29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:42 AM WIB

Tragis, Pangkas Dahan Aren, Buruh Tewas dengan Jasad Nyangkut di Pohon

BANGLI-Nahas menimpa I Made Terpi, 60.

 

Buruh serabutan asal Banjar/Desa Lembean, Kecamatan Kintamani, Bangli ini tewas kesetrum listrik saat memotong dahan pohon enau atau pohon aren (Arenga Pinnata), pada Kamis pagi (12/12) sekitar pukul 07.50 Wita.

 

Tragisnya lagi, akibat tersengat listrik, jasad korban nyangkut di atas pohon setinggi 12 meter.

 

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, hingga nahas menimpa korban berawal dari korban berniat mangkas dahan pohon enau di kebun milik Nyoman Kardita sekitar pukul 07.40 Wita.

 

Singkat cerita, setiba di kebun, korban langsung naik ke pohon.

 

Setelah berada di atas pohon korban tidak tahu jika dahan enau yang akan ditebang tersebut menempel dengan kabel listrik jaringan tegangan menengah (JTM) milik PLN.

 

JTM milik PLN ini melintang di dekat pohon. Diduga, begitu korban memegang dahan pohon yang akan dipotong langsung kesetrum dan langsung tewas dengan jasad tersangkut di atas pohon.

 

Beruntung, peristiwa itu langsung diketahui warga dan dilaporkan ke polisi.

 

 

Sambil menunggu datangnya petugas, tidak ada warga yang berani membantu korban.

 

Banyak warga yang takut kena setrum tegangan listrik. Akhirnya, sekitar pukul 09.00 petugas dari kepolisian bersama PLN serta petugas medis tiba di lokasi kejadian.

 

Setiba di TKP, petugas PLN langsung memadamkan jaringan listrik di titik lokasi kejadian. Kemudian, beberapa petugas PLN lainnya dengan menggunakan tangga mengevakuasi jasad korban yang nyangkut di atas pohon.

 

Setelah berhasil dievakuasi dan diturunkan, petugas medis dari Puskesmas Pembantu Desa Lembean langsung mengecek jasad korban.

 

Hasil pemeriksaan luar, petugas menemukan adanya luka bakar di bagian punggung, telapak kaki kiri keluar cairan.

 

Perbekel Lembean, Made Mudarsana, dihubungi kemarin membenarkan kejadian tersebut.

 

“Ya, dari staf tadi melaporkan kejadian itu,” ujarnya.

 

 Sementara itu, sesuai tradisi di desa setempat, jasad yang meninggal tidak wajar seperti ulah pati atau salah pati tidak boleh pulang ke rumah.

 

“Jadi jenazah korban dititipkan sementara di pondokan kakaknya. Rencana besok (hari ini, red) diupacarai di setra Bugbug,” pungkasnya. 

BANGLI-Nahas menimpa I Made Terpi, 60.

 

Buruh serabutan asal Banjar/Desa Lembean, Kecamatan Kintamani, Bangli ini tewas kesetrum listrik saat memotong dahan pohon enau atau pohon aren (Arenga Pinnata), pada Kamis pagi (12/12) sekitar pukul 07.50 Wita.

 

Tragisnya lagi, akibat tersengat listrik, jasad korban nyangkut di atas pohon setinggi 12 meter.

 

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, hingga nahas menimpa korban berawal dari korban berniat mangkas dahan pohon enau di kebun milik Nyoman Kardita sekitar pukul 07.40 Wita.

 

Singkat cerita, setiba di kebun, korban langsung naik ke pohon.

 

Setelah berada di atas pohon korban tidak tahu jika dahan enau yang akan ditebang tersebut menempel dengan kabel listrik jaringan tegangan menengah (JTM) milik PLN.

 

JTM milik PLN ini melintang di dekat pohon. Diduga, begitu korban memegang dahan pohon yang akan dipotong langsung kesetrum dan langsung tewas dengan jasad tersangkut di atas pohon.

 

Beruntung, peristiwa itu langsung diketahui warga dan dilaporkan ke polisi.

 

 

Sambil menunggu datangnya petugas, tidak ada warga yang berani membantu korban.

 

Banyak warga yang takut kena setrum tegangan listrik. Akhirnya, sekitar pukul 09.00 petugas dari kepolisian bersama PLN serta petugas medis tiba di lokasi kejadian.

 

Setiba di TKP, petugas PLN langsung memadamkan jaringan listrik di titik lokasi kejadian. Kemudian, beberapa petugas PLN lainnya dengan menggunakan tangga mengevakuasi jasad korban yang nyangkut di atas pohon.

 

Setelah berhasil dievakuasi dan diturunkan, petugas medis dari Puskesmas Pembantu Desa Lembean langsung mengecek jasad korban.

 

Hasil pemeriksaan luar, petugas menemukan adanya luka bakar di bagian punggung, telapak kaki kiri keluar cairan.

 

Perbekel Lembean, Made Mudarsana, dihubungi kemarin membenarkan kejadian tersebut.

 

“Ya, dari staf tadi melaporkan kejadian itu,” ujarnya.

 

 Sementara itu, sesuai tradisi di desa setempat, jasad yang meninggal tidak wajar seperti ulah pati atau salah pati tidak boleh pulang ke rumah.

 

“Jadi jenazah korban dititipkan sementara di pondokan kakaknya. Rencana besok (hari ini, red) diupacarai di setra Bugbug,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/