27.1 C
Jakarta
23 November 2024, 17:09 PM WIB

Tangis Histeris Keluarga Ketika Meyakini Jasad Gadis 19 Tahun itu adalah Ni Luh Gede Puspasari

DENPASAR – Jasad gadis 19 tahun yang mengapung di perairan Sanur Denpasar itu diyakini Ni Luh Gede Puspasari. Setelah di evakuasi petugas dari Sanur ke RS Prof Ngoerah (dulu Bernama RS Sanglah), pihak keluarganya dari Tabanan meyakini hal itu.

Dari warna dan panjang rambut, bentuk wajah, helm INK, hingga pakaian dan sepatu yang dikenakan, setelah Basarnas, Balawista hingga Polair Polresta membuka kantong jenaxzah,  keluarga meyakini 100 persen wanita yang ditemukan terapung itu di Pantai Sanur beridentitas Ni Luh Gede Puspasari berusia 19 tahun.

Mengetahui ciri-ciri itu meski wajah sudah sukar dikenali, tangis histeris pecah di teras ruang jenazah rumah sakit yang berlokasi di Sanglah ini.

Petugas ini menyatakan bahwa pakaian yang digunakan identik dengan yang dikenakan Ni Luh Gede Puspasari berusia 19 tahun, warga Banjar Tangguntiti, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan saat dikabarkan hanyut akibat air bah di jembatan penghubung antara Desa Tibubiu dengan Desa Beraban pada tanggal 7 Oktober 2022.

Lantaran berada di kampung, orang tuan Puspasari yakni Nengah Sri, 50, dan Made Adi, 52, menghubungi adik sepupu (tante korban) yang memang berdomisilidi Denpasar, yakni Desak Ayu Nyoman Sumaryanti, 45. Riuh tangisan terdengar jelasa keluarga di kampung (tabanan) dalam sambungan telepon. Sumaryanti diarahkan untuk mengecek ke Pantai Sanur. Sambil menangis, wanita yang berdomisili di Jalan Suka Nomor. 83, Kertalangu, Denpasar Timur menancap gas sepeda motornya. “Suami saya sepupuan sama bapak korban. Status saya tante dari korban,” ucapnya saat ditemui di Kamar Mayar RSUP Ngoerah Denpasar, Jumat (14/10) sekitar pukul 12.00.

Dikatakan, sebelumnya ia ke Pantai Sanur namun dikatakan oleh warga dan sejumlah petugas Balawista dan Pol Air, mengatakan bahwa gadis (korban) yang dicari sudah dievakuasi oleh Basarnas dan BPBD ke Kamar Mayat RSUP Ngorah (Sanglah). Karena penasaran, ia meminta lihat foto-foto yang dijepret petugas saat ditemukan. Walaupun kondisi tubuh sudah membengkak, tapi tante meyakini bahwa itu adalah keponakannya sendiri. Sebab, dari warba dan panjang rambut, bentuk wajah, helm INK, hingga pakaian dan sepatu yang dikenakan, diyakini 100 persen adalah  Ni Luh Gede Puspasari, 19. “Ya, warna pakaian yang dikenakan itu, sama persis dengan pakaian yang dipakai saat diketahui hilang. Saya kembali menginformasi ke kampung, dari foto-foto yang dilihat, saya yakin itu adalah ponakan saya,” tuturnya dengan nada sedih.

Dalam sambungan singkat via telepon, sang tante langsung pamitan ke Kamar Mayat RSUP terbesar di Bali ini. Pecah tangisan ketika tibanya di kamar mayat dan melihat langsung jasad ponakan. Karena sudah bengkak, potongan wajah ponakan masih sangat mirip, termasuk pakaian yang dikenakan saat ditemui terdampar. Sayang, ia tak bisa berbuat banyak setelah melihat jasat ponakan. Sebab diarahkan oleh dokter bahwa pengurusan syara pengambilan jenasah wajib dilakukan oleh orang tua kandung dan didampingi pihak kepolisian.

Pun pihak rumas sakit akan mewawancarai orang tua kandung dari anak sulung terlahir dari keluarga sederhana ini. Oleh sebab itu, selaku tante, ia langsung menghubungi ibu dan bapak kandung untuk merapat ke Denpasar. “Ya, dia (korban, anak pertama dari tiga bersaudara. Anak kedua cewek dan anak ketiga (bungsu) cowok. Sekarang, ayah dan ibunya sementara diwawancarai. Kami tunggu polisi untuk membawa surat laporan sekaligus pengambilan jenasah atau proses administrasi” tambah wanita mengenakan jaket sweeter hitam ini. Katanya, keluarga masih menunggu koordinasi dengan Polsek Kerambitan karena laporan awal itu di Polsek. (Andre Sulla/rid)

 

DENPASAR – Jasad gadis 19 tahun yang mengapung di perairan Sanur Denpasar itu diyakini Ni Luh Gede Puspasari. Setelah di evakuasi petugas dari Sanur ke RS Prof Ngoerah (dulu Bernama RS Sanglah), pihak keluarganya dari Tabanan meyakini hal itu.

