR Lestari ketika kami ajak untuk bekerja sama dalam kegiatan sosial ini sangat menyambut baik.

Ini juga salah satu bentuk dukungan kami kepada pemerintah daerah dan masyarakat Bali pada umumnya,” ucap Titiek Soe.

Titik Soe menekankan Pertiwi Indonesia Bali akan selalu berjalan berdampingan dengan pemerintah. Buktinya, meski kondisi saat ini tak mudah, pihaknya tak patah semangat berkegiatan sosial.

“Hal ini terbukti dengan antusiasnya peserta donor yang mencapai 60 orang. Terpaksa kami harus batasi karena harus menerapkan prokes yang ketat.

Peserta kami batasi menjadi beberapa kloter untuk menghindari kerumunan. Kami pun menyediakan petugas yang bertanggung jawab

untuk prokes yang mandatori dikerjakan masing-masing orang termasuk kami sebagai pelaksana dan tim dokter dari PMI,” jelasnya.

Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Provinsi Bali dr. I Gede Wiryana Patra Jaya tak menampik stok darah di Bali sangat tipis.

“Stok darah saat ini per Januari 2021 mencapai 2.400 kantong dari 3.000 kantong permintaan. Setiap hari kami harus menyiapkan 120-150 kantong darah.

Jadi, pemenuhan kebutuhan darah sekitar 76 persen. Darah yang jumlah pendonornya sedikit adalah darah golongan AB dan darah rhesus negatif,” tandasnya.

Imbuhnya, UTD PMI Bali bertugas mengambil darah dari pendonor kemudian mengolahnya hingga menjadi produk darah bermutu dan aman bagi pasien.

Kantong darah UTD PMI jelasnya hanya boleh dipesan oleh rumah sakit atau klinik serta harus disertai surat permintaan. “Jadi kami tidak melayani permintaan pribadi,” tegasnya.

Terkait syarat pendonor, Patra Jaya merinci harus berumur minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun bagi pendonor perdana.

Sebelum menyumbang darah, pendonor disarankan mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan seimbang sesuai kebutuhan tubuh.

“Jangan begadang sebelum berdonor. Harus jujur kepada petugas bila ada menderita penyakit tertentu. Melaksanakan protokol kesehatan 3M dan tentunya ada riwayat kontak

dengan penderita Covid-19. Kami juga memiliki sistem door to door, di mana PMI akan ke lokasi acara donor darah dengan minimal peserta 10 orang,” ungkapnya.

Kepala Cabang BPR Lestari Renon, Dewi Yuniati menegaskan pihaknya sangat mendukung aksi sosial Pertiwi Bali Peduli.

“Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan dilakukan secara berkelanjutan. Kami ingin lebih dekat dengan masyarakat tentunya.

Untuk itulah mengapa BPR Lestari menyambut positif kegiatan sosial ini karena memang pada kenyataannya di masa pandemi ini banyak sekali masyarakat yang membutuhkan darah,” ujarnya.

Ir. Hannah Marisa F Siregar, Ketua Pertiwi Bali mengajak masyarakat untuk tidak takut donor darah. Ungkapnya, kegiatan donor darah, khususnya yang difasilitas PMI sangat memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.

“Jika ada berita bahwa donor darah nanti bisa terkena Covid-19 itu info yang salah. Justru sekarang kita semua harus bergandengan

tangan bahu-membahu menolong sesama karena kita bisa membantu menyelamatkan nyawa orang lain tanpa kita sadari,” tegasnya.

Hannah optimis bakti sosial Pertiwi Bali mampu menjadi kegiatan berkesinambungan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Ditambahkannya Pertiwi Indonesia adalah pelopor Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia (GDDPI). Oleh sebab itu pihaknya wajib bahu-membahu menyukseskan program tersebut.

“Saya sebagai Ketua Pertiwi Indonesia Bali mengucapkan terima kasih atas dukungan para pendonor, PMI Bali, dan BPR Lestari yang mendukung kegiatan sosial Pertiwi Bali ini.

Semoga kerjasama ini bisa terus berlanjut untuk kepentingan orang banyak. Kami Pertiwi Bali akan terus bergerak membangun perempuan-perempuan tangguh dan kecintaan

pada negeri dan bangsa pada organisasi kami dan tentunya masyarakat Bali umumnya. Banyak program yang sudah berjalan dan sedang kami susun ke depan dan akan segera dilaksanakan,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui Pertiwi Indonesia yang kini berkembang menjadi 17 cabang organisasi dengan wilayah cakupan meliputi Indonesia, Eropa, dan Amerika merupakan salah satu inisiator GDDPI.

GDDPI diprakarasai Yanti Erlangga, istri Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Indonesia dan dideklarasikan September 2020. Selain Pertiwi Indonesia,

turut terlibat 7 organisasi perempuan Indonesia lain, yakni Perempuan Jenggala, Dharma Wanita Persatuan, PP LIPI, PUN, YBI, PSKD, dan Geronimo. (rba)

DENPASAR – Selain merenggut 719 korban jiwa hingga Sabtu (6/2/2021), virus SARS-CoV-2 alias Covid-19 juga memicu kelangkaan stok darah.

Merespons kondisi tersebut, Pertiwi Indonesia, salah satu organisasi perempuan terdepan di NKRI, menggelar kegiatan sosial donor darah.

Aksi kepedulian yang berhasil mengumpulkan 45 kantong darah dari 60 orang calon pendonor itu berlangsung di Kantor BPR Lestari Pesanggaran, Denpasar.

Menerapkan protokol kesehatan (prokes) super ketat, Pertiwi Indonesia bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali.

Ketua Divisi Sosial Pertiwi Indonesia Bali, Titiek Soe yang memprakarsai aksi sosial tersebut menyatakan PMI sangat memerlukan banyak darah, khususnya di masa pandemi.

“Kami tergerak untuk saling bahu-membahu dengan PMI dan kebetulan BPR Lestari ketika kami ajak untuk bekerja sama dalam kegiatan sosial ini sangat menyambut baik.

Ini juga salah satu bentuk dukungan kami kepada pemerintah daerah dan masyarakat Bali pada umumnya,” ucap Titiek Soe.

Titik Soe menekankan Pertiwi Indonesia Bali akan selalu berjalan berdampingan dengan pemerintah. Buktinya, meski kondisi saat ini tak mudah, pihaknya tak patah semangat berkegiatan sosial.

“Hal ini terbukti dengan antusiasnya peserta donor yang mencapai 60 orang. Terpaksa kami harus batasi karena harus menerapkan prokes yang ketat.

Peserta kami batasi menjadi beberapa kloter untuk menghindari kerumunan. Kami pun menyediakan petugas yang bertanggung jawab

untuk prokes yang mandatori dikerjakan masing-masing orang termasuk kami sebagai pelaksana dan tim dokter dari PMI,” jelasnya.

Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Provinsi Bali dr. I Gede Wiryana Patra Jaya tak menampik stok darah di Bali sangat tipis.

“Stok darah saat ini per Januari 2021 mencapai 2.400 kantong dari 3.000 kantong permintaan. Setiap hari kami harus menyiapkan 120-150 kantong darah.

Jadi, pemenuhan kebutuhan darah sekitar 76 persen. Darah yang jumlah pendonornya sedikit adalah darah golongan AB dan darah rhesus negatif,” tandasnya.

Imbuhnya, UTD PMI Bali bertugas mengambil darah dari pendonor kemudian mengolahnya hingga menjadi produk darah bermutu dan aman bagi pasien.

Kantong darah UTD PMI jelasnya hanya boleh dipesan oleh rumah sakit atau klinik serta harus disertai surat permintaan. “Jadi kami tidak melayani permintaan pribadi,” tegasnya.

Terkait syarat pendonor, Patra Jaya merinci harus berumur minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun bagi pendonor perdana.

Sebelum menyumbang darah, pendonor disarankan mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan seimbang sesuai kebutuhan tubuh.

“Jangan begadang sebelum berdonor. Harus jujur kepada petugas bila ada menderita penyakit tertentu. Melaksanakan protokol kesehatan 3M dan tentunya ada riwayat kontak

dengan penderita Covid-19. Kami juga memiliki sistem door to door, di mana PMI akan ke lokasi acara donor darah dengan minimal peserta 10 orang,” ungkapnya.

Kepala Cabang BPR Lestari Renon, Dewi Yuniati menegaskan pihaknya sangat mendukung aksi sosial Pertiwi Bali Peduli.

“Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan dilakukan secara berkelanjutan. Kami ingin lebih dekat dengan masyarakat tentunya.

Untuk itulah mengapa BPR Lestari menyambut positif kegiatan sosial ini karena memang pada kenyataannya di masa pandemi ini banyak sekali masyarakat yang membutuhkan darah,” ujarnya.

Ir. Hannah Marisa F Siregar, Ketua Pertiwi Bali mengajak masyarakat untuk tidak takut donor darah. Ungkapnya, kegiatan donor darah, khususnya yang difasilitas PMI sangat memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.

“Jika ada berita bahwa donor darah nanti bisa terkena Covid-19 itu info yang salah. Justru sekarang kita semua harus bergandengan

tangan bahu-membahu menolong sesama karena kita bisa membantu menyelamatkan nyawa orang lain tanpa kita sadari,” tegasnya.

Hannah optimis bakti sosial Pertiwi Bali mampu menjadi kegiatan berkesinambungan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Ditambahkannya Pertiwi Indonesia adalah pelopor Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia (GDDPI). Oleh sebab itu pihaknya wajib bahu-membahu menyukseskan program tersebut.

“Saya sebagai Ketua Pertiwi Indonesia Bali mengucapkan terima kasih atas dukungan para pendonor, PMI Bali, dan BPR Lestari yang mendukung kegiatan sosial Pertiwi Bali ini.

Semoga kerjasama ini bisa terus berlanjut untuk kepentingan orang banyak. Kami Pertiwi Bali akan terus bergerak membangun perempuan-perempuan tangguh dan kecintaan

pada negeri dan bangsa pada organisasi kami dan tentunya masyarakat Bali umumnya. Banyak program yang sudah berjalan dan sedang kami susun ke depan dan akan segera dilaksanakan,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui Pertiwi Indonesia yang kini berkembang menjadi 17 cabang organisasi dengan wilayah cakupan meliputi Indonesia, Eropa, dan Amerika merupakan salah satu inisiator GDDPI.

GDDPI diprakarasai Yanti Erlangga, istri Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Indonesia dan dideklarasikan September 2020. Selain Pertiwi Indonesia,

turut terlibat 7 organisasi perempuan Indonesia lain, yakni Perempuan Jenggala, Dharma Wanita Persatuan, PP LIPI, PUN, YBI, PSKD, dan Geronimo. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/