31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:05 AM WIB

Seniman Kartun di Bali Minim, Lemah Karena Kurang Membaca

DENPASAR – Kartunis Bali, Kadek Jango Pramartha melihat perkembangan dunia kartun di Bali masih sangat kurang.

Dalam sepuluh tahun belakangan ini, hanya melahirkan sekitar 4 sampai lima kartunis jadi. Hal itu dia ungkap dalam sebuah diskusi yang digelar oleh HMJ Ilmu Pemerintahan Fisip Warmadewa di Denpasar, Jumat sore (25/4).

“Sangat sulit menjadi seorang kartunis. Kelemahannya karena tidak suka membaca,” ujar pria yang juga sebagai founder Bog-Bog Bali Cartoon Magazine ini.

Lalu apa kiat-kiatnya untuk menjadi seorang kartunis? Bagi Jango, ada tiga unsur penting yang mesti diingat bila menjadi seorang kartunis. Yakni, etika, humor dan estetika dari kartun itu sendiri. 

“Salah satu dari unsur itu tidak ada, belum dapat dikatakan sebagai kartun,” tegasnya. Tak kalah pentingnya juga, bagi Jango, kartun yang baik adalah dimana seorang kartunis dapat bersembunyi dibalik humor tersebut. Sehingga tampak cerdas. 

DENPASAR – Kartunis Bali, Kadek Jango Pramartha melihat perkembangan dunia kartun di Bali masih sangat kurang.

Dalam sepuluh tahun belakangan ini, hanya melahirkan sekitar 4 sampai lima kartunis jadi. Hal itu dia ungkap dalam sebuah diskusi yang digelar oleh HMJ Ilmu Pemerintahan Fisip Warmadewa di Denpasar, Jumat sore (25/4).

“Sangat sulit menjadi seorang kartunis. Kelemahannya karena tidak suka membaca,” ujar pria yang juga sebagai founder Bog-Bog Bali Cartoon Magazine ini.

Lalu apa kiat-kiatnya untuk menjadi seorang kartunis? Bagi Jango, ada tiga unsur penting yang mesti diingat bila menjadi seorang kartunis. Yakni, etika, humor dan estetika dari kartun itu sendiri. 

“Salah satu dari unsur itu tidak ada, belum dapat dikatakan sebagai kartun,” tegasnya. Tak kalah pentingnya juga, bagi Jango, kartun yang baik adalah dimana seorang kartunis dapat bersembunyi dibalik humor tersebut. Sehingga tampak cerdas. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/