29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:29 AM WIB

Minta Dibelikan Nasi, Tahu-tahu Warga Tabanan Tewas di Pohon Cokelat

TABANAN  – Kasus bunuh diri lagi-lagi terjadi di Tabanan. Banyak alasan yang melatari. Mulai dari faktor ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19, faktor sakit menahun yang tidak kunjung sembuh hingga masalah keluarga.  

Kali ini seorang warga Banjar Dinas Taman, Desa Gubug, Tabanan, bernama I Gusti Agung Made Antarjaya, 58, mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

“Korban diduga mengakhiri hidupnya karena faktor sakit komplikasi yang diidapnya,” kata Kasubag Humas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia.

Kasus bunuh diri yang dilakukan korban diketahui sekitar pukul 08.30 oleh anak kandungnya Anak Agung Komang Antrasena, 35.

Sebelum ditemukan gantung diri bawah pohon cokelat, korban sempat menghilang sejak Selasa (15/6) sekitar pukul 11.00 wita. Hilangnya korban usai dibelikan nasi bungkus oleh anaknya.

“Jadi korban ini sempat meminta dibelikan nasi bungkus oleh anaknya. Namun anak korban malah tidak menemukan korban di kamar tidurnya saat pulang ke rumah,” ungkapnya.

Selanjutnya keluarga melakukan pencarian sampai malam, sayangnya tidak menemukan korban. Upaya pencarian kembali dilanjutkan hingga kemarin.

Saat tengah melakukan pencarian disebelah timur rumah korban yang berjarak sekitar 500 meter, korban justru ditemukan dalam kondisi tergantung pada sebuah ranting pohon cokelat yang ada di kebun.

“Atas kejadian ini langsung dilaporkan keluarga korban ke Polsek Tabanan,” ujar Kasubag Humas Polres Tabanan.

Berdasar hasil pemeriksaan sementara, korban diketahui mengalami sakit komplikasi jantung, stroke dan hipertensi yang tidak sembuh-sembuh sejak dua bulan yang lalu.

Diketahui, korban tak banyak bergerak, hanya berdiam didalam rumah. “Kemungkin faktor itu yang menyebabkan korban mengakhiri hidup,” ungkapnya.

Iptu Subagia mengimbau kepada warga masyarakat untuk tidak mengulang kejadian yang sama. Berdasar catatan Polres Tabanan, sepanjang 2021 ada 7 kasus bunuh diri di Tabanan.

“Bila ada dari keluarga yang sakit yang sudah bertahun-tahun harap didampingi. Kemudian memberikan semangat terhadap keluarga yang sakit dalam masa pengobatan,” pungkasnya. 

TABANAN  – Kasus bunuh diri lagi-lagi terjadi di Tabanan. Banyak alasan yang melatari. Mulai dari faktor ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19, faktor sakit menahun yang tidak kunjung sembuh hingga masalah keluarga.  

Kali ini seorang warga Banjar Dinas Taman, Desa Gubug, Tabanan, bernama I Gusti Agung Made Antarjaya, 58, mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

“Korban diduga mengakhiri hidupnya karena faktor sakit komplikasi yang diidapnya,” kata Kasubag Humas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia.

Kasus bunuh diri yang dilakukan korban diketahui sekitar pukul 08.30 oleh anak kandungnya Anak Agung Komang Antrasena, 35.

Sebelum ditemukan gantung diri bawah pohon cokelat, korban sempat menghilang sejak Selasa (15/6) sekitar pukul 11.00 wita. Hilangnya korban usai dibelikan nasi bungkus oleh anaknya.

“Jadi korban ini sempat meminta dibelikan nasi bungkus oleh anaknya. Namun anak korban malah tidak menemukan korban di kamar tidurnya saat pulang ke rumah,” ungkapnya.

Selanjutnya keluarga melakukan pencarian sampai malam, sayangnya tidak menemukan korban. Upaya pencarian kembali dilanjutkan hingga kemarin.

Saat tengah melakukan pencarian disebelah timur rumah korban yang berjarak sekitar 500 meter, korban justru ditemukan dalam kondisi tergantung pada sebuah ranting pohon cokelat yang ada di kebun.

“Atas kejadian ini langsung dilaporkan keluarga korban ke Polsek Tabanan,” ujar Kasubag Humas Polres Tabanan.

Berdasar hasil pemeriksaan sementara, korban diketahui mengalami sakit komplikasi jantung, stroke dan hipertensi yang tidak sembuh-sembuh sejak dua bulan yang lalu.

Diketahui, korban tak banyak bergerak, hanya berdiam didalam rumah. “Kemungkin faktor itu yang menyebabkan korban mengakhiri hidup,” ungkapnya.

Iptu Subagia mengimbau kepada warga masyarakat untuk tidak mengulang kejadian yang sama. Berdasar catatan Polres Tabanan, sepanjang 2021 ada 7 kasus bunuh diri di Tabanan.

“Bila ada dari keluarga yang sakit yang sudah bertahun-tahun harap didampingi. Kemudian memberikan semangat terhadap keluarga yang sakit dalam masa pengobatan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/