RadarBali.com – Keamanan dan kenyamanan para penumpang yang sering menggunakan jasa bus di Terminal Ubung kembali terusik akibat ulah para preman.
Mulai dari memaksa membeli tiket, menaikkan harga tiket tidak sesuai pasaran, memalak, mengancam hingga tarik menarik penumpang kerap dilakukan oleh para preman dan calo tiket.
Menindaklanjuti pengaduan masyarakat, Wakapolda Bali Brigjen I Gede Alit Widana langsung mengambil alih memimpin pasukan gabungan Polda Bali dan Polresta Denpasar melakukan razia, Sabtu (14/10) kemarin.
Razia melibatkan 40 personel gabungan terdiri dari Satuan Brimob, Sabhara, Lalu Lintas, Reskrim, Intel, dan Propam.
Hasilnya, Polda Bali berhasil menjaring sembilan orang yang diduga sebagai awu-awu yang sering meresahkan penumpang.
Ironisnya, sebagian dari mereka juga tidak memiliki identitas. Sembilan orang itu berinisial HF, 52; KW, 25; DPS, 34; GP, 49; MB, 51; RB, 35; DI, 29, dan DAR, 31.
“Mereka saat ini diamankan ke Polresta Denpasar untuk didata dan dimintai keterangan,” ungkap Kabidhumas Polda Bali Kombes Hengky Widjaya.
Demi keamanan dan kenyamanan Polda Bali segera menyiagakan polisi di terminal Ubung, agar para penumpang merasa aman dan nyaman.
Polisi juga akan terus memantau pergerakan para calo tiket, sehingga tidak ada lagi yang memaksa penumpang untuk membeli tiket dan menaikkan harga tiket tidak sesuai harga pasaran.
“Ini adalah cara kita untuk menjaga situasi di dalam maupun di luar kawasan terminal agar tetap aman, sehingga tidak ada lagi oknum-oknum tertentu yang melakukan pungli,” katanya.
Polda Bali akan memberi atensi penuh di Terminal Ubung dengan meningkatkan kegiatan patroli dan menggelar sosialisasi.
“Kegiatan patroli Sabhara dan Brimob, serta penyuluhan dari Binmas akan terus dilaksanakan ke terminal ini,” imbuhnya sembari menegasakan bahwa tidak ada ruang bagi para preman untuk hidup di Bali.
Wakapolda Brigjen Alit Widana mengajak seluruh elemen masyarakat ikut menjaga keamanan Bali.
“Jika masih ada preman yang berulah, maka akan berhadapan dengan Tim Sabhara Polda Bali. Tidak ada ruang bagi para Preman di Bali,” tuturnya.