SINGARAJA– Ketut Ariawan, 25, warga Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, nyaris saja diamuk massa. Penyebabnya dia datang ke rumah Putu Widiartini, 31, warga Desa Kalisada, Kecamatan Seririt, pada dini hari. Kedatangannya pun membuat pemilik rumah heboh, karena berkunjung pada jam yang tak biasa.
Sebenarnya Ariawan dan Widiartini sempat memiliki hubungan asmara. Namun asmara keduanya kandas. Ariawan pun mendatangi rumah Widiartini pada Jumat (30/9) lalu, sekitar pukul 01.00 dini hari.
Kedatangan Ariawan pun membuat Widiartini merasa tak nyaman. Hingga ia berteriak minta tolong. Saat itu pula warga berdatangan ke rumahnya.
Panik dengan kedatangan warga, Ariawan langsung kabur. Namun sepeda motornya tertinggal di depan rumah Widiartini. Insiden itu langsung dilaporkan pada aparat desa dinas dan prajuru adat setempat.
Pagi kemarin Bhabinkamtibmas Kalisada, Aipda Putu Budiasa, memanggil Ariawan agar datang ke Kantor Perbekel Kalisada. Ia datang didampingi kedua orang tuanya dan Bhabinkamtibmas Banjarasem Aiptu Komang Pasek Edy Sukaryawan. Bhabinkamtibmas juga mempertemukan Ariawan dengan Putu Widiartini.
Dalam pertemuan tersebut, Ketut Ariawan yang didampingi orang tuanya meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Dia berjanji tak akan mengulangi perbuatannya serta berjanji tak mengganggu mantan kekasihnya lagi.
Putu Widiartini pun memaafkan hal tersebut. Ia tak mau memperpanjang masalah. Kendati hal tersebut dapat dilaporkan pada pihak kepolisian. Mereka memilih berdamai dan menandatangani selembar surat dengan materai Rp 10 ribu. Perdamaian itu juga disaksikan komponen adat di Desa Adat Tegallenga.
Kapolsek Seririt AKP Made Suwandra mengatakan, setelah menerima laporan gangguan kamtibmas itu, pihaknya meminta Bhabinkamtibmas segera melakukan tindak lanjut. Dari hasil penelusuran, diduga masalah itu terjadi karena salah paham semata.
“Tindakannya bukan mengarah ke pencurian atau penganiayaan. Tapi memang membuat masyarakat di sana tidak nyaman. Karena datang ke rumah perempuan tengah malam. Kami himbau masyarakat agar memperhatikan etika saat bertamu, jangan sampai datang pada jam-jam yang tidak pantas,” katanya. (eps)