33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:13 PM WIB

Terungkap! 114 WN Tiongkok Anggota Sindikat Masuk Bali Via Jakarta

DENPASAR – Polda Bali kembali menggerebek warga Tiongkok di tiga tempat berbeda Selasa (1/5) siang pukul 13.30.

Sebanyak 114 orang diduga terlibat dalam sindikat kejahatan online (cyber fraud) antar negara.

Pertama, polisi menggerebek Perumahan Mutiara Abianbase 1, Mengwi, Badung. Di sini digerebek 49 orang, 5 WNI (2 perempuan dan 3 laki-laki), dan 44 WNA asal Tiongkok (7 perempuan dan 37 laki-laki).

Penggerebekan selanjutnya petugas mengamankan 32 orang pelaku di Jalan Bedahulu XI/ 39 Denpasar. Dengan rincian 4 WNI (2 perempuan dan 2 laki-laki), dan 28 WNA Tiongkok (3 perempuan dan 25 laki-laki).

Penggerebekan terakhir di Jalan Gatsu I /9 Denpasar tersangka berjumlah 33 orang. Antara lain terdiri dari 2 WNI (1 perempuan dan 1 laki-laki), dan 31 WNA asal Tiongkok (1 perempuan dan 30 laki-laki).

Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Anom Wijaya didampingi Wadirkrimsus AKBP Ruddi Setiawan, menuturkan, para tersangka masuk ke Indonesia tidak bersamaan.

Satu per satu masuk Bali dari tahun 2015, 2016, dan 2018. Untuk mengelabui petugas Imigrasi, tersangka masuk melalui Bandara Soekarno Hatta, Jakarta dan melakukan perjalanan darat ke Bali.

Setelah di Bali, tersangka ditempatkan di tiga lokasi untuk melancarkan aksinya. Penipuan yang dilakukan itu dimulai pada bulan Maret lalu.

Namun, lanjut Kombes Anom, pihaknya belum dalami terkait sudah berapa banyak mendapatkan keuntungan dari hasil kejahatan mereka itu.

“Jika dilihat dari tangkapan-tangkapan sebelumnya, para tersangka meraup keuntungan mencapai 8 miliar untuk satu korban,” bebernya.

Selain terkendala bahasa Mandarin untuk mendalami keterangan para pelaku, saat ini polisi masih mengumpulkan barang bukti dan pemeriksaan saksi.

“Kami akan mendalami, para pelaku akan dibawa ke polda untuk dimintai keterangan. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi.

Karena selain melakukan tindak pidana, mereka juga menyalahgunakan visa kunjungan untuk tinggal dan bekerja melakukan kejahatan di Bali,” cetusnya.

Kenapa mereka beberapa kali beraksi di Bali? “Mereka itu (sindikat asal Tiongkok) bukan hanya di Bali saja. Di beberapa negara tetangga juga pernah mengungkap

kasus ini dengan pelaku turis Tiongkok juga. Kalau di Indonesia, ada terungkap di Jakarta, dan Jawa timur.

Ya, kemungkinan mereka memilih ke Bali karena pergerakan mereka tidak terlalu dicurigai karena Bali banyak wisatawan,” urainya

DENPASAR – Polda Bali kembali menggerebek warga Tiongkok di tiga tempat berbeda Selasa (1/5) siang pukul 13.30.

Sebanyak 114 orang diduga terlibat dalam sindikat kejahatan online (cyber fraud) antar negara.

Pertama, polisi menggerebek Perumahan Mutiara Abianbase 1, Mengwi, Badung. Di sini digerebek 49 orang, 5 WNI (2 perempuan dan 3 laki-laki), dan 44 WNA asal Tiongkok (7 perempuan dan 37 laki-laki).

Penggerebekan selanjutnya petugas mengamankan 32 orang pelaku di Jalan Bedahulu XI/ 39 Denpasar. Dengan rincian 4 WNI (2 perempuan dan 2 laki-laki), dan 28 WNA Tiongkok (3 perempuan dan 25 laki-laki).

Penggerebekan terakhir di Jalan Gatsu I /9 Denpasar tersangka berjumlah 33 orang. Antara lain terdiri dari 2 WNI (1 perempuan dan 1 laki-laki), dan 31 WNA asal Tiongkok (1 perempuan dan 30 laki-laki).

Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Anom Wijaya didampingi Wadirkrimsus AKBP Ruddi Setiawan, menuturkan, para tersangka masuk ke Indonesia tidak bersamaan.

Satu per satu masuk Bali dari tahun 2015, 2016, dan 2018. Untuk mengelabui petugas Imigrasi, tersangka masuk melalui Bandara Soekarno Hatta, Jakarta dan melakukan perjalanan darat ke Bali.

Setelah di Bali, tersangka ditempatkan di tiga lokasi untuk melancarkan aksinya. Penipuan yang dilakukan itu dimulai pada bulan Maret lalu.

Namun, lanjut Kombes Anom, pihaknya belum dalami terkait sudah berapa banyak mendapatkan keuntungan dari hasil kejahatan mereka itu.

“Jika dilihat dari tangkapan-tangkapan sebelumnya, para tersangka meraup keuntungan mencapai 8 miliar untuk satu korban,” bebernya.

Selain terkendala bahasa Mandarin untuk mendalami keterangan para pelaku, saat ini polisi masih mengumpulkan barang bukti dan pemeriksaan saksi.

“Kami akan mendalami, para pelaku akan dibawa ke polda untuk dimintai keterangan. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi.

Karena selain melakukan tindak pidana, mereka juga menyalahgunakan visa kunjungan untuk tinggal dan bekerja melakukan kejahatan di Bali,” cetusnya.

Kenapa mereka beberapa kali beraksi di Bali? “Mereka itu (sindikat asal Tiongkok) bukan hanya di Bali saja. Di beberapa negara tetangga juga pernah mengungkap

kasus ini dengan pelaku turis Tiongkok juga. Kalau di Indonesia, ada terungkap di Jakarta, dan Jawa timur.

Ya, kemungkinan mereka memilih ke Bali karena pergerakan mereka tidak terlalu dicurigai karena Bali banyak wisatawan,” urainya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/