JAKARTA – Turut dalam perayaan Hari Perempuan Internasional, lebih dari 125 siswi SMK dari 10 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Bojonegoro, Yogyakarta, Batam,
Bengkulu dan Denpasar) berpartisipasi dalam program edukasi kesiapan kerja bertajuk “Women Career Class: Fresh Graduates Starter Pack to Enter the World of Work” yang
digelar secara daring oleh PT Johnson & Johnson Indonesia (Johnson & Johnson Indonesia) bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI), Senin kemarin (8/3).
Program ini diinisiasi sebagai upaya untuk menginspirasi para pelajar perempuan tingkat akhir SMK untuk mengejar pendidikan tinggi dan karier
di bidang STEM2D (science, technology, engineering, math, manufacturing, dan design) serta membekali mereka dengan soft skill dasar untuk memasuki pasar kerja.
Johnson & Johnson secara global telah dikenal dalam memperjuangkan wanita dan memberikan mereka perangkat, sumber daya, dan peluang untuk berhasil dan maju baik
di tempat kerja maupun di rumah sejak perusahaan tersebut didirikan lebih dari 130 tahun yang lalu, ketika delapan dari 14 karyawan pertamanya merupakan karyawan wanita.
Sejak diluncurkannya inisiatif global WiSTEM2D (Women in Science, Technology, Engineering, Math, Manufacturing, and Design) pada tahun 2015 lalu,
perusahaan Johnson & Johnson berupaya menumbuhkan minat STEM2D wanita sejak usia dini dan membantu mereka terus tumbuh dan berkembang di bidang ini,
mempersiapkan dan memposisikan mereka untuk melanjutkan pendidikan dan karier yang lebih tinggi di bidang STEM2D.
Sumber daya ini dimaksudkan untuk mendorong dan melibatkan anak perempuan, keluarga, guru, dan pendukung mereka di berbagai belahan dunia.
Pandemi Covid-19 yang menerpa penduduk dunia dan terus melajunya proses adopsi teknologi oleh perusahaan telah mengakselerasi kehadiran pekerjaan masa depan.
Dalam The Future of Jobs Report 2020[1], World Economic Forum memprediksi 85 juta pekerjaan akan digantikan oleh teknologi automasi pada tahun 2025.
Situasi ini juga memunculkan peluang hadirnya 97 juta peran baru yang meliputi sejumlah klaster pekerjaan, seperti cloud computing, data & artificial intelligence (AI), engineering, product development, dan lainnya.
Dampak yang lebih dalam akan dirasakan oleh kaum perempuan mengingat proporsi mereka saat ini dalam klaster tersebut masih lebih rendah dibandingkan laki-laki,
yaitu 12% untuk cloud computing, 15% untuk engineering, 26% untuk data & AI, dan 35% untuk product development.[2]
Devy Yheanne, Country Leader of Communications and Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia mengungkapkan, riset tersebut mengindikasikan tren permintaan tenaga kerja di bidang STEM2D akan terus meningkat.
Sebagai perusahaan perawatan kesehatan terkemuka di dunia, Johnson & Johnson mengambil langkah inovatif dengan mengimplementasikan inisiatif WiSTEM2D (Women in Science, Technology, Engineering, Math, Manufacturing, and Design) secara global sejak tahun 2015.
“Melalui program ini, kami berkomitmen untuk memberdayakan perempuan muda di enam bidang tersebut sehingga mereka dapat meningkatkan representasi perempuan
di bidang sains dan teknik serta memiliki kesempatan tak terbatas untuk terlibat dalam mewujudkan perubahan positif di masyarakat.
Kami meyakini kaum perempuan dapat menjadi katalisator untuk mewujudkan individu, komunitas, dan dunia yang lebih sehat,” bebernya.
Pada Agustus 2020, Badan Pusat Statistik[3] mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,77 juta orang atau meningkat 37,61% dari tahun lalu.
Angka pengangguran ini masih didominasi oleh lulusan SMK sejak tiga tahun terakhir dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 13,55%.
Walau sempat turun pada tahun 2019, angka ini kembali melonjak dengan persentase yang paling besar dibanding angkatan kerja lulusan lainnya.
Kondisi ini semakin menegaskan komitmen Johnson & Johnson Indonesia untuk membantu generasi muda, khususnya siswi SMK, dalam memilih jalur pekerjaan masa depan yang tepat serta memasuki pasar kerja yang kompetitif dan dinamis.
“Semakin banyaknya generasi muda yang akan memasuki dunia kerja dan faktor kesenjangan keterampilan akan menghadapkan Indonesia pada permasalahan pengangguran muda
selama beberapa tahun ke depan. Melalui program ini, para pelajar SMK mendapat manfaat dari pengetahuan dan pengalaman riil seputar dunia kerja yang dibagikan oleh para relawan.
Kesempatan ini memberikan aspirasi baru bagi mereka untuk mulai membangun keterampilan baru yang dibutuhkan pemberi kerja dan membangun karier di bidang STEM2D yang sukses di masa depan.
Kami sangat antusias untuk berkolaborasi kembali dengan Johnson & Johnson Indonesia yang komitmennya sejalan dengan misi kami dan Junior Achievement
secara global dalam mempersiapkan generasi muda untuk berhasil dalam pekerjaan masa depan,” ujar Robert Gardiner, Co-Founder and Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia.
Melalui bincang inspiratif bersama dua karyawan perempuan Johnson & Johnson Indonesia, para peserta memperoleh wawasan bagaimana
merancang jalur karir impian mereka di bidang STEM2D serta memahami besarnya peluang dan kebutuhan akan partisipasi perempuan di dunia kerja.
Dalam kelas kesiapan kerja yang dipandu mentor PJI, mereka belajar membangun citra profesional untuk dapat menjadi kandidat yang menonjol dan menarik atensi calon pemberi kerja.
Mereka dilatih cara mengkomunikasikan potensi diri dalam surat lamaran kerja, curriculum vitae, profil situs jejaring sosial, dan sesi wawancara kerja.
Selama rangkaian edukasi kesiapan kerja ini, peserta didampingi oleh 40 karyawan Johnson & Johnson Indonesia yang terlibat aktif sebagai mentor untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inspirasi. (rba)