28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:54 AM WIB

Wujudkan Mustika Rasa Bung Karno,Banteng Badung Gelar Festival Kuliner

MANGUPURA – Ada cara unik yang dilakukan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Badung merayakan Hari Jadi ke-47 sekaligus melawan virus corona dan Afrika Swine Fever (ASF) alias virus flu Afrika.

Tema HUT yang dirancang DPP PDI Perjuangan, yakni Solid Bergerak, Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional dikemas lewat festival kuliner Bali, Minggu (23/2) sore.

Berbagai sajian istimewa diracik di Sekretariat DPC PDIP Badung mulai pukul 16.29. Mulai dari tipat cantok, jaje laklak, jukut undis, sate lilit, ayam betutu,

nasi campur, babi guling, batu bedil, sate pentul, bubur mangguh, nasi jinggo, jukut urab, nasi tepeng, bebek goreng, dan bebek betutu.

Koordinator Festival Kuliner Bali, I Nyoman Dirga Yusa mengatakan total 15 peserta pelaku UMKM dilibatkan.

Bekerja sama dengan berbagai stakeholder, yakni Perempuan Sarinah Kabupaten Badung, Asosiasi Kuliner (ICA Bali), GIPI, PHRI, IHGMA, dan IFBEC.

“Misi yang diusung yakni melestarikan dan mengembangkan kuliner tradisional Bali untuk mengembangkan inovasi pengolahan pangan sesuai dengan kearifan lokal Jana Kerthi.

Sekaligus bertujuan melestarikan mutiara kuliner khas Proklamator RI, Bapak Ir. Soekarno,” ucap Dirgayusa.

Kuliner bali jelasnya kalah jauh dengan pembangunan spot pariwisata lain. Sangat banyak jenis makanan khas Bali yang belum dikenal.

Ketua tim juri festival kuliner, Nyoman Swastika menegaskan bahwa masakan asli Bali yang diwariskan turun-temurun mesti dipertahankan.

“Masakan Bali sangat diminati oleh wisatawan mancanegara. Kami sebagai chef profesional mendapati fakta bahwa turis Italia tidak ingin makanan Italia; turis Australia tidak ingin barbeque.

Mereka justru bertanya di mana restoran Bali yang enak. Kita harus akui masyarakat Bali terlalu terobsesi dengan kuliner internasional,” ungkapnya.

Sekretaris DPC PDIP Badung, Putu Parwata mengatakan festival digelar untuk mengangkat kearifan lokal Bali sekaligus memberikan kontribusi perekonomian pelaku UMKM sekaligus melestarikan kuliner Bali.

“Perlu ada kekuatan politik dan soliditas untuk mengangkat kuliner Bali. Sesuai amanat partai kami menggerakkan seluruh potensi kuliner

di Badung untuk menjadi basis ekonomi kerakyatan,” ucapnya sembari menyebut Badung akan membangun spot kuliner khusus.

Sementara itu, Koordinator Festival Bali Provinsi Bali, Made Ramia Adnyana menyebut total pihaknya mengumpulkan 135 resep masakan dari 9 kabupaten/kota pada event serentak, Minggu (23/2).

“Festival ini bertujuan mengangkat masakan Bali ke tingkat nasional dan internasional. Bali memiliki hampir 10 juta kunjungan

wisatawan domestik pada 2019. 6,3 juta wisatawan internasional yang wajib kita suguhi masakan tradisional,” tegasnya.

Ramia juga menekankan keharusan untuk menyajikan arak bali kepada turis mancanegara. “Kami ingin mengangkat arak bali ini sebagai spirit ke-7 dunia.

Kita ke Korea disuguhi soju, ke Jepang disuguhi sake. Tamu internasional datang ke Bali semestinya disuguhi minuman tradisional bali, yaitu arak bali.

Tentu peredarannya harus mengikuti prosedur, peraturan, dan ketentuan yang berlaku. Tidak boleh bebas,” tutupnya. (rba)

MANGUPURA – Ada cara unik yang dilakukan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Badung merayakan Hari Jadi ke-47 sekaligus melawan virus corona dan Afrika Swine Fever (ASF) alias virus flu Afrika.

Tema HUT yang dirancang DPP PDI Perjuangan, yakni Solid Bergerak, Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional dikemas lewat festival kuliner Bali, Minggu (23/2) sore.

Berbagai sajian istimewa diracik di Sekretariat DPC PDIP Badung mulai pukul 16.29. Mulai dari tipat cantok, jaje laklak, jukut undis, sate lilit, ayam betutu,

nasi campur, babi guling, batu bedil, sate pentul, bubur mangguh, nasi jinggo, jukut urab, nasi tepeng, bebek goreng, dan bebek betutu.

Koordinator Festival Kuliner Bali, I Nyoman Dirga Yusa mengatakan total 15 peserta pelaku UMKM dilibatkan.

Bekerja sama dengan berbagai stakeholder, yakni Perempuan Sarinah Kabupaten Badung, Asosiasi Kuliner (ICA Bali), GIPI, PHRI, IHGMA, dan IFBEC.

“Misi yang diusung yakni melestarikan dan mengembangkan kuliner tradisional Bali untuk mengembangkan inovasi pengolahan pangan sesuai dengan kearifan lokal Jana Kerthi.

Sekaligus bertujuan melestarikan mutiara kuliner khas Proklamator RI, Bapak Ir. Soekarno,” ucap Dirgayusa.

Kuliner bali jelasnya kalah jauh dengan pembangunan spot pariwisata lain. Sangat banyak jenis makanan khas Bali yang belum dikenal.

Ketua tim juri festival kuliner, Nyoman Swastika menegaskan bahwa masakan asli Bali yang diwariskan turun-temurun mesti dipertahankan.

“Masakan Bali sangat diminati oleh wisatawan mancanegara. Kami sebagai chef profesional mendapati fakta bahwa turis Italia tidak ingin makanan Italia; turis Australia tidak ingin barbeque.

Mereka justru bertanya di mana restoran Bali yang enak. Kita harus akui masyarakat Bali terlalu terobsesi dengan kuliner internasional,” ungkapnya.

Sekretaris DPC PDIP Badung, Putu Parwata mengatakan festival digelar untuk mengangkat kearifan lokal Bali sekaligus memberikan kontribusi perekonomian pelaku UMKM sekaligus melestarikan kuliner Bali.

“Perlu ada kekuatan politik dan soliditas untuk mengangkat kuliner Bali. Sesuai amanat partai kami menggerakkan seluruh potensi kuliner

di Badung untuk menjadi basis ekonomi kerakyatan,” ucapnya sembari menyebut Badung akan membangun spot kuliner khusus.

Sementara itu, Koordinator Festival Bali Provinsi Bali, Made Ramia Adnyana menyebut total pihaknya mengumpulkan 135 resep masakan dari 9 kabupaten/kota pada event serentak, Minggu (23/2).

“Festival ini bertujuan mengangkat masakan Bali ke tingkat nasional dan internasional. Bali memiliki hampir 10 juta kunjungan

wisatawan domestik pada 2019. 6,3 juta wisatawan internasional yang wajib kita suguhi masakan tradisional,” tegasnya.

Ramia juga menekankan keharusan untuk menyajikan arak bali kepada turis mancanegara. “Kami ingin mengangkat arak bali ini sebagai spirit ke-7 dunia.

Kita ke Korea disuguhi soju, ke Jepang disuguhi sake. Tamu internasional datang ke Bali semestinya disuguhi minuman tradisional bali, yaitu arak bali.

Tentu peredarannya harus mengikuti prosedur, peraturan, dan ketentuan yang berlaku. Tidak boleh bebas,” tutupnya. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/