29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:08 AM WIB

SPG Cantik Itu Punya Dua Anak, Suami Bongkar Alasan Pisah Ranjang

DENPASAR – Meski 1,5 tahun pisah ranjang dengan Ni Putu Yuniawati, sales promotion girl (SPG) cantik yang tewas berdarah-darah di Penginapan Teduh Ayu 2 Kamar No.8

Jalan Kebo Iwa Utara Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, pada Senin (5/7) sekitar pukul 21.30 Wita, Nyoman Sugita tampak begitu terpukul dan bersedih.

Apalagi kematian SPG mobil ini begitu tragis. Sebagai catatan, Ni Putu Yuniawati masih berstatus istri sah dari Nyoman Sugita.

Keduanya menikah sejak tahun 1999 dan kini dikaruniai dua orang anak. Bahkan, anak pertama mereka sudah berusia 19 tahun dan sudah bekerja.

Karena tidak sejalan dalam menjalani biduk rumah tangga, keduanya pilih pisah ranjang. Nyoman Sugita tinggal di rumah kedua orang tuanya di Banjar Kaja Serangan.

Sedangkan korban bersama dua anak mereka tinggal di Jalan Gatot Subroto 6, Denpasar, di rumah orang tua korban.

Menurut Sugita yang ditemui Jawa Pos Radar Bali di rumahnya di Banjar Serangan, sejak menikah, korban telah bekerja sebagai SPG.

Mulai dari SPG sepeda motor hingga akhirnya menjadi SPG mobil. Empat bulan yang lalu, korban baru mulai bekerja sebagai SPG salah satu merk mobil terkemuka setelah sebelumnya juga menjadi SPG di salah satu showroom mobil.

Sejak pisah ranjang, antara Nyoman Sugita dan korban sudah jarang berkomunikasi. Meski begitu, jika ada upacara di rumah banjar Serangan Kaja,

korban selalu menyempatkan diri untuk hadir. “Kalau ada acara di sini dia masih ke sini tapi jarang komunikasi,” tambah Sugita.

Sebelumnya, Sugita mengaku Senin (5/8) malam, dirinya sedang berada di Denpasar, saat kerabatnya menelpon meminta dirinya untuk pulang ke rumah di Banjar Kaja Serangan karena ada polisi.

“Malam itu, saya sedang berada di Serangan. Saya ditelpon minta balik ke rumah karena ada polisi yang datang melapor, bahwa istri saya ditemukan meninggal.

Setelah itu saya langsung ke Sanglah (RSUP Sanglah) untuk memastikan apakah itu benar istri saya,” terang Sugita. 

Seperti diberitakan sebelumnya, wanita asal banjar Kaja Serangan, Denpasar ini ditemukan tewas dengan kondisi mulut disumbat handuk

di Penginapan Teduh Ayu 2 Kamar No.8 Jalan Kebo Iwa Utara Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, pada Senin (5/7) sekitar pukul 21.30. 

Mulut korban juga ditemukan mengeluarkan darah. Ditemui di lokasi kejadian, seorang saksi bernama Kadek Yuliani

yang merupakan karyawan penginapan mengatakan bahwa sebelum ditemukan tewas, korban masuk ke dalam kamar nomor delapan dengan seorang pria.

Keduanya datang sekitar pukul 18.00. Setelah memesan kamar, keduanya langsung masuk ke dalam kamar lalu menguncinya dari dalam.

Setelah beberapa saat, pria teman korban keluar dari kamar sendirian. Sekitar pukul 21.30 Wita, karena penasaran,

karyawan penginapan mengecek ke kamar nomor delapan dan menemukan korban tewas dengan kondisi mulut dibekap handuk.

“Pria itu keluar sendiri membawa mobil Avansa warna silver,” terang Kadek Yuliani saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (6/8) sore.

Namun sayangnya, para saksi yang berada di lokasi kejadian tidak memperhatikan secara jelas nomor polisi mobil yang dikendarai oleh teman pria korban yang diduga sebagai pelaku tersebut.

Namun, ciri-ciri pria tersebut berperawakan kurus, menggunakan sandal dan baju kaos abu-abu, celana kain dan lengan kanan penuh tato. Selain itu, di pintu kanan belakang mobilnya juga tertempel stiker Transformers.

DENPASAR – Meski 1,5 tahun pisah ranjang dengan Ni Putu Yuniawati, sales promotion girl (SPG) cantik yang tewas berdarah-darah di Penginapan Teduh Ayu 2 Kamar No.8

Jalan Kebo Iwa Utara Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, pada Senin (5/7) sekitar pukul 21.30 Wita, Nyoman Sugita tampak begitu terpukul dan bersedih.

Apalagi kematian SPG mobil ini begitu tragis. Sebagai catatan, Ni Putu Yuniawati masih berstatus istri sah dari Nyoman Sugita.

Keduanya menikah sejak tahun 1999 dan kini dikaruniai dua orang anak. Bahkan, anak pertama mereka sudah berusia 19 tahun dan sudah bekerja.

Karena tidak sejalan dalam menjalani biduk rumah tangga, keduanya pilih pisah ranjang. Nyoman Sugita tinggal di rumah kedua orang tuanya di Banjar Kaja Serangan.

Sedangkan korban bersama dua anak mereka tinggal di Jalan Gatot Subroto 6, Denpasar, di rumah orang tua korban.

Menurut Sugita yang ditemui Jawa Pos Radar Bali di rumahnya di Banjar Serangan, sejak menikah, korban telah bekerja sebagai SPG.

Mulai dari SPG sepeda motor hingga akhirnya menjadi SPG mobil. Empat bulan yang lalu, korban baru mulai bekerja sebagai SPG salah satu merk mobil terkemuka setelah sebelumnya juga menjadi SPG di salah satu showroom mobil.

Sejak pisah ranjang, antara Nyoman Sugita dan korban sudah jarang berkomunikasi. Meski begitu, jika ada upacara di rumah banjar Serangan Kaja,

korban selalu menyempatkan diri untuk hadir. “Kalau ada acara di sini dia masih ke sini tapi jarang komunikasi,” tambah Sugita.

Sebelumnya, Sugita mengaku Senin (5/8) malam, dirinya sedang berada di Denpasar, saat kerabatnya menelpon meminta dirinya untuk pulang ke rumah di Banjar Kaja Serangan karena ada polisi.

“Malam itu, saya sedang berada di Serangan. Saya ditelpon minta balik ke rumah karena ada polisi yang datang melapor, bahwa istri saya ditemukan meninggal.

Setelah itu saya langsung ke Sanglah (RSUP Sanglah) untuk memastikan apakah itu benar istri saya,” terang Sugita. 

Seperti diberitakan sebelumnya, wanita asal banjar Kaja Serangan, Denpasar ini ditemukan tewas dengan kondisi mulut disumbat handuk

di Penginapan Teduh Ayu 2 Kamar No.8 Jalan Kebo Iwa Utara Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, pada Senin (5/7) sekitar pukul 21.30. 

Mulut korban juga ditemukan mengeluarkan darah. Ditemui di lokasi kejadian, seorang saksi bernama Kadek Yuliani

yang merupakan karyawan penginapan mengatakan bahwa sebelum ditemukan tewas, korban masuk ke dalam kamar nomor delapan dengan seorang pria.

Keduanya datang sekitar pukul 18.00. Setelah memesan kamar, keduanya langsung masuk ke dalam kamar lalu menguncinya dari dalam.

Setelah beberapa saat, pria teman korban keluar dari kamar sendirian. Sekitar pukul 21.30 Wita, karena penasaran,

karyawan penginapan mengecek ke kamar nomor delapan dan menemukan korban tewas dengan kondisi mulut dibekap handuk.

“Pria itu keluar sendiri membawa mobil Avansa warna silver,” terang Kadek Yuliani saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (6/8) sore.

Namun sayangnya, para saksi yang berada di lokasi kejadian tidak memperhatikan secara jelas nomor polisi mobil yang dikendarai oleh teman pria korban yang diduga sebagai pelaku tersebut.

Namun, ciri-ciri pria tersebut berperawakan kurus, menggunakan sandal dan baju kaos abu-abu, celana kain dan lengan kanan penuh tato. Selain itu, di pintu kanan belakang mobilnya juga tertempel stiker Transformers.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/