DENPASAR – Meski masih banyak kosmetik ilegal yang terjaring razia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan sepanjang tahun 2018, ternyata tidak sedikit juga wanita Indonesia yang tidak tergiur oleh kosmetik ilegal.
Dari survei 17.000 lebih wanita Indonesia pelanggan klinik kecantikan yang terangkum dalam ZAP Beauty Index, terungkap 64 persen lebih wanita Indonesia lebih mementingkan keamanan produk kecantikan ketimbang harga murah.
Makanya tidak heran kalau 27 persen wanita usia 36-55 tahun berharap pelaku industri kecantikan mencantumkan label halal di setiap produk yang dikeluarkan.
Sebaliknya, gadis remaja dibawah 18 tahun, masih lebih mementingkan harga murah ketimbang keamanan kosmetik.
ZAP Beauty Index juga memotret sisi ekonomi dari 17.000 wanita Indonesia pelanggan klinik kecantikan.
Hanya 21 persen wanita yang membeli kosmetik dari media sosial, dan 54 persen lebih masih memilih membeli kosmetik di gerai resmi.
Dan kartu debit ternyata alat pembayaran yang paling sering digunakan oleh wanita Indonesia dalam berbelanja produk kecantikan, mengalahkan pembayaran dengan menggunakan uang tunai dan kartu kredit.
“Ini adalah survei konsumen industri kecantikan paling lengkap dan komprehensif pertama di Indonesia,” ujar Bima Marzuki, konsultan public relations ZAP Clinic.
Menurutnya, hasil temuan diatas hanya sebagian kecil dari puluhan temuan lainnya yang ada dalam ZAP Beauty Index.
Hasil survei ini juga memperlihatkan data-data lain seperti brand skincare asal negara mana yang paling favorit, apa yang paling diharapkan konsumen dari produk kecantikan,
media yang menjadi referensi utama untuk mencari produk, sampai berapa banyak pengeluaran bulanan wanita generasi milenial vs generasi X untuk perawatan kecantikan.