29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:56 AM WIB

Undiknas Prita Laboratory, Proyek Unggulan Bantu Ekonomi Petani

DENPASAR – Perkembangan teknologi di era digital seperti sekarang ini bertumbuh semakin cepat dari hari ke hari.

Dalam perkembangannya, teknologi ini akan membantu pekerjaan manusia. Melalui platformnya yakni Techno-researchpreneur University,

Undiknas senantiasa selalu adaptif dan responsif terhadap modernisasi dan digitalisasi pengembangan produk yang berdaya guna bagi masyarakat.

Sebagai perguruan tinggi yang memiliki Program Studi Teknologi Informasi, Undiknas merespon hal tersebut dengan membangun laboratorium pertanian yang berbasis teknologi (pertanian presisi).

Pembangunan laboratorium ini di inisiasi oleh Rektor Undiknas, Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos.,M.M., sebagai sebuah ruang bagi dosen-dosen Prodi Teknologi Informasi untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Laboratorium ini kemudian dikenal dengan sebutan Precision Agriculture Laboratory (PRITA Laboratory).

Undiknas tidak memiliki Program Studi Pertanian, tetapi mampu dalam mengembangkan teknologi yang yang berdaya guna untuk membantu masyarakat.

Pertanian Presisi mampu menghasilkan berkelipatan lebih banyak daripada sistem konvensional, tidak terpengaruh oleh lingkungan sehingga petani dapat bertani tanpa terikat musim, menarik untuk dilihat, bebas pestisida dan zat kimia berbahaya.

PRITA Laboratory dirancang dalam dua jenis Smart Farming 4.0 untuk kulturisasi tanaman buah dan tanaman sayur.

Sistem ini dibangun berbasis teknologi Hydroponic Bato Bucket Systems dan Aeroponic Verticulture yang keduanya diimplementasikan dalam kategori fragmented media beds.

Metode kulturasi fragmented media beds, khususnya Bato Bucket dan Aroponic Verticulture memiliki banyak keunggulan dalam hal kontrol penyakit, efesiensi dan kemudahan pemeliharaan.

Sistem ini merupakan sistem kulturisasi yang paling bergantung pada adanya teknologi kontrol dan otomatisasi agar dapat beroperasi secara optimal.

Oleh karena itu, PRITA Laboratory berfokus untuk menyediakan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan di kedua sistem tersebut.

PRITA Laboratory merupakan produk unggulan Undiknas untuk membantu ekonomi petani yang ada di Desa Binaan Undiknas.

Petani di Desa Penebel Kabupaten Tabanan akan dipermudah dari segi perawatan dan pemeliharan tanaman.

Selain itu, PRITA juga menargetkan luaran berupa artikel penelitian serta produk berupa purwarupa siap uji yang berkaitan dengan piranti cerdas,

emebedded system, artificial intelligent, expert system, serta sistem mandiri energi yang menggunakan sumber energi terbarukan untuk mentenagai kulturasi pangan. (rba)

DENPASAR – Perkembangan teknologi di era digital seperti sekarang ini bertumbuh semakin cepat dari hari ke hari.

Dalam perkembangannya, teknologi ini akan membantu pekerjaan manusia. Melalui platformnya yakni Techno-researchpreneur University,

Undiknas senantiasa selalu adaptif dan responsif terhadap modernisasi dan digitalisasi pengembangan produk yang berdaya guna bagi masyarakat.

Sebagai perguruan tinggi yang memiliki Program Studi Teknologi Informasi, Undiknas merespon hal tersebut dengan membangun laboratorium pertanian yang berbasis teknologi (pertanian presisi).

Pembangunan laboratorium ini di inisiasi oleh Rektor Undiknas, Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos.,M.M., sebagai sebuah ruang bagi dosen-dosen Prodi Teknologi Informasi untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Laboratorium ini kemudian dikenal dengan sebutan Precision Agriculture Laboratory (PRITA Laboratory).

Undiknas tidak memiliki Program Studi Pertanian, tetapi mampu dalam mengembangkan teknologi yang yang berdaya guna untuk membantu masyarakat.

Pertanian Presisi mampu menghasilkan berkelipatan lebih banyak daripada sistem konvensional, tidak terpengaruh oleh lingkungan sehingga petani dapat bertani tanpa terikat musim, menarik untuk dilihat, bebas pestisida dan zat kimia berbahaya.

PRITA Laboratory dirancang dalam dua jenis Smart Farming 4.0 untuk kulturisasi tanaman buah dan tanaman sayur.

Sistem ini dibangun berbasis teknologi Hydroponic Bato Bucket Systems dan Aeroponic Verticulture yang keduanya diimplementasikan dalam kategori fragmented media beds.

Metode kulturasi fragmented media beds, khususnya Bato Bucket dan Aroponic Verticulture memiliki banyak keunggulan dalam hal kontrol penyakit, efesiensi dan kemudahan pemeliharaan.

Sistem ini merupakan sistem kulturisasi yang paling bergantung pada adanya teknologi kontrol dan otomatisasi agar dapat beroperasi secara optimal.

Oleh karena itu, PRITA Laboratory berfokus untuk menyediakan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan di kedua sistem tersebut.

PRITA Laboratory merupakan produk unggulan Undiknas untuk membantu ekonomi petani yang ada di Desa Binaan Undiknas.

Petani di Desa Penebel Kabupaten Tabanan akan dipermudah dari segi perawatan dan pemeliharan tanaman.

Selain itu, PRITA juga menargetkan luaran berupa artikel penelitian serta produk berupa purwarupa siap uji yang berkaitan dengan piranti cerdas,

emebedded system, artificial intelligent, expert system, serta sistem mandiri energi yang menggunakan sumber energi terbarukan untuk mentenagai kulturasi pangan. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/