29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:22 AM WIB

Dibujuk Pulang dari Pondok, Tahu-tahu Pekak Sudiana Ditemukan Tewas

TABANAN – Akibat depresi lantaran penyakitnya tak kunjung sembuh, seorang pekak (kakek) bernama I Wayan Sudiana, 60, memilih mengakhiri hidupnya Kamis (13/2) kemarin.

Warga Banjar Dinas Jelijih Tengah, Desa Jelijih Punggang, Pupuan itu nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Menurut informasi, peristiwa bermula saat Sudiana beserta istri, anak dan cucunya pergi dari rumah menuju pondok miliknya pada Rabu pagi (12/2), yang berlokasi di Subak Batur Gunung.

Sesampainya di pondok Sudiana, sempat menyapu areal pondok, sementara sang istri Ni Nyoman Tesi, 50, sedang mencari janur, durian dan manggis di kebun miliknya untuk keperluan upacara.

Sekitar pukul 12.00 siang, istri, anak dan cucu korban hendak pulang ke rumah dan mengajak korban. Namun saat itu, korban Sudiana menolak dan mengatakan masih ingin tinggal di pondok hingga akhirnya korban di tinggal sendirian.

Selanjutnya sore harinya, anak korban I Nengah Artana Yasa kembali membujuk bapaknya tersebut untuk pulang dengan iming-iming membawakan

rokok dengan harapan bapaknya tersebut pulang ke rumah. Namun upaya Artana tidak berhasil dan memutuskan kembali pulang.

Selanjutnya Kamis kemarin, sekitar pukul 08.00 pagi, istri korban kembali datang menuju pondok dengan tujuan mencari durian dan membawakan korban makakan.

Namun, sesampainya di pondok samg istri terkejut melihat sang suami sudah dalam posisi tergantung. Namun saat itu, Ni Nyoman Tesi tidak berani memasuki pondok yang sudah dalam kondisi terbuka.

Akhirnya, Tesi pulang memanggil cucunya dan memberitahukan kejadian tersebut kepada klian dusun dan diteruskan melapor ke Mapolsek Pupuan.

Kapolsek Pupuan, AKP I Kadek Ardika menuturkan, setelah mendapat laporan, pihaknya langsung menerjunkan empat personel untuk melakukan pengecekan ke lokasi.

Saat itu, korban masih dalam posisi tergantung di kayu palang pondok dengan menggunakan tali plastik warna biru dan slendang warna kuning.

“Sudah dalam kondisi meninggal dunia. Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan luka terbuka, hanya luka melingkar di bagian leher dengan kondisi lidah menjulur.

Korban murni gantung diri karena depresi akibat penyakit epilepsi yang dideritanya sejak 14 tahun lalu tak kunjung sembuh,” ujarnya. 

TABANAN – Akibat depresi lantaran penyakitnya tak kunjung sembuh, seorang pekak (kakek) bernama I Wayan Sudiana, 60, memilih mengakhiri hidupnya Kamis (13/2) kemarin.

Warga Banjar Dinas Jelijih Tengah, Desa Jelijih Punggang, Pupuan itu nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Menurut informasi, peristiwa bermula saat Sudiana beserta istri, anak dan cucunya pergi dari rumah menuju pondok miliknya pada Rabu pagi (12/2), yang berlokasi di Subak Batur Gunung.

Sesampainya di pondok Sudiana, sempat menyapu areal pondok, sementara sang istri Ni Nyoman Tesi, 50, sedang mencari janur, durian dan manggis di kebun miliknya untuk keperluan upacara.

Sekitar pukul 12.00 siang, istri, anak dan cucu korban hendak pulang ke rumah dan mengajak korban. Namun saat itu, korban Sudiana menolak dan mengatakan masih ingin tinggal di pondok hingga akhirnya korban di tinggal sendirian.

Selanjutnya sore harinya, anak korban I Nengah Artana Yasa kembali membujuk bapaknya tersebut untuk pulang dengan iming-iming membawakan

rokok dengan harapan bapaknya tersebut pulang ke rumah. Namun upaya Artana tidak berhasil dan memutuskan kembali pulang.

Selanjutnya Kamis kemarin, sekitar pukul 08.00 pagi, istri korban kembali datang menuju pondok dengan tujuan mencari durian dan membawakan korban makakan.

Namun, sesampainya di pondok samg istri terkejut melihat sang suami sudah dalam posisi tergantung. Namun saat itu, Ni Nyoman Tesi tidak berani memasuki pondok yang sudah dalam kondisi terbuka.

Akhirnya, Tesi pulang memanggil cucunya dan memberitahukan kejadian tersebut kepada klian dusun dan diteruskan melapor ke Mapolsek Pupuan.

Kapolsek Pupuan, AKP I Kadek Ardika menuturkan, setelah mendapat laporan, pihaknya langsung menerjunkan empat personel untuk melakukan pengecekan ke lokasi.

Saat itu, korban masih dalam posisi tergantung di kayu palang pondok dengan menggunakan tali plastik warna biru dan slendang warna kuning.

“Sudah dalam kondisi meninggal dunia. Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan luka terbuka, hanya luka melingkar di bagian leher dengan kondisi lidah menjulur.

Korban murni gantung diri karena depresi akibat penyakit epilepsi yang dideritanya sejak 14 tahun lalu tak kunjung sembuh,” ujarnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/