Sebagai Insan Perbendaharaan, saya selalu siap menerima perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuahan organisasi.
Saya sangat menyadari bahwa tugas yang saya emban adalah sangat mulia yakni “Menjaga Pundi Negeri” dan tugas tersebut merupakan amanat yang dibebankan pada unit Organisasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
dan sebagai Insan Perbendaharaan harus siap melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Dedikasi pengabdian dan Integritas selalu saya jaga untuk mewujudkan Visi dan Misi Ditjen Perbendaharaan yang saya cintai, adalah “Menjadi Pengelola Perbendaharaan yang Unggul di Tingkat Dunia”.
Seperti kita ketahui bersama Kementerian Keuangan mempunyai lima (5) Budaya Kerja Organisasi yakni :1 Informasi setiap hari, 2 Menit sebalum jadwal,
3 Salam setiap hari, 4 Rencanakan,Kerjakan, Monitor & Tindaklanjuti, 5 Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin.
Hal ini lebih dari satu dekade telah diinternalisasikan keseluruh jajaran Kementerian Keuangan dari pusat sampai kedaerah dan menjadi hal yang wajib bagi insan Kementerian Keuangan.
Budaya kerja ini berjalan selaras dengan 5 (lima) Nilai-nilai Kementerian Keuangan yaitu: Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan.
Pada tahun 2018 Ditjen Perbendaharaan juga telah meluncurkan dan melakukan internalisasi Budaya Kerja Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai pengejewantahan dari Nilai-nilai Kementerian Keuangan.
Adapun Budaya Kerja Ditjen Perbendaharaan tersebut adalah: Share & Care, Modern, Inovative, Learn, Effective & Eficient, dan Commitment (SMILEC)
dan merupakan penjabaran dari Nilai-nilai Kementerian Keuangan sehingga dapat menghasilkan kinerja pegawai yang terbaik dan unggul.
Hal ini sesuai dengan Misi Ditjen Perbendaharaan yakni: Menjadi Pengelola Perbendaharaan yang unggul di tingkat Dunia.
Dari hasil survei yang dilakukan instansi independen baik itu dari lembaga surpey maupun pihak kampus,
Ditjen Perbendaharaan selalu meraih peringkat pertama di Kementerian Keuangan selama 5 tahun terakhir ini berturut-turut.
Begitu juga dengan anti korupsi Ditjen Perbendaharaan telah beberapa kali mendapat apresiasi sebagai Instansi yang bebas dari KKN dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal ini yang menjadi pemicu saya akan selalu dan terus menerus meningkatkan kinerja agar dapat mempertahankan predikat tersebut bahkan
harus selalu ditingkatkan seiring dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pelayanan, Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut yang dilandasi dengan budaya kerja Ditjen Perbendaharaan diharapkan selalu dapat mewujudkan Pelayan Prima kepada mitra kerja.
Salah satu unsur yang sangat berperan untuk terwujudnya pelayanan prima adalah dengan cara Pengenalan Diri.
Pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga dapat melihat respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar.
Dalam arti lain Pengenalan diri adalah proses memahami totalitas yang ada pada diri kita. Mengenali diri sendiri adalah proses seumur hidup, seseorang tidak akan pernah selesai mengenali seluruh potensi yang ada dalam dirinya.
Setiap saat seseorang akan berkembang sesuai tuntutan jaman mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dan mungkin akan mendapatkan sesuatu yang baru yang dapat merubah perilaku dan sikapnya seiring perkembangan Ilmu dan Teknologi tersebut.
Ada tiga cara sederhana agar kita dapat mengenal dan memahami diri kita yaitu: 1. Refleksi diri atau mendengarkan diri sendiri,
dalam hal ini kita berusaha untuk mengenali bagaimana reaksi dan perasaan kita serta apa yang menyebabkan reaksi dan perasaan kita tersebut.
Dengan mencoba mengenali, menuliskan atau mengungkapkannya kepada orang lain, kita akan dapat semakin mempertajam pengenalan kita terhadap diri kita sendiri.
2. Mendengarkan orang lain, kita bias meminta umpan balik dari orang lain tentang pandangan mereka terhadap diri kita dan bagaimana reaksi kereka terhadap perilaku kita.
Dengan menerima umpan balik atau masukan dari orang lain kita akan semakin mengenali diri kita sendiri.
3. Pemeriksaan diri ke Psikologi, pemeriksaan psikologis adalah pemeriksaan kondisi mental seseorang, dan pemeriksaan psikologis wajib dilakukan oleh saksi ahli
yang berperan memberikan keterangan psikologis mengenai seseorang, pemerikasaan ini sangat penting agar kita dapat mengenali diri kita sendiri.
Mengenali diri sendiri merupakan salah satu upaya yang biasa dilakukan manusia sebagai makhluk istimewa, yang memiliki akal dan budi serta kehendak.
Mengenali diri sendiri adalah suatu keberhasilan memahami hal-hal yang penting tentang diri kita sendiri yang dapat membantu dalam membangun sikap baik dan positif,
serta dapat menerima dan mengembangkan diri sendiri seperti: kepribadian, watak, bakat dan potensi diri, serta dapat memetakan diri sendiri terhadap kekuatan dan kelemahan kita.
Penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap dirinya sendiri, dapat menerima keadaan dirinya secara bijak dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Mereka bebas dari rasa bersalah, rasa malu, dan rendah diri karena keterbatasannya, sehingga terbebas dari kecemasan akan adanya penilaian dari orang lain.
Setelah kita mengenal seutuhnya diri kita sendiri, maka kita akan mengetahui kekuatan dan kelemahan kita, serta akan muncul peluang dan tantangan.
Bagaimana sikap kita menghadapi hal tersebut agar selalu dapat mengembangkan diri untuk menciptakan peluang dari kelemahan kita, serta mampu berinovasi dan menemukan solusi terbaik dari tantangan yang ada.
Dengan demikian segala kesulitan akan selalu terselesaikan dengan baik, dan kita dapat melaksakan tugas-tugas kita sesuai norma yang ada bahkan melebihi dari standar yang ditetapka oleh pimpinan.
Terkait dengan Pelayanan Prima yang menjadi kewajiban dalam pelayanan terhadap mitra kerja sudah sangat pasti terlaksana dengan baik,
karena dalam diri kita sudah tertanam maindset untuk selalu meng update ilmu pengetahuan terkait untuk menambah wawasan guna mendapatkan hasil kerja yang optimal.
Era sekarang ini kita tidak lagi dituntut dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai SOP, kita harus bisa berinovasi untuk mendapatkan nilai lebih dari target yang telah ditetapkan.
Target Kinerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan kita setiap tahunnya harus tercapai bahkan ditingkatkan dan capaiannya harus melampaui target.
Dengan pengenalan diri seutuhnya tersebut, kita tidak cukup lagi dengan kerja keras dan kerja cerdas saja, bahkan harus ditingkatkan lagi yakni dengan kerja Ikhlas untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Kerja Keras akan mendapatkan hasil kerja sesuai target atau sesuai SOP. Kerja Cerdas akan dapat menghasilkan nilai lebih dari target atau SOP,
dengan cara berinovasi, hal-hal apa yang dapat di hilangkan dan di kurangi yang tidak sesuai lagi, serta hal-hal apa yang dapat di tingkatkan dan di ciptakan untuk mendukung capaian kinerja yang dapat melebihi target.
Kerja Ikhlas menghasilkan nilai yang sangat luar biasa dengan cara mengoptimalkan aset diri, membersihkan hati dari unsur negative dan kemubaziran, maka bobot kerja akan menjadi lebih besar, usahakan timbulkan energi positif sebanyak banyaknya dalam lingkungan kerja.
Dengan demikian seberat apapun pekerjaan yang dibebankan kepada kita kalau sudah dikerjakan dengan hati yang ikhlas, pasti akan selesai dengan baik.
Terkait dengan pekerjaan tersebut, semua orang butuh pekerjaan, dan semua orang punya alasan untuk melakukan suatu pekerjaan yakni: alasan financial, alasan keluarga, alasan passion dan alasan legacy.
Ke empat alasan ini merupakan alasan dasar bagi setiap orang untuk melakukan sesuatu. Oleh sebab itu orang yang melakukan pekerjaan itu pasti mengharapkan hasil yang maksimal dari pekerjaannya.
Hal ini dapat terwujud dari hasil Pengenalan Diri kita sendiri. Demikianlah pentingnya pengenalan diri agar dapat melaksanakan tugas atau bekerja lebih optimal dan
dapat melayani mitra kerja kita secara prima, dan selalu meningkatkan kemampuan menuju kesempurnaan, untuk dapat menghasilkan (Output dan Outcome) yang lebih besar dari target yang ditetapkan.
Dengan demikian misi Ditjen Perbendaharaan “Menjadi Pengelola Perbendaharaan Yang Unggul di Tingkat Dunia” dapat terwujud.
Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam artikel ini terdapat kesalahan/kekeliruan dalam penulisan baik penyebutan nama maupun yang lainnya yang tidak sesuai dengan kaedahnya.
Terimakasih,
Penulis
I Putu Jembawan
Alamat: Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bali. (rba)