29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:37 AM WIB

Desa Ban Kubu Krisis Air Bersih, CCAI Salurkan Air Mineral Ades

AMLAPURA – East Bali Poverty Project di Desa Ban Kubu masih menyisakan persoalan air bersih dan MCK. Utamanya di Desa Ban bagian atas seperti di Dusun Pucang dan Cegi.

Hal ini diakui oleh I Komang Kurniawan, SH, Chairman dan Team Leader East Bali Poverty Project di Dusun Pucang, Desa Ban, Kubu, Jumat (24/1) kemarin.

Menurut Kurniawan, sejatinya banyak persoalan di Desa Ban. Hanya saja masalah air bersih paling mendesak dan harus diselesaikan secepatnya.

WC atau toilet juga perlu terus diberikan edukasi. Karena warga Ban bagian atas sendiri sangat jarang punya WC. Selama ini mereka masih buang hajat di kebun.

Sebagai catatan, di Desa Ban ada 15 Dusun. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan membina Pos Yandu. Pihaknya juga menyediakan tenaga kesehatan khusus dari yayasan yang dia miliki.

Banyak pihak memberikan bantuan kepada warga. Salah satunya dari Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI).

Awalnya warga dibantu dengan air tangki.

Namun, sekarang diberikan air mineral Ades yang merupakan produk CCAI. “Kenapa kita gunakan Ades agar air bersih ini bisa langsung dipergunakan untuk pembuatan bubur bayi di Pos Yandu,” jelas Kurniawan.

Karena untuk air di Ban masih menggunakan air hujan yang di tampung pada cubang. Warga juga masih terbiasa minum air mentah dari cubang tersebut.

Karena itu selain memberikan bantuan, pihaknya juga berupaya memberikan edukasi kepada warga. “Kalau saat musim kering warga Ban beli air tangki,” ujarnya.

Di mana untuk Desa Ban bagian atas per tangkinya bisa mencapai Rp 350 ribu. Ini dipergunakan untuk dua minggu per keluarga.

Harga air makin naik karena memang makin mahal akibat medan yang sangat sulit. Kondisi ini yang membuat biaya operasional mahal.

Pihak perusahaan sempat membantu mobil untuk operasional. Hanya saja, menurut Kurniawan, upaya ini dihentikan untuk sementara karena biaya operasionalnya tinggi.

Sementara untuk Pos Yandu di Ban, pihaknya membuat 27 Pos Yandu di masing masing dusun dan sampai sekarang sudah ada 20 Pos Yandu di Tianyar.

Yang menarik, ada data yang cukup mengejutkan di sampaikan Kurniawan. Awalnya dari hasil penelitian yang dilakukan ada 30 persen balita di Dusun Daya, Desa Ban, Kubu, yang meninggal dunia karena persoalan air bersih.

Dimana air cubang dari air hujan yang ditampung warga dipergunakan untuk minum bayi dan menyeduh susu atau bubur. “Karena itu kami beterima kasih Coca Cola bantu air mineral Ades,” ujarnya.

Kemarin tim CCAI datang ke Dusun Pucang Ban, untuk mengecek kondisi lapangan. Sekaligus mencari tahu apa saja yang bisa dibantu buat mereka.

Tim CCAI dipimpin langsung Armytanti Hanum Kasmito selaku Regional Corporate Affairs Manager didampingi Made Pranata Wibawa Ade Putera selaku Corporate Affairs Executive.

Hanum sendiri berharap penanganan  atau pemberian bantuan seperti ini dilakukan keroyokan oleh beberapa pengusaha. Sehingga bisa dilakukan penanganan secara menyeluruh. (rba)

 

AMLAPURA – East Bali Poverty Project di Desa Ban Kubu masih menyisakan persoalan air bersih dan MCK. Utamanya di Desa Ban bagian atas seperti di Dusun Pucang dan Cegi.

Hal ini diakui oleh I Komang Kurniawan, SH, Chairman dan Team Leader East Bali Poverty Project di Dusun Pucang, Desa Ban, Kubu, Jumat (24/1) kemarin.

Menurut Kurniawan, sejatinya banyak persoalan di Desa Ban. Hanya saja masalah air bersih paling mendesak dan harus diselesaikan secepatnya.

WC atau toilet juga perlu terus diberikan edukasi. Karena warga Ban bagian atas sendiri sangat jarang punya WC. Selama ini mereka masih buang hajat di kebun.

Sebagai catatan, di Desa Ban ada 15 Dusun. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan membina Pos Yandu. Pihaknya juga menyediakan tenaga kesehatan khusus dari yayasan yang dia miliki.

Banyak pihak memberikan bantuan kepada warga. Salah satunya dari Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI).

Awalnya warga dibantu dengan air tangki.

Namun, sekarang diberikan air mineral Ades yang merupakan produk CCAI. “Kenapa kita gunakan Ades agar air bersih ini bisa langsung dipergunakan untuk pembuatan bubur bayi di Pos Yandu,” jelas Kurniawan.

Karena untuk air di Ban masih menggunakan air hujan yang di tampung pada cubang. Warga juga masih terbiasa minum air mentah dari cubang tersebut.

Karena itu selain memberikan bantuan, pihaknya juga berupaya memberikan edukasi kepada warga. “Kalau saat musim kering warga Ban beli air tangki,” ujarnya.

Di mana untuk Desa Ban bagian atas per tangkinya bisa mencapai Rp 350 ribu. Ini dipergunakan untuk dua minggu per keluarga.

Harga air makin naik karena memang makin mahal akibat medan yang sangat sulit. Kondisi ini yang membuat biaya operasional mahal.

Pihak perusahaan sempat membantu mobil untuk operasional. Hanya saja, menurut Kurniawan, upaya ini dihentikan untuk sementara karena biaya operasionalnya tinggi.

Sementara untuk Pos Yandu di Ban, pihaknya membuat 27 Pos Yandu di masing masing dusun dan sampai sekarang sudah ada 20 Pos Yandu di Tianyar.

Yang menarik, ada data yang cukup mengejutkan di sampaikan Kurniawan. Awalnya dari hasil penelitian yang dilakukan ada 30 persen balita di Dusun Daya, Desa Ban, Kubu, yang meninggal dunia karena persoalan air bersih.

Dimana air cubang dari air hujan yang ditampung warga dipergunakan untuk minum bayi dan menyeduh susu atau bubur. “Karena itu kami beterima kasih Coca Cola bantu air mineral Ades,” ujarnya.

Kemarin tim CCAI datang ke Dusun Pucang Ban, untuk mengecek kondisi lapangan. Sekaligus mencari tahu apa saja yang bisa dibantu buat mereka.

Tim CCAI dipimpin langsung Armytanti Hanum Kasmito selaku Regional Corporate Affairs Manager didampingi Made Pranata Wibawa Ade Putera selaku Corporate Affairs Executive.

Hanum sendiri berharap penanganan  atau pemberian bantuan seperti ini dilakukan keroyokan oleh beberapa pengusaha. Sehingga bisa dilakukan penanganan secara menyeluruh. (rba)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/