34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:02 PM WIB

Nasib Toko Kaset Merana, Penggemar Musik Berharap Kembali Menggeliat

DENPASAR – Para penggemar musik terutama mereka yang menyukai rilisan fisik tumpah ruah mendatangi Lingkara Art Space yang berada di Jalan Merdeka IV nomor 2 Denpasar.

Mereka dipertemukan dalam acara Record Store Day (RSD) 2019 yang kembali digelar dengan suasana lebih intim.

RSD yang digelar selama dua hari sejak Sabtu (4/5) hingga Minggu (5/5) tersebut menjadi momen yang paling ditunggu para pencinta rilisan album fisik.

Karena dari acara itu, hasrat buruan mereka bisa terlampiaskan. Acara yang berlangsung di seluruh dunia ini menampilkan berbagai macam rilisan album fisik mulai dari kaset pita, CD, hingga piringan hitam tersedia.

Dari berbagai lintas genre musik, mulai pop, rock, hingga metal. Tak hanya menjajakan rilisan album fisik, di luar hal itu tersedia juga majalah zine, kaos band, majalah musik hingga kamera-kamera jadul juga dijual di acara tersebut.

Karena erat kaitannya dengan musik, acar ini tentunya juga menampilkan beberapa band-band lokal Bali.

Andhika Gautama, salah satu penggerak Record Store Day di Bali menuturkan, acara RSD sendiri digelar di beberapa tempat.

Sejak pertama kali kemunculannya di Bali, partisipan atau penjual yang hadir semakin bertambah. Ini menjadi salah satu tolak ukur perkembangan RSD di Bali semakin diminati.

“Kalau awal-awal digagas RSD ini ada sekitar sembilan sampai sepuluh lapak. Setiap tahun meningkat, untuk tahun ini ada sekitar 21 lapak. Dan pesertanya dari Bali semua,” tuturnya.

Selama dua hari berlangsung acara RSD ini, jumlah item yang terjual mencapai 1.050 item, mulai dari rilisan  album fisik, hingga item lainnya.

Hitung-hitungan kasar dari Andhika sendiri mengacu dari lapaknya sendiri yang bisa menjual 50 item selama dua hari acara ini berlangsung. “Kadang bisa lebih. Tapi itu angka kasar yah,” jelas Andhika.

Selain acara ini, di Bali sendiri ada dua agenda yang digelar untuk pencinta musik sejati, satu lagi yakni Cassette Store Day yang juga banyak ditunggu.

Dari dua cara tersebut, pihaknya berharap ke depan komunitas penjual rilisan fisik di Bali semakin banyak.

“Karena kan banyak toko yang menjual album fisik tutup dan jarang ditemui, nah siapa tau dengan acara ini kalau terus menggeliat toko-toko album fisik itu bisa kembali buka.

Bisa mengedukasi masyarakat juga untuk kembali menikmati lagu di album fisik. Karena persaingan ini kan ada pada digitalisasi.

Apalagi dengan membeli album fisik, kita bisa membantu musisi lebih banyak mendapat materi ketimbang lewat digital yang tidak sebanding dengan pendapatan di rilisan fisik,” tandasnya. 

DENPASAR – Para penggemar musik terutama mereka yang menyukai rilisan fisik tumpah ruah mendatangi Lingkara Art Space yang berada di Jalan Merdeka IV nomor 2 Denpasar.

Mereka dipertemukan dalam acara Record Store Day (RSD) 2019 yang kembali digelar dengan suasana lebih intim.

RSD yang digelar selama dua hari sejak Sabtu (4/5) hingga Minggu (5/5) tersebut menjadi momen yang paling ditunggu para pencinta rilisan album fisik.

Karena dari acara itu, hasrat buruan mereka bisa terlampiaskan. Acara yang berlangsung di seluruh dunia ini menampilkan berbagai macam rilisan album fisik mulai dari kaset pita, CD, hingga piringan hitam tersedia.

Dari berbagai lintas genre musik, mulai pop, rock, hingga metal. Tak hanya menjajakan rilisan album fisik, di luar hal itu tersedia juga majalah zine, kaos band, majalah musik hingga kamera-kamera jadul juga dijual di acara tersebut.

Karena erat kaitannya dengan musik, acar ini tentunya juga menampilkan beberapa band-band lokal Bali.

Andhika Gautama, salah satu penggerak Record Store Day di Bali menuturkan, acara RSD sendiri digelar di beberapa tempat.

Sejak pertama kali kemunculannya di Bali, partisipan atau penjual yang hadir semakin bertambah. Ini menjadi salah satu tolak ukur perkembangan RSD di Bali semakin diminati.

“Kalau awal-awal digagas RSD ini ada sekitar sembilan sampai sepuluh lapak. Setiap tahun meningkat, untuk tahun ini ada sekitar 21 lapak. Dan pesertanya dari Bali semua,” tuturnya.

Selama dua hari berlangsung acara RSD ini, jumlah item yang terjual mencapai 1.050 item, mulai dari rilisan  album fisik, hingga item lainnya.

Hitung-hitungan kasar dari Andhika sendiri mengacu dari lapaknya sendiri yang bisa menjual 50 item selama dua hari acara ini berlangsung. “Kadang bisa lebih. Tapi itu angka kasar yah,” jelas Andhika.

Selain acara ini, di Bali sendiri ada dua agenda yang digelar untuk pencinta musik sejati, satu lagi yakni Cassette Store Day yang juga banyak ditunggu.

Dari dua cara tersebut, pihaknya berharap ke depan komunitas penjual rilisan fisik di Bali semakin banyak.

“Karena kan banyak toko yang menjual album fisik tutup dan jarang ditemui, nah siapa tau dengan acara ini kalau terus menggeliat toko-toko album fisik itu bisa kembali buka.

Bisa mengedukasi masyarakat juga untuk kembali menikmati lagu di album fisik. Karena persaingan ini kan ada pada digitalisasi.

Apalagi dengan membeli album fisik, kita bisa membantu musisi lebih banyak mendapat materi ketimbang lewat digital yang tidak sebanding dengan pendapatan di rilisan fisik,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/