LEGIAN – Banjar Pekandelan, Legian Tengah kembali menggelar lomba tari. Kegiatan yang bertajuk Lomba Tari Piala Bupati Badung,
Gelar Mahaseni Budata IX ini digelar selama dua hari, mulai Sabtu (19/10) hingga Minggu (20/10) di gedung Wisma Budaya, LPD Legian.
Lomba ini memperebutkan piala Bupati Badung. Peserta lomba berusia 6 hingga 17 tahun. Tari yang dilombakan mulai dari Tari Puspanjali, Baris, Legong, dan Jauk Manis.
Nengah Suarna, selaku Ketua Panitia mengatakan lomba ini awalnya diinisiasi oleh Nyoman Rutha Ady dari Sanggar Wredhi Kumara Jaya, banjar Pekandelan, Legian Tengah sejak 2011 lalu.
Selain untuk mengasah kemampuan generasi muda dalam dunia tari, lomba ini kata dia juga untuk pelestarian budaya.
Agar sekiranya, dengan adanya budaya yang kuat, masyarakat Legian bisa menangkal pengaruh dari budaya luar, terutama budaya Barat.
“Meski jadi pusat wisata, budaya di Legian tidak pernah luntur. Walaupun kami diserbu dengan banyaknya pengaruh barat. Di lapangan kami ingin membentengi diri dari pengaruh luar
dengan cara mememperkuat budaya dan juga kesenian kami. Apalagi Legian merupakan salah satu pusat pariwisata,” katanya di sela kegiatan.
Sementara itu, Wakil Bupati Badung, I Ketut Suisa memberikan apresiasi terkait perlombaan ini. Dia mengaku salut atas dedikasi masyarakat Legian atas terselenggaranya perlombaan ini.
“Saya berharap lomba ini terus berlangsung secara berkesinambungan. Karena jni adalah jati diri masyarakat legian,” katanya saat diwawancara usai membuka resmi perlombaan.
“Apa yang dilakukan masyarakat Legian ini patut dicontoh dan ditiru sebagai ikon untuk membangun masyarakat dalam mengembangkan
seni tari dan kebudayaaan secara umum. Kami dari pemerintah berharap lomba ini akan terus berlanjut,” tandas Suisa.