33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:04 PM WIB

Lompat ke Jembatan Setinggi 200 M, Pelajar SMK Kirim WA Sebelum Tewas

TABANAN – Aksi nekat bunuh diri di Kabupaten Tabanan, Bali, lagi-lagi terjadi. Kali ini aksi nekat itu dilakukan seorang pelajar SMK asal Banjar Tiyingan, Desa Pelaga, Badung berinisial Made E.

Korban sekaligus pelaku nekat menceburkan diri ke bawah jembatan Titi Gantung di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan.

Akibatnya fatal. Pelajar SMK berusia 17 tahun itu ditemukan tewas mengenaskan di bawah jembatan setinggi 200 meter.

Ironisnya sebelum aksi bunuh diri tersebut dilakukan korban. Ternyata korban Made Endra sempat mengirim pesan via Whatsapp ke ibunya yang menyatakan

“Meme sing demen ngelah panak care tiang, (Ibu tidak suka punya anak seperti saya),” isi pesan yang ditulis korban.

Polisi menduga aksi bunuh diri pelajar SMK tersebut karena faktor keluarga. “Dugaan awal kami korban nekat bunuh diri karena memiliki masalah keluarga,” kata Kasubaghumas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia kemarin.

Peristiwa bunuh diri yang dilakukan korban Made E terjadi Senin malam sekitar pukul 20.30 Wita.

Sebelum bunuh diri, Senin pagi sekitar pukul 07.00 korban pamit kepada orang tuanya untuk berangkat sekolah ke salah satu SMK di kawasan Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

Dia berangkat menggunakan kendaