DENPASAR – Masih ingat kasus penghinaan dan pelecehan terhadap dalang drama calon arang yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Pemilik akun facebook Ulian Demen Komang Kobra selaku terlapor dan korban Jro Mangku Dalang I Putu Gede Sartika akhirnya sepakat damai dan mencabut laporan ke Polda Bali kemarin.
Menurut kuasa hukum korban, Komang Sutrisna, dua pelaku yakni Wayan Yuliarta alias Kucit, 33, dan Komang Kobra I Nyoman Sudiasa, 43, sudah meminta maaf dan menyadari kekeliruannya.
Klienya pun sudah memaafkan kedua pelaku. Perdamaian yang diberikan Jro Mangku Dalang Dug Byor, adalah pelajaran berharga.
“Cara penyelesaian masalah yang elegan, pengungkapan perbuatan melawan hukum, penyadaran dan menghormati sang pinandita. Semoga peristiwa ini jadi pembelajaran berharga bagi kita bersama,” beber Komang Sutrisna kemarin.
Mantan wartawan harian lokal ini kembali menuturkan, kedua terlapor telah membuat surat pernyataan yang isinya permintaan maaf dan berjanji tak akan mengulangi perbuatannya yang melecehkan Jro Mangku.
Selain itu, keduanya juga bersedia meminta maaf secara langsung serta di media sosial untuk memulihkan nama baik Jro Mangku Dalang.
Keduanya bersedia membuat sarana upacara pembersihan skala niskala sesuai adat istiadat Desa Kramas, Gianyar.
Sebagaimana diberitakan, kasus penghinaan terhadap Jro Mangku oleh pemilik akun Facebook “Ulian Demen” dilaporkan ke Direktorat Reskrimsus Polda Bali.
Penyidik kepolisian memanggil pelapor Jro Mangku Dalang, I Putu Gede Sartika, Jumat (11/9) lalu.
Jro Mangku Dalang yang dikenal sebagai Dalang Calonarang Keramas Dug Byor itu mengatakan, laporan yang dibuat bukan karena masalah sakit hati.
Tapi, untuk memberikan pembelajaran bersama untuk menghormati dan menghargai pemangku serta seni tradisional Bali yang memiliki pakem-pakem pertunjukan yang sakral.
Lagi dijelaskannya, perbuatan tersebut jika dibiarkan akan menjadi preseden buruk bagi pementasan seni di masyarakat.
“Setelah merasa tidak puas, kemudian berkomentar tidak karuan dengan kata-kata kasar dan melecehkan dalangnya di medsos.
Mari belajar untuk menghormati seni sakral di Bali. Siapa lagi yang menghargai seni dan pelaku seni, jika tidak kita sendiri,’’ papar Jro Dalang.