29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:10 AM WIB

Go Clean Our River Siap Digelar, Ini Aturan yang Wajib Diikuti Peserta

DENPASAR – Aksi bersih sungai bertema Go Clean Our River (GCOR) 2019 tinggal menghitung hari.

Tepatnya aksi yang digagas RadarBali.id (Jawa Pos Radar Bali) bakal digelar di hutan mangrove, Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar, Minggu (25/8) depan.

Acara yang melibatkan instansi pemerintah, TNI/Polri, pramuka, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat setempat ini akan diikuti 1.200-an peserta.

Sebelum aksi, panitia menggelar technical meeting (TM) di Hotel Haris, Jalan Cokroaminoto, Denpasar, Rabu (21/8) siang.

Saat TM, Ketua Panitia GCOR 2019 Didik D.Praptono menyatakan beberapa imbauan yang wajib dijalankan peserta aksi.

Di antaranya, untuk menjaga lokasi bersih-bersih jauh dari tambahan sampah plastik, para peserta tidak diperkenankan membawa plastik sekali pakai.

Oleh sebab itu, para peserta dilarang membawa makanan atau minuman berkemasan plastik. “Nah, untuk tempat penyimpanan air minum, peserta disarankan wajib membawa tumbler

untuk tempat air minum. Karena nanti panitia akan menyiapkan air untuk isi ulang. Selain itu panitia juga telah menyiapkan konsumsi untuk para peserta aksi

dengan bungkus ramah lingkungan,” kata Didik D.Praptono kepada puluhan perwakilan peserta yang hadir dalam acara TM.

Kedua, para peserta dilarang mematahkan ranting pohon bakau tanpa sepengetahuan pihak Tahura selama kegiatan bersih-bersih berlangsung.

Karena kegiatan ini misinya untuk menjaga kebersihan lingkungan. Ketiga, untuk kepentingan bersama, para peserta dilarang membawa atribut partai politik.

Keempat, terkait peralatan untuk betsih bersih, jika memungkinkan, para peserta diminta untuk membawa alat kerja seperti sapu, cangkul, garpu dan perangkat keamanan seperti sepatu boots jika punya.

Pasalnya, selama aksi panitia hanya menyediakan kurang lebih 50 pasang sepatu boots. Secara teknis, kegiatan bersih-bersih ini akan dimulai pukul 07.00 pagi.

“Namun peserta diminta tiba di lokasi kegiatan 30 menit sebelum kegiatan dimulai. Karena akan ada acara seremonial untuk pembukaan. Kemungkinan besar acara ini akan dibuka langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster,” bebernya.

“Kegiatan ini nantinya akan terbagi di enam titik. Tiap titik akan diisi oleh masing-masing kelompok,” tambahnya.

Sementara itu, Kasi Perlindungan dan Pengamanan Tahura Ngurah Rai, Dinas Kehutanan Provinsi Bali

I Ketut Subandi menyatakan, kondisi tiap lokasi bersih-bersih memiliki karakter berbeda.

Ada yang sulit ada juga yang ringan. Pada titik yang dianggap agak berat maka jumlah anggota yang ditempatkan akan banyak. 

Subandi menambahkan, hutan mangrove yang ada di lokasi bersih-bersih adalah hutan yang kerap digenangi air laut. Tergantung saat pasang dan surut. Dan lokasi ini agak berat.

“Di lokasi tersebut sampahnya akan terus bertambah karena kawasan itu berada di segitiga emas kawasan pariwisata,” katanya.

Beberapa sungai yang ada di sekitar mangrove juga membuat kiriman sampah plastik terus bertumpuk di lokasi meski terus dibersihkan.

“Ada sungai-sungai juga di sekitarnya sehingga aliran sungai juga mengaliri sampah hingga ke mangrove. 

Sumber sampah ini juga dari laut sekitar Denpasar sehingga sampah menumpuk di sana dan nyangkut di mangrove,” tandasnya. 

DENPASAR – Aksi bersih sungai bertema Go Clean Our River (GCOR) 2019 tinggal menghitung hari.

Tepatnya aksi yang digagas RadarBali.id (Jawa Pos Radar Bali) bakal digelar di hutan mangrove, Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar, Minggu (25/8) depan.

Acara yang melibatkan instansi pemerintah, TNI/Polri, pramuka, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat setempat ini akan diikuti 1.200-an peserta.

Sebelum aksi, panitia menggelar technical meeting (TM) di Hotel Haris, Jalan Cokroaminoto, Denpasar, Rabu (21/8) siang.

Saat TM, Ketua Panitia GCOR 2019 Didik D.Praptono menyatakan beberapa imbauan yang wajib dijalankan peserta aksi.

Di antaranya, untuk menjaga lokasi bersih-bersih jauh dari tambahan sampah plastik, para peserta tidak diperkenankan membawa plastik sekali pakai.

Oleh sebab itu, para peserta dilarang membawa makanan atau minuman berkemasan plastik. “Nah, untuk tempat penyimpanan air minum, peserta disarankan wajib membawa tumbler

untuk tempat air minum. Karena nanti panitia akan menyiapkan air untuk isi ulang. Selain itu panitia juga telah menyiapkan konsumsi untuk para peserta aksi

dengan bungkus ramah lingkungan,” kata Didik D.Praptono kepada puluhan perwakilan peserta yang hadir dalam acara TM.

Kedua, para peserta dilarang mematahkan ranting pohon bakau tanpa sepengetahuan pihak Tahura selama kegiatan bersih-bersih berlangsung.

Karena kegiatan ini misinya untuk menjaga kebersihan lingkungan. Ketiga, untuk kepentingan bersama, para peserta dilarang membawa atribut partai politik.

Keempat, terkait peralatan untuk betsih bersih, jika memungkinkan, para peserta diminta untuk membawa alat kerja seperti sapu, cangkul, garpu dan perangkat keamanan seperti sepatu boots jika punya.

Pasalnya, selama aksi panitia hanya menyediakan kurang lebih 50 pasang sepatu boots. Secara teknis, kegiatan bersih-bersih ini akan dimulai pukul 07.00 pagi.

“Namun peserta diminta tiba di lokasi kegiatan 30 menit sebelum kegiatan dimulai. Karena akan ada acara seremonial untuk pembukaan. Kemungkinan besar acara ini akan dibuka langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster,” bebernya.

“Kegiatan ini nantinya akan terbagi di enam titik. Tiap titik akan diisi oleh masing-masing kelompok,” tambahnya.

Sementara itu, Kasi Perlindungan dan Pengamanan Tahura Ngurah Rai, Dinas Kehutanan Provinsi Bali

I Ketut Subandi menyatakan, kondisi tiap lokasi bersih-bersih memiliki karakter berbeda.

Ada yang sulit ada juga yang ringan. Pada titik yang dianggap agak berat maka jumlah anggota yang ditempatkan akan banyak. 

Subandi menambahkan, hutan mangrove yang ada di lokasi bersih-bersih adalah hutan yang kerap digenangi air laut. Tergantung saat pasang dan surut. Dan lokasi ini agak berat.

“Di lokasi tersebut sampahnya akan terus bertambah karena kawasan itu berada di segitiga emas kawasan pariwisata,” katanya.

Beberapa sungai yang ada di sekitar mangrove juga membuat kiriman sampah plastik terus bertumpuk di lokasi meski terus dibersihkan.

“Ada sungai-sungai juga di sekitarnya sehingga aliran sungai juga mengaliri sampah hingga ke mangrove. 

Sumber sampah ini juga dari laut sekitar Denpasar sehingga sampah menumpuk di sana dan nyangkut di mangrove,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/