Dari warna dan panjang rambut, bentuk wajah, helm INK, hingga pakaian dan sepatu yang dikenakan, setelah Basarnas, Balawista hingga Polair Polresta membuka kantong jenaxzah,  keluarga meyakini 100 persen wanita yang ditemukan terapung itu di Pantai Sanur beridentitas Ni Luh Gede Puspasari berusia 19 tahun.

Mengetahui ciri-ciri itu meski wajah sudah sukar dikenali, tangis histeris pecah di teras ruang jenazah rumah sakit yang berlokasi di Sanglah ini.

Petugas ini menyatakan bahwa pakaian yang digunakan identik dengan yang dikenakan Ni Luh Gede Puspasari berusia 19 tahun, warga Banjar Tangguntiti, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan saat dikabarkan hanyut akibat air bah di jembatan penghubung antara Desa Tibubiu dengan Desa Beraban pada tanggal 7 Oktober 2022.

Lantaran berada di kampung, orang tuan Puspasari yakni Nengah Sri, 50, dan Made Adi, 52, menghubungi adik sepupu (tante korban) yang memang berdomisilidi Denpasar, yakni Desak Ayu Nyoman Sumaryanti, 45. Riuh tangisan terdengar jelasa keluarga di kampung (tabanan) dalam sambungan telepon. Sumaryanti diarahkan untuk mengecek ke Pantai Sanur. Sambil menangis, wanita yang berdomisili di Jalan Suka Nomor. 83, Kertalangu, Denpasar Timur menancap gas sepeda motornya. “Suami saya sepupuan sama bapak korban. Status saya tante dari korban,” ucapnya saat ditemui di Kamar Mayar RSUP Ngoerah Denpasar, Jumat (14/10) sekitar pukul 12.00.

Dikatakan, sebelumnya ia ke Pantai Sanur namun dikatakan oleh warga dan sejumlah petugas Balawista dan Pol Air, mengatakan bahwa gadis (korban) yang dicari sudah dievakuasi oleh Basarnas dan BPBD ke Kamar Mayat RSUP Ngorah (Sanglah). Karena penasaran, ia meminta lihat foto-foto yang dijepret petugas saat ditemukan. Walaupun kondisi tubuh sudah membengkak, tapi tante meyakini bahwa itu adalah keponakannya sendiri. Sebab, dari warba dan panjang rambut, bentuk wajah, helm INK, hingga pakaian dan sepatu yang dikenakan, diyakini 100 persen adalah  Ni Luh Gede Puspasari, 19. “Ya, warna pakaian yang dikenakan itu, sama persis dengan pakaian yang dipakai saat diketahui hilang. Saya kembali menginformasi ke kampung, dari foto-foto yang dilihat, saya yakin itu adalah ponakan saya,” tuturnya dengan nada sedih.

Dalam sambungan singkat via telepon, sang tante langsung pamitan ke Kamar Mayat RSUP terbesar di Bali ini. Pecah tangisan ketika tibanya di kamar mayat dan melihat langsung jasad ponakan. Karena sudah bengkak, potongan wajah ponakan masih sangat mirip, termasuk pakaian yang dikenakan saat ditemui terdampar. Sayang, ia tak bisa berbuat banyak setelah melihat jasat ponakan. Sebab diarahkan oleh dokter bahwa pengurusan syara pengambilan jenasah wajib dilakukan oleh orang tua kandung dan didampingi pihak kepolisian.

Pun pihak rumas sakit akan mewawancarai orang tua kandung dari anak sulung terlahir dari keluarga sederhana ini. Oleh sebab itu, selaku tante, ia langsung menghubungi ibu dan bapak kandung untuk merapat ke Denpasar. “Ya, dia (korban, anak pertama dari tiga bersaudara. Anak kedua cewek dan anak ketiga (bungsu) cowok. Sekarang, ayah dan ibunya sementara diwawancarai. Kami tunggu polisi untuk membawa surat laporan sekaligus pengambilan jenasah atau proses administrasi” tambah wanita mengenakan jaket sweeter hitam ini. Katanya, keluarga masih menunggu koordinasi dengan Polsek Kerambitan karena laporan awal itu di Polsek. (Andre Sulla/rid)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/