DENPASAR – Dalam rangka hari Tuberculosis atau TBC sedunia yang jatuh setiap tanggal 24 Maret, Dinas Kesehatan Provinsi (Diskes) Bali melalui gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS)
melakukan kegiatan sosialisasi tentang bahaya dan cara penanggulangan TBC pada Minggu (25/3) di Lapangan Renon, Denpasar.
Hadir dalam acara tersebut Kadiskes I Ketut Suarjaya dan BJS Sekda Provinsi Bali sebagai perwakilan Gubernur.
Kegiatan sosialisasi dimulai dengan senam bersama dan pelepasan balon sebagai tanda turut memperingati hari TBC sedunia. Serta dimeriahkan dengan pembacaan yel-yel stop TBC.
Menurut Ketut Suarjaya momentum peringatan hari TBC ini sangat tepat digunakan untuk menyampaikan tentang bahaya TBC.
“Penyakit TBC ini sudah lama adanya, tapi sangat sulit dieliminasi atau sulit diberantas. Karena kasusnya cukup tinggi yakni mencapai angka 13 ribu kasus, namun belum ditemukan secara menyeluruh.
Masih banyak kasus yang tersembunyi yang berpotensi untuk menularkan pada orang lain, semua berpotensi tertular siapapun dia,” jelas Suarjaya.
Untuk itulah, sosialisasi dilakukan agar masyarakat dapat lebih memahami bahaya TBC dan cara penanggulangannya agar jumlah penderita dapat lebih diminimalisir.
“Yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah penderita semakin berkembang, pertama kita bisa mengobati secara klinis.
Yang kedua kita harus menemukan kasus TBC yang belum ditangani. Setelah itu harus diobati sampai sembuh,” tegas Suarjaya.
Ditekankan pula ada cara penanggulangan penyakit TBC yang lainnya, yaitu dengan cara mengupayakan hidup bersih dan sehat melalui pola makan yang lebih teratur, rajin berolahraga, dan mengatur waktu istirahat dengan baik.
“Kita juga harus melakukan kebersihan lingkungan. Dan tempat tinggal kita harus cukup sinar matahari. Jika terkena sinar matahari dalam lima menit kuman akan mati.
Kita atur bagaimana caranya agar rumah kita ada ventilasi agar cahaya matahari dapat masuk,” imbuh Suarjaya.