34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:01 PM WIB

Kepala Sekolah Suberata Bantah Aniaya Putri, Siap Jalani Proses Hukum

SEMARAPURA – Aksi tak terpuji terjadi di dunia pendidikan Klungkung. Hanya gara-gara baju adat Bali, Kepala SMA Pariwisata Saraswati Klungkung,

I Gusti Made Suberata tega menganiaya siswi IPB Kelas XII SMA Pariwisata Saraswati Klungkung bernama Ni Komang Putri, 19 asal Desa Tojan, Klungkung.

Ditemui di sekolah kemarin, Gusti Made Suberata memiliki pembelaan tersendiri. Menurutnya, aksi yang dia lakukan berawal ketika korban bersitegang dengan Sanjaya.

Sebagaimana diberitakan, gara-gara tidak memakai pakaian adat Bali, Putri dimintai keluar dari barisan saat acara pelepasan.

Lantaran diminta keluar dari barisan, ia pun akhirnya memilih duduk di dekat acara. Saat sedang duduk, dia dilihat oleh salah seorang gurunya, I Gusti Ngurah Sanjaya.

Sanjaya pun bertanya kenapa Putri tidak ikut berbaris dan oleh Putri dijelaskan bahwa ia diminta keluar dari barisan lantaran tidak berpakaian adat Bali.

Tidak sampai di sana, Sanjaya juga menasihati Putri namun dengan nada yang tinggi sehingga membuat Putri malu karena diperhatikan banyak orang.

Sebagai kepala sekolah, Suberata kemudian meminta Putri masuk ke ruang TU agar tidak menyebabkan keresahan.

Tapi, Putri menolak arahannya sehingga dia terus berupaya agar Putri mau masuk ke ruang TU. Saat didorong ke ruang TU, kaki Putri tersandung keramik sehingga terjatuh.

“Saya tidak tahu berdarah atau tidak. Kami rencananya akan bertemu dengan siswa dan keluarga siswa di rumahnya untuk menceritakan

kejadian yang sebenarnya. Kalau siswa tidak mau berdamai maka kami akan mengikuti proses hukum yang ada,” ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Klungkung, Mirza Gunawan yang dikonfirmasi terpisah membenarkan bahwa siswa atas nama Putri telah melaporkan Kepala SMA Pariwisata Saraswati Klungkung

I Gusti Made Suberata atas dugaan penganiayaan sehingga oleh pihaknya langsung diantarkan untuk melakukan visum.

“Kami langsung tidak lanjuti dengan meminta keterangan saksi-saksi yang ada. Ada gurunya di sana. Seperti apa sih peristiwanya. Ada beberapa barang bukti yang telah diamankan,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Aksi tak terpuji terjadi di dunia pendidikan Klungkung. Hanya gara-gara baju adat Bali, Kepala SMA Pariwisata Saraswati Klungkung,

I Gusti Made Suberata tega menganiaya siswi IPB Kelas XII SMA Pariwisata Saraswati Klungkung bernama Ni Komang Putri, 19 asal Desa Tojan, Klungkung.

Ditemui di sekolah kemarin, Gusti Made Suberata memiliki pembelaan tersendiri. Menurutnya, aksi yang dia lakukan berawal ketika korban bersitegang dengan Sanjaya.

Sebagaimana diberitakan, gara-gara tidak memakai pakaian adat Bali, Putri dimintai keluar dari barisan saat acara pelepasan.

Lantaran diminta keluar dari barisan, ia pun akhirnya memilih duduk di dekat acara. Saat sedang duduk, dia dilihat oleh salah seorang gurunya, I Gusti Ngurah Sanjaya.

Sanjaya pun bertanya kenapa Putri tidak ikut berbaris dan oleh Putri dijelaskan bahwa ia diminta keluar dari barisan lantaran tidak berpakaian adat Bali.

Tidak sampai di sana, Sanjaya juga menasihati Putri namun dengan nada yang tinggi sehingga membuat Putri malu karena diperhatikan banyak orang.

Sebagai kepala sekolah, Suberata kemudian meminta Putri masuk ke ruang TU agar tidak menyebabkan keresahan.

Tapi, Putri menolak arahannya sehingga dia terus berupaya agar Putri mau masuk ke ruang TU. Saat didorong ke ruang TU, kaki Putri tersandung keramik sehingga terjatuh.

“Saya tidak tahu berdarah atau tidak. Kami rencananya akan bertemu dengan siswa dan keluarga siswa di rumahnya untuk menceritakan

kejadian yang sebenarnya. Kalau siswa tidak mau berdamai maka kami akan mengikuti proses hukum yang ada,” ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Klungkung, Mirza Gunawan yang dikonfirmasi terpisah membenarkan bahwa siswa atas nama Putri telah melaporkan Kepala SMA Pariwisata Saraswati Klungkung

I Gusti Made Suberata atas dugaan penganiayaan sehingga oleh pihaknya langsung diantarkan untuk melakukan visum.

“Kami langsung tidak lanjuti dengan meminta keterangan saksi-saksi yang ada. Ada gurunya di sana. Seperti apa sih peristiwanya. Ada beberapa barang bukti yang telah diamankan,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/