31 C
Jakarta
1 Mei 2024, 9:52 AM WIB

Hanya Baju dan Celana di Badan, Bertahan dengan Secuil Cokelat

Gempa berkekuatan 7.0 skala richter yang menguncang Lombok, pada Minggu malam (5/8) lalu, nampaknya tak akan pernah dilupakan bagi rombongan tour dari kantor Price Water Cooper (PWC) Jakarta.

———————————————————

DIDIK DWI PRAPTONO, Denpasar

———————————————————-

 

ROMBONGAN berjumlah 189 orang dan berencana menggelar gethering di Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat, itupun batal berlanjut setelah mendengar kabar akan munculnya Tsunami usai gempa.

 

Mereka yang sedang menginap di salah satu hotel di kawasan Gili Trawangan spontan berhamburan dan meninggalkan semua barang bawaan. Mereka berlari menuju bukit dan daerah yang lebih tinggi. Panik dan kalut, mereka terus berlari meninggalkan area hotel.”Kami saat itu ada yang memamndu. Ada ratusan di rombongan, dan kami berlari ke bukit bersama ribuan orang waktu itu,”kenang Anne Febrita salah satu wisatawan yang ikut rombongan gathering.

 

Bahkan, Anne saat gempa berlanngsung, hanya mampu menyelematkan ponsel. Sedangkan semua tas yang didalamnya masih berisi barang berharga tertinggal di hotel.”Saat itu, kami sangat panik. Hanya baju dan celana yang menempel di badan plus handphone, tanpa kabel charger”ingat Anne.

 

Bersama temannya, ia terus berlari. Bahkan saat menyelamatkan diri, ia harus terpaksa tidur tanpa selimut.”Semua gelap gulita karena listrik padam. Tidur pun kami tidak berselimut dan tanpa alas karena semua barang kami tertinggal,”kata Anne.

 

Bermalam dibukit tanpa atap dan alas, untuk makan, sejak malam sampai siang, ia hanya bertahan dengan secuil coklat pemberian teman.”Coklat itupun di dapat saat kami dan teman-teman sedang berusaha menyelamatkan diri,”ujar Anne.(bersambung)

 

Gempa berkekuatan 7.0 skala richter yang menguncang Lombok, pada Minggu malam (5/8) lalu, nampaknya tak akan pernah dilupakan bagi rombongan tour dari kantor Price Water Cooper (PWC) Jakarta.

———————————————————

DIDIK DWI PRAPTONO, Denpasar

———————————————————-

 

ROMBONGAN berjumlah 189 orang dan berencana menggelar gethering di Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat, itupun batal berlanjut setelah mendengar kabar akan munculnya Tsunami usai gempa.

 

Mereka yang sedang menginap di salah satu hotel di kawasan Gili Trawangan spontan berhamburan dan meninggalkan semua barang bawaan. Mereka berlari menuju bukit dan daerah yang lebih tinggi. Panik dan kalut, mereka terus berlari meninggalkan area hotel.”Kami saat itu ada yang memamndu. Ada ratusan di rombongan, dan kami berlari ke bukit bersama ribuan orang waktu itu,”kenang Anne Febrita salah satu wisatawan yang ikut rombongan gathering.

 

Bahkan, Anne saat gempa berlanngsung, hanya mampu menyelematkan ponsel. Sedangkan semua tas yang didalamnya masih berisi barang berharga tertinggal di hotel.”Saat itu, kami sangat panik. Hanya baju dan celana yang menempel di badan plus handphone, tanpa kabel charger”ingat Anne.

 

Bersama temannya, ia terus berlari. Bahkan saat menyelamatkan diri, ia harus terpaksa tidur tanpa selimut.”Semua gelap gulita karena listrik padam. Tidur pun kami tidak berselimut dan tanpa alas karena semua barang kami tertinggal,”kata Anne.

 

Bermalam dibukit tanpa atap dan alas, untuk makan, sejak malam sampai siang, ia hanya bertahan dengan secuil coklat pemberian teman.”Coklat itupun di dapat saat kami dan teman-teman sedang berusaha menyelamatkan diri,”ujar Anne.(bersambung)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/