UBUD – Bangunan garase Pelangi Estate di Banjar Jukut Paku, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Gianyar, Minggu (6/5) pagi pukul 09.00 dilalap jago merah.
Kebakaran diduga akibat percikan api sisa pembakaran sampah tak jauh dari lokasi bangunan yang dihuni oleh warga California, Amerika Serikat, Tyaler Carlolyn Jean.
Menurut informasi, insiden bermula ketika pada Minggu pagi sekitar pukul 07.00 warga setempat, I Ketut Subagia, 70, membakar sampah di bawah pohon bambu.
Niat Subagia saat itu adalah bersih-bersih sampah. Tapi, lokasinya bersebelahan dengan bangunan Pelangi Estate.
Saat pembakaran sampah itu, api terus menjalar membakar bambu, membesar hingga ke bagian atas pohon.
“Awalnya mendengar suara letupan, disertai ada asap sekitar pukul 08.45,” ujar warga setempat, Gusti Ngurah Surya.
Lama-lama, asap dan percikan api yang terus membesar merembet ke bangunan garase milik Pelangi Estate. Bagian atap garase itu pun ludes terbakar.
“Saya cek bangunan atas garase sudah terbakar, langsung saya berteriak minta tolong, memberi tahu kejadian ini ke warga yang lain,” terangnya.
Mengetahui kebakaran tersebut, sejumlah warga berupaya melakukan pemadaman dengan alat seadanya.
Warga lainnya juga meminta bantuan Pemadam Kebakaran (Damkar) Gianyar. Berselang 20 menit, 2 unit mobil pemadam datang ke lokasi tersebut.
“Menerima laporan ini petugas langsung dikerahkan ke lokasi kejadian,” ujar Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Gianyar Cokorda Gede Agusnawa.
Kedatangan petugas membawa alat lengkap membuat si jago merah akhirnya bisa dijinakkan. Tidak ada korban jiwa dari kejadian ini.
Namun, atap garase dan tempat mesin genset ludes terbakar. Selain itu 1 unit mesin ganset ikut terbakar. Termasuk dua buah dipan yang terbuat dari rotan dan sebuah meja, gosong.
Akibat kejadian ini pemilik Pelangi Estate mengalami kerugian sekitar Rp 300 juta. Pasca kejadian, Subagia dan pemilik Pelangi Estate sempat bertemu.
Subagia yang membakar sampah mengaku tidak sengaja dan langsung memotong bambu yang dekat dengan bangunan kebakaran. Sedangkan, korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah.