31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:40 AM WIB

Polisi Sita Kondom Bekas saat Ungkap Prostitusi WNA Uzbekistan di Bali

DENPASAR – Polresta Denpasar membongkar praktik prostitusi yang melibatkan orang asing, di antaranya asal cewek Uzbekistan. Seorang mucikari bernama Poltak P. Manihuruk ditangkap.

Yang menarik, polisi juga menyita beberapa barang bukti. Di antaranya adalah mengamankan dua kunci kamar hotel HP, kain seprei.

“Ada kondom bekas, kondom belum terpakai,” jelas Kapolresta Denpasar Jansen Avitus Panjaitan saat membeberkan perkara ini kepada wartawan di Denpasar, Jumat (9/4). 

Polisi sempat menggerebek hotel di Jalan Teuku Umar. Dalam dua kamar hotel itu ditemukan dua cewek Uzbekistan dengan dua pria hidung belang. Seluruhnya, terungkap perempuan yang menjadi pekerja seks komersil (PSK) di antaranya tiga cewek asal Uzbekistan. Selain barang bukti barang, polisi juga menyita uang.

  

“Dan uang tunai hasil transaksi sebanyak Rp4.885.000,” ungkapnya.

 

Dalam perkara ini, Polresta Denpasar menahan mucikari Poltak P. Manihuruk. Sedangkan wanita dan pria hidung belang untuk sementara dijadikan saksi dalam kasus ini.

 

Diberitakan sebelumnya, polisi menangkap Poltak P. Manihuruk. Dia ditangkap di kosnya di Jalan Gelogor Carik Gang Kwala Nomor 11 Pemogan, Denpasar Selatan. Pelaku ditangkap karena menjual sejumlah wanita ke pria hidung belang. Bahkan beberapa di antara wanita yang dia jual merupakan WNA. 

 

Tersangka mematok harga perempuan kepada laki-laki melalui media WhatsApp seharga Rp2,5 juta per orang selanjutnya uang tersebut diberikan kepada perempuannya sebesar Rp1,5 juta sedangkan sisanya Rp1 juta untuk tersangka Poltak. Perbuatan ini sudah berkali-kali sejak tahun 2020.

 

Terungkapnya praktik prostitusi ini bermula dari adanya informasi masyarakat. Di mana pelaku kerap menjual sejumlah wanita ke pria hidung belang. Lokasi transaksi lendir itu pun dilakukan di sejumlah hotel di kawasan Badung dan Denpasar. Dari informasi itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan. 

 

Lalu, Rabu (7/4) sekitar pukul 20.45 WITA, polisi menggerebek sebuah kamar hotel di kawasan Jalan Teuku Umar, Denpasar.

 

“Di dua kamar hotel itu ditemukan ada dua pasangan yang bukan suami istri,” tambah Kombes Jansen.

 

Dari pemeriksaan terhadap dua wanita yang dijual dan dua pria hidung belang, polisi kemudian menangkap pelaku di kosnya di Jalan Gelogor Carik Gang Kwala Nomor 11 Pemogan Denpasar selatan sekitar Pukul 21.00 wita.

 

 

 

 

“Ada tiga orang WNA Uzbek yang dia jual,” kata Jansen.

 

Dijelaskan Jansen, sejumlah WNA itu nekat menjadi PSK karena faktor ekonomi. Di mana sebelumnya para WNA itu datang ke Bali sebelum covid-19. 

 

Saat covid melanda Bali, mereka terjebak, dan kehabisan uang. “Sekarang belum bisa pulang dan mengambil kerja sampingan dengan menjajakan diri. Mereka memasang harga 2,5 juta per jam. Kami duga faktor ekonomi karena dia (PSK WNA) sudah lama tinggal di Bali sebelum Covid,” ujar Jansen. 

 

Lanjut Jansen, para WNA itu tidak punya pekerjaan dan tidak punya uang untuk kembali ke negaranya. “WNA ada tiga dari Uzbekistan yang dijual pelaku,” katanya.

 

Lalu dari mana pelaku mendapatkan wanita Uzbekistan yang dijadikan PSK itu? Berdasarkan hasil interogasi sementara kepada polisi, pelaku mengaku mengenal mereka dari sejumlah diskotek di kawasan Kuta. 

 

Jauh sebelum corona para PSK itu berada di diskotek. Lalu pelaku mulai berkenalan dan menawari mereka untuk dia jual. 

DENPASAR – Polresta Denpasar membongkar praktik prostitusi yang melibatkan orang asing, di antaranya asal cewek Uzbekistan. Seorang mucikari bernama Poltak P. Manihuruk ditangkap.

Yang menarik, polisi juga menyita beberapa barang bukti. Di antaranya adalah mengamankan dua kunci kamar hotel HP, kain seprei.

“Ada kondom bekas, kondom belum terpakai,” jelas Kapolresta Denpasar Jansen Avitus Panjaitan saat membeberkan perkara ini kepada wartawan di Denpasar, Jumat (9/4). 

Polisi sempat menggerebek hotel di Jalan Teuku Umar. Dalam dua kamar hotel itu ditemukan dua cewek Uzbekistan dengan dua pria hidung belang. Seluruhnya, terungkap perempuan yang menjadi pekerja seks komersil (PSK) di antaranya tiga cewek asal Uzbekistan. Selain barang bukti barang, polisi juga menyita uang.

  

“Dan uang tunai hasil transaksi sebanyak Rp4.885.000,” ungkapnya.

 

Dalam perkara ini, Polresta Denpasar menahan mucikari Poltak P. Manihuruk. Sedangkan wanita dan pria hidung belang untuk sementara dijadikan saksi dalam kasus ini.

 

Diberitakan sebelumnya, polisi menangkap Poltak P. Manihuruk. Dia ditangkap di kosnya di Jalan Gelogor Carik Gang Kwala Nomor 11 Pemogan, Denpasar Selatan. Pelaku ditangkap karena menjual sejumlah wanita ke pria hidung belang. Bahkan beberapa di antara wanita yang dia jual merupakan WNA. 

 

Tersangka mematok harga perempuan kepada laki-laki melalui media WhatsApp seharga Rp2,5 juta per orang selanjutnya uang tersebut diberikan kepada perempuannya sebesar Rp1,5 juta sedangkan sisanya Rp1 juta untuk tersangka Poltak. Perbuatan ini sudah berkali-kali sejak tahun 2020.

 

Terungkapnya praktik prostitusi ini bermula dari adanya informasi masyarakat. Di mana pelaku kerap menjual sejumlah wanita ke pria hidung belang. Lokasi transaksi lendir itu pun dilakukan di sejumlah hotel di kawasan Badung dan Denpasar. Dari informasi itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan. 

 

Lalu, Rabu (7/4) sekitar pukul 20.45 WITA, polisi menggerebek sebuah kamar hotel di kawasan Jalan Teuku Umar, Denpasar.

 

“Di dua kamar hotel itu ditemukan ada dua pasangan yang bukan suami istri,” tambah Kombes Jansen.

 

Dari pemeriksaan terhadap dua wanita yang dijual dan dua pria hidung belang, polisi kemudian menangkap pelaku di kosnya di Jalan Gelogor Carik Gang Kwala Nomor 11 Pemogan Denpasar selatan sekitar Pukul 21.00 wita.

 

 

 

 

“Ada tiga orang WNA Uzbek yang dia jual,” kata Jansen.

 

Dijelaskan Jansen, sejumlah WNA itu nekat menjadi PSK karena faktor ekonomi. Di mana sebelumnya para WNA itu datang ke Bali sebelum covid-19. 

 

Saat covid melanda Bali, mereka terjebak, dan kehabisan uang. “Sekarang belum bisa pulang dan mengambil kerja sampingan dengan menjajakan diri. Mereka memasang harga 2,5 juta per jam. Kami duga faktor ekonomi karena dia (PSK WNA) sudah lama tinggal di Bali sebelum Covid,” ujar Jansen. 

 

Lanjut Jansen, para WNA itu tidak punya pekerjaan dan tidak punya uang untuk kembali ke negaranya. “WNA ada tiga dari Uzbekistan yang dijual pelaku,” katanya.

 

Lalu dari mana pelaku mendapatkan wanita Uzbekistan yang dijadikan PSK itu? Berdasarkan hasil interogasi sementara kepada polisi, pelaku mengaku mengenal mereka dari sejumlah diskotek di kawasan Kuta. 

 

Jauh sebelum corona para PSK itu berada di diskotek. Lalu pelaku mulai berkenalan dan menawari mereka untuk dia jual. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/