SINGARAJA – Seniman topeng Carmencita Palermo melakukan pentas spontanitas. Wanita asal Italia yang kemudian menetap di Australia itu,
naik panggung saat menyaksikan pementasan Wantilan Berdaya Krama Berbudaya di Wantilan Pura Desa Pakraman Buleleng, Sabtu (24/2) malam.
Malam itu ia memainkan tokoh tapel luh. Ia kemudian berkolaborasi dengan Sekaa Gender Banjar Adat Pakraman Delod Peken yang juga pentas malam itu.
Meski tanpa pakaian pragina, ia tetap tampil dengan maksimal. Saat gender mulai bertalu, suasana langsung senyap.
Penonton menyaksikan dengan seksama gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Carmencita. Carmen hanya menggerakkan tangan dengan lemah lembut, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Ia begitu mendalami karakter topeng yang dimainkan, seolah-olah ia menjadi orang lain dan menyatu dengan topeng tersebut.
Usai melakukan pentas, Carmen yang sudah cukup fasih berbahasa Indonesia itu mengaku selalu berusaha menyelami karakter dan filosofi dari topeng yang dimainkan.
“Memang harus belajar untuk menyatu dan satu napas dengan tapel. Saya selalu berusaha menyelami karakter setiap tokoh dalam topeng,” kata Carmencita.
Sementara itu, Kelian Desa Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, pentas spontanitas Carmencita menjadi inspirasi sekaligus motivasi.
“Kami harap krama kami mau meneruskan pelestarian seni budaya, terutama dalam hal topeng. Pementasan Carmencita malam ini, sudah pasti memberikan banyak motivasi bagi krama kami,” kata Sutrisna.
Asal tahu saja, Carmencita Palermo yang juga doktor di bidang seni topeng itu, sempat mempelajari kesenian topeng selama hampir 12 tahun.
Ia mempelajari seni topeng dari guru-guru tari yang ada di Gianyar. Carmen juga diketahui sempat mengikuti perkuliahan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar untuk memahami filosofi tokoh topeng.
Carmencita diketahui andal tokoh topeng keras, topeng jauk, topeng tua, dan topeng dalem. Ia juga sempat memperkenalkan tokoh topeng tua luh.