29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:42 AM WIB

Tangkal Organisasi Kriminal, Polda Bali Kerja Sama dengan NYPD

DENPASAR – Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose memenuhi undangan dari Intelligence Bureau New York Police Departement (NYPD) terkait 

sharing intelligence information dan combating crimes di Kantor The High Intensity Drug Trafficking Areas (HIDTA) NYPD, Amerika, Jumat (13/9) waktu setempat. 

Acara tersebut dalam rangka peningkatan kerja sama dibidang intelijen antara Polri dengan NYPD. Dalam hal ini Polri diwakili Golose. 

“Peningkatan kerjasama ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui perkembangan informasi di kedua negara terkait aksi kejahatan maupun situasi yang terjadi sekarang ini,” ujar Golose melalui siaran pers rilisnya kemarin (15/9). 

Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak juga menyatakan perlunya peningkatan kerjasama antara Polda Bali 

dan NYPD dalam menghadapi isu -isu transnasional dan organized crime atau organisasi kriminal dengan kejahatan terorganisir. 

Semakin hari modus operandi semakin meningkat. Para pelaku kejahatan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga mereka dapat beraksi dengan tanpa mengenal batas-batas wilayah.

Tiba di HIDTA NYPD, jenderal lulusan Akpol tahun 1988 ini berkesempatan meninjau Operation Desk – Command Center. 

Ruangan ini diisi oleh para analis yang bekerja selama 24 jam. Selain menerima berbagai macam data, petugas 

yang bekerja di Operation Desk – Command Center juga mengontrol aktivitas di Kota New York, termasuk memantau aktifitas di cyber space.

Commander of International Laisson Program, Lt. John Miedreich menyampaikan bahwa jumlah anggota Kepolisian New York sebanyak 36 ribu personel. 

Dari 36 ribu itu, ada 21.500 personel memiliki kemampuan bahasa selain Bahasa Inggris dan juga memiliki pengetahuan geografis dan cultural dari masing-masing negara asalnya. 

Irjen Golose mengatakan, semakin berkembangnya pola komunikasi dengan menggunakan sosial media platform, maka diperlukan peningkatan kemampuan dalam penguasaan platform-platform tersebut. 

Ia juga menjelaskan bahwa ada banyak jenis platform di New York, mulai dari yang sangat terkenal hingga yang sangat sulit untuk intellijen telusuri.

Kemudian terkait dengan ancaman drone, pihak NYPD menjelaskan tentang time line penggunaan drone, keunggulan drone, keunggulan strategi drone dan ancaman drone saat digunakan oleh pelaku kejahatan.

Di Kota New York dilarang untuk menerbangkan drone, kecuali NYPD. Itu pun digunakan untuk kegiatan kepolisian, seperti pemantauan barang berbahaya. 

“Ini merupakan hal yang menarik dan menjadi perhatian kita karena akhir-akhir ini drone telah digunakan oleh para pelaku kejahatan 

untuk melakukan aksi kejahatan, seperti terorisme. Teroris menggunakan drone untuk melakukan pengeboman,“ tukasnya. 

DENPASAR – Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose memenuhi undangan dari Intelligence Bureau New York Police Departement (NYPD) terkait 

sharing intelligence information dan combating crimes di Kantor The High Intensity Drug Trafficking Areas (HIDTA) NYPD, Amerika, Jumat (13/9) waktu setempat. 

Acara tersebut dalam rangka peningkatan kerja sama dibidang intelijen antara Polri dengan NYPD. Dalam hal ini Polri diwakili Golose. 

“Peningkatan kerjasama ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui perkembangan informasi di kedua negara terkait aksi kejahatan maupun situasi yang terjadi sekarang ini,” ujar Golose melalui siaran pers rilisnya kemarin (15/9). 

Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak juga menyatakan perlunya peningkatan kerjasama antara Polda Bali 

dan NYPD dalam menghadapi isu -isu transnasional dan organized crime atau organisasi kriminal dengan kejahatan terorganisir. 

Semakin hari modus operandi semakin meningkat. Para pelaku kejahatan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga mereka dapat beraksi dengan tanpa mengenal batas-batas wilayah.

Tiba di HIDTA NYPD, jenderal lulusan Akpol tahun 1988 ini berkesempatan meninjau Operation Desk – Command Center. 

Ruangan ini diisi oleh para analis yang bekerja selama 24 jam. Selain menerima berbagai macam data, petugas 

yang bekerja di Operation Desk – Command Center juga mengontrol aktivitas di Kota New York, termasuk memantau aktifitas di cyber space.

Commander of International Laisson Program, Lt. John Miedreich menyampaikan bahwa jumlah anggota Kepolisian New York sebanyak 36 ribu personel. 

Dari 36 ribu itu, ada 21.500 personel memiliki kemampuan bahasa selain Bahasa Inggris dan juga memiliki pengetahuan geografis dan cultural dari masing-masing negara asalnya. 

Irjen Golose mengatakan, semakin berkembangnya pola komunikasi dengan menggunakan sosial media platform, maka diperlukan peningkatan kemampuan dalam penguasaan platform-platform tersebut. 

Ia juga menjelaskan bahwa ada banyak jenis platform di New York, mulai dari yang sangat terkenal hingga yang sangat sulit untuk intellijen telusuri.

Kemudian terkait dengan ancaman drone, pihak NYPD menjelaskan tentang time line penggunaan drone, keunggulan drone, keunggulan strategi drone dan ancaman drone saat digunakan oleh pelaku kejahatan.

Di Kota New York dilarang untuk menerbangkan drone, kecuali NYPD. Itu pun digunakan untuk kegiatan kepolisian, seperti pemantauan barang berbahaya. 

“Ini merupakan hal yang menarik dan menjadi perhatian kita karena akhir-akhir ini drone telah digunakan oleh para pelaku kejahatan 

untuk melakukan aksi kejahatan, seperti terorisme. Teroris menggunakan drone untuk melakukan pengeboman,“ tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/