TABANAN – Insulinde, sebuah band asal Pupuan, Tabanan yang sempat vakum selama setahun kini kembali meramaikan belantika musik di Bali pandemi ini. Band dengan genre punk rock kembali berkiprah dengan merilis sebuah lagu berjudul “Ibu”.
Band yang digawangi empat orang pemuda Agus Kusuma (vocal/giyal) Nova (gitar), Yogi (drum) dan Nanda (bass) ini mengangkat tema lagu sebuah perjalanan seseorang yang selalu memohon doa restu ibunya.
Dari lagu berjudul Ibu ini, Insulinde berharap dapat menginspirasi semua masyarakat untuk selalu mencintai, merawat serta menjaga orang tuanya. Hanya dengan cara itu yang bisa dilakukan kepada ibu, karena kita tak akan bisa membalas budi orang tuanya yang telah melahirkan, menjaga, serta merawat dengan penuh kasih sayang bahkan hingga saat ini.
Menurut salah satu personel Insulinde Band, Nanda menuturkan, untuk tema lagu lebih ke perjalanan hidup seseorang. Namun, secara garis besar isi lagunya adalah menjelaskan tentang apa yang dirasakan seorang anak yang jauh dari ibunya. Inspirasi sosok ibu.
Katanya, seorang anak yang hidup di perantauan rela meninggalkan kampung halaman dan keluarga dengan harapan bisa mengubah nasib agar lebih baik. Jauh dari keluarga memang yang sangat berat. Terutama ketika seorang anak berada di titik terendah misalnya ketika menghadapi masalah yang biasanya di kampung halaman ada sosok ibu menjadi tempat curhat.
“Jadi lagu ini tentang seorang anak yang jauh dari ibunya. Kami dari Insulinde coba menghadirkan lagu bernuansa Punk Rock dengan mengangkat sosok ibu,” kata Nanda, Rabu (23/12).
Dia melanjutkan, lagu ini merupakan single pertama yang dirilis oleh sebuah band yang baru berusia 3 tahun ini. Band yang terinspirasi dari band Marjinal, Bunga Hitam, serta Devildice dan lainnya ini mampu menghadirkan sebuah single lagu yang langsung diiringi oleh video klipnya langsung melalui kanal youtube.
Tulisan dalam lagu ini merupakan sebagai ungkapan rindu sekaligus terimabkasih karena telah membesarkannya. Tak ada perbuatan, kata, atau apapun itu yang bisa membalas kasih sayang ibu sepanjang masa. Kata dia, kita sebagai anak hanya bisa berbakti, merawat, menjaga, dan menyayangi ibu hingga akhir hayatnya nanti.
“Sebenarnya yang menjadi inspirasi dari lagu ini kebetulan semua personel orang perantau. Nah, ketika kita sebagai seorang perantau dihadapkan pada masalah di situ berharap ada sosok seorang ibu yang mendampingi,” katanya.
“Kami memang sengaja pada Hari Ibu kemarin sebagai moment. Kita bisa memaknai hari ibu sebagai hari di mana kita seorang anak merefleksikan diri atas pengorbanan dan perjuangan seorang ibu yang telah membesarkan, merawat serta menjaga kita,” jelasnya.
Disinggung mengapa sempat terjadi kevakuman pada band yang Sebuah band yang terbentuk sejak 2017. Diakui Nanda, lantaran adanya kesibukan dari masing-masing personel seperti ada yang menikah serta lainnya. Dan beruntung, masuk bulan November 2020 lalu, band ini bangkit.
“Kami berharap lagu kami diterima di tengah masyarakat Bali khususnya Tabanan. Selain itu kami berharap doa masyarakat agar bisa terus membuat karya-karya lagu ke depan nantinya,” tandasnya.