34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:39 PM WIB

Ganggu Psikis dan Takut, Pihak Ashram Minta Netizen Stop Kata Kasar

DENPASAR-Kasus dugaan tindak pidana pedofil yang diduga melibatkan tokoh besar Bali berinisial GI, terus berlanjut.

Terbaru, kuasa hukum bersama pihak Ashram Gandhi Puri Klungkung bukan hanya mendatangi Ditreskrimsus Polda Bali. Namun pihak ashram juga berharap agar dalam kasus ini, tidak ada pihak-pihak yang bertindak berlebihan dan justru berdampak buruk bagi kondisi psikologi para penghuni ashram.

Seperti disampaikan slaah satu Kuasa Hukum Ashram Gandhi Puri Klungkung, Nyoman Yudara.

Dikonfirmasi di sela mendatangi Ditreskrimsus Polda Bali, Jumat (1/3) siang, Yudara menilai, gencarnya pemberitaan atas dugaan kasus pedofil yang dituduhkan kepada salah satu pengasuh ashram diakui sangat berdampak buruk bagi para penghuni ashram

 

Menurutnya, akibat tuduhan miring yang ditujukan atas dugaan kasus pedofil di ashram banyak dari para penghuni atau anak-anak ashram yang terganggu psikologinya.

Bahkan, bukan hanya terganggu secara psikis, kata Yudara, dengan viral dan masifnya pemberitaan miring atas kasus ini, banyak dari para penghuni ashram ketakutan.

 

 Mereka (penghuni ashram) ketakutan karena banyaknya komentar kasar dan ancaman yang ada di media social.

 

“Di media sosial ada yang berkomentar bakar, seret dan lainnya. Makanya anak-anak takut,” kata Nyoman Yudara.

 

Bahkan saking takutnya, kata Yudara, ada anak ashram yang sampai lari ke Jawa.

 

“Di Klungkung juga ada anak yang sempat pulang ke rumah orang tuanya karena takut. Bahkan akibat gencarnya pemberitaan, banyak dari mereka yang dikucilkan di sekolah maupun di kampus,”imbuhnya.

 

Tak hanya itu, dengan bergulirnya kembali kasus ini, banyak dari para penghuni yang secara bertubi-tubi ditanya

 

“Mereka benar-benar sangat terganggu. Banyak teman-teman mereka di sekolah juga bertanya apakah mereka (anak ashram) juga ikut jadi korban. Sehingga dengan kondisi itu psikis mereka benar-benar sangat terganggu,” tambah Yudara. 

 

Untuk itu, dengan dampak psikologi yang menimpa anak-anak ashram, pihaknya  berharap dan meminta, agar orang-orang di media social atau netizen tidak terlalu berkomentar yang berlebihan atau kasar sehingga dapat mempengaruhi kondisi anak-anak ashram.

 

 “Itu yang kami inginkan biar tidak berkembang ke mana-mana,” tandas Yudara. 

DENPASAR-Kasus dugaan tindak pidana pedofil yang diduga melibatkan tokoh besar Bali berinisial GI, terus berlanjut.

Terbaru, kuasa hukum bersama pihak Ashram Gandhi Puri Klungkung bukan hanya mendatangi Ditreskrimsus Polda Bali. Namun pihak ashram juga berharap agar dalam kasus ini, tidak ada pihak-pihak yang bertindak berlebihan dan justru berdampak buruk bagi kondisi psikologi para penghuni ashram.

Seperti disampaikan slaah satu Kuasa Hukum Ashram Gandhi Puri Klungkung, Nyoman Yudara.

Dikonfirmasi di sela mendatangi Ditreskrimsus Polda Bali, Jumat (1/3) siang, Yudara menilai, gencarnya pemberitaan atas dugaan kasus pedofil yang dituduhkan kepada salah satu pengasuh ashram diakui sangat berdampak buruk bagi para penghuni ashram

 

Menurutnya, akibat tuduhan miring yang ditujukan atas dugaan kasus pedofil di ashram banyak dari para penghuni atau anak-anak ashram yang terganggu psikologinya.

Bahkan, bukan hanya terganggu secara psikis, kata Yudara, dengan viral dan masifnya pemberitaan miring atas kasus ini, banyak dari para penghuni ashram ketakutan.

 

 Mereka (penghuni ashram) ketakutan karena banyaknya komentar kasar dan ancaman yang ada di media social.

 

“Di media sosial ada yang berkomentar bakar, seret dan lainnya. Makanya anak-anak takut,” kata Nyoman Yudara.

 

Bahkan saking takutnya, kata Yudara, ada anak ashram yang sampai lari ke Jawa.

 

“Di Klungkung juga ada anak yang sempat pulang ke rumah orang tuanya karena takut. Bahkan akibat gencarnya pemberitaan, banyak dari mereka yang dikucilkan di sekolah maupun di kampus,”imbuhnya.

 

Tak hanya itu, dengan bergulirnya kembali kasus ini, banyak dari para penghuni yang secara bertubi-tubi ditanya

 

“Mereka benar-benar sangat terganggu. Banyak teman-teman mereka di sekolah juga bertanya apakah mereka (anak ashram) juga ikut jadi korban. Sehingga dengan kondisi itu psikis mereka benar-benar sangat terganggu,” tambah Yudara. 

 

Untuk itu, dengan dampak psikologi yang menimpa anak-anak ashram, pihaknya  berharap dan meminta, agar orang-orang di media social atau netizen tidak terlalu berkomentar yang berlebihan atau kasar sehingga dapat mempengaruhi kondisi anak-anak ashram.

 

 “Itu yang kami inginkan biar tidak berkembang ke mana-mana,” tandas Yudara. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/