26.6 C
Jakarta
21 November 2024, 3:58 AM WIB

Ketika Pramuka Gianyar Diajarkan Menyulap Botol Bekas Menjadi Bernilai

Bob Novandy Kamis kemarin (28/6) mendatangi Sanggar Bakti Pramuka Kwartir Cabang Gianyar. Pria yang pernah mendapat penghargaan aktivis lingkungan dari Gubernur Jawa Barat itu melatih 50 pramuka Gianyar dalam rangka pelatihan daur ulang botol plastik.

 

PULUHAN anggota Pramuka Cabang Gianyar berseragam lengkap berkumpul di lantai II Gedung Pramuka Kwarcab Gianyar di Jalan Ratna Gianyar. Hadir dalam acara itu, Ketua Pramuka Peduli Kwarcab Gianyar, Anak Agung Gde Oka Digjaya, Ketua Harian, Gusti Ngurah Wijana, beserta jajaran lainnya. Yang spesial, ada si raja lampions, Bob Novandy atau akrab disapa Bob Lampions.

Setelah pembukaan, Bob tampil di depan. Ia membawa contoh lampu hasil karyanya yang sudah menyala, dan beberapa botol bekas yang masih utuh.

Trik yang disampaikan kerap dibuat dalam singkatan maupun akronim yang mengundang gelak tawa. “Setiap membuat karya, saya selalu berbekal KGB. Kater (cutter), gunting dan botol,” ujar Bob, bikin tertawa.

Bob pun mengambil contoh botol bekas minuman teh. Botol itu dia potong menjadi tiga bagian. “Saya akan membuat gelas anti KDRT. Kekerasan dalam rumah tangga,” ujar pria asal Kebon Jeruk Jakarta itu.

Selanjutnya tiga potongan botol itu dia satukan. “Ini pakai sistem Luki. Lu (kamu, Red) kira-kira sendiri,” jelasnya kembali disambut sorakan. Jadilah gelas yang mirip cangkir, karena di bagian bawah botol itu ada tatakannya.

“Nah, ini jadi gelas anti KDRT,” ujarnya sembari membanting gelas plastik itu ke lantai dan tidak pecah. Gelas itu juga bisa dilepas. “Ini bisa jadi bros. Namanya bros panbol. Pantat botol,” kelakarnya.

Metode lainnya, bisa digunakan untuk membuat lampu lampions. Untuk lampu, tinggal dipasangi kabel dan bola lampu. “Untuk di Bali, punya jiwa seni tinggi. Jadi metode saya nanti bisa dikombinasikan dengan gaya Bali,” jelasnya.

Mengenai bahan dasarnya, tidak sulit dicari. Apalagi saat ini banyak orang membuang sampah sembarangan. Ia kerap memungut botol sampah dan dibuat dalam karya seni. Kemudian dijual di atas Rp40 ribu, dengan pasar hingga luar negeri.

Sementara itu, ketua harian pramuka kwarcab Gianyar, Gusti Ngurah Wijana, menyatakan permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini banyaknya sampah plastik.

“Maka kami berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk membentuk pramuka peduli,” ujar Ngurah Wijana.

Dikatakan, setelah ini karya peserta pelatihan ini akan dipamerkan dalam HUT pramuka 2018 di bumi perkemahan.

“Jika dari kualitas bagus, maka coba pasarkan, baik di lokal Gianyar, provinsi maupun internasional,” terangnya.

Kata dia, 50 anggota pramuka yang dilatik ini akan dijadikan Satgas Bali. Mereka dijadikan tutor untuk seluruh Bali, mengajarkan masyarakat.

Selain ini, gerakan pramuka di Gianyar juga rutin menggelar selusur pantai berupa bersih-bersih di pantai sepanjang Gianyar. Juga menggelar latihan dasar relawan pramuka peduli 6-8 Juni lalu. (ib indra prasetia/yor)

Bob Novandy Kamis kemarin (28/6) mendatangi Sanggar Bakti Pramuka Kwartir Cabang Gianyar. Pria yang pernah mendapat penghargaan aktivis lingkungan dari Gubernur Jawa Barat itu melatih 50 pramuka Gianyar dalam rangka pelatihan daur ulang botol plastik.

 

PULUHAN anggota Pramuka Cabang Gianyar berseragam lengkap berkumpul di lantai II Gedung Pramuka Kwarcab Gianyar di Jalan Ratna Gianyar. Hadir dalam acara itu, Ketua Pramuka Peduli Kwarcab Gianyar, Anak Agung Gde Oka Digjaya, Ketua Harian, Gusti Ngurah Wijana, beserta jajaran lainnya. Yang spesial, ada si raja lampions, Bob Novandy atau akrab disapa Bob Lampions.

Setelah pembukaan, Bob tampil di depan. Ia membawa contoh lampu hasil karyanya yang sudah menyala, dan beberapa botol bekas yang masih utuh.

Trik yang disampaikan kerap dibuat dalam singkatan maupun akronim yang mengundang gelak tawa. “Setiap membuat karya, saya selalu berbekal KGB. Kater (cutter), gunting dan botol,” ujar Bob, bikin tertawa.

Bob pun mengambil contoh botol bekas minuman teh. Botol itu dia potong menjadi tiga bagian. “Saya akan membuat gelas anti KDRT. Kekerasan dalam rumah tangga,” ujar pria asal Kebon Jeruk Jakarta itu.

Selanjutnya tiga potongan botol itu dia satukan. “Ini pakai sistem Luki. Lu (kamu, Red) kira-kira sendiri,” jelasnya kembali disambut sorakan. Jadilah gelas yang mirip cangkir, karena di bagian bawah botol itu ada tatakannya.

“Nah, ini jadi gelas anti KDRT,” ujarnya sembari membanting gelas plastik itu ke lantai dan tidak pecah. Gelas itu juga bisa dilepas. “Ini bisa jadi bros. Namanya bros panbol. Pantat botol,” kelakarnya.

Metode lainnya, bisa digunakan untuk membuat lampu lampions. Untuk lampu, tinggal dipasangi kabel dan bola lampu. “Untuk di Bali, punya jiwa seni tinggi. Jadi metode saya nanti bisa dikombinasikan dengan gaya Bali,” jelasnya.

Mengenai bahan dasarnya, tidak sulit dicari. Apalagi saat ini banyak orang membuang sampah sembarangan. Ia kerap memungut botol sampah dan dibuat dalam karya seni. Kemudian dijual di atas Rp40 ribu, dengan pasar hingga luar negeri.

Sementara itu, ketua harian pramuka kwarcab Gianyar, Gusti Ngurah Wijana, menyatakan permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini banyaknya sampah plastik.

“Maka kami berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk membentuk pramuka peduli,” ujar Ngurah Wijana.

Dikatakan, setelah ini karya peserta pelatihan ini akan dipamerkan dalam HUT pramuka 2018 di bumi perkemahan.

“Jika dari kualitas bagus, maka coba pasarkan, baik di lokal Gianyar, provinsi maupun internasional,” terangnya.

Kata dia, 50 anggota pramuka yang dilatik ini akan dijadikan Satgas Bali. Mereka dijadikan tutor untuk seluruh Bali, mengajarkan masyarakat.

Selain ini, gerakan pramuka di Gianyar juga rutin menggelar selusur pantai berupa bersih-bersih di pantai sepanjang Gianyar. Juga menggelar latihan dasar relawan pramuka peduli 6-8 Juni lalu. (ib indra prasetia/yor)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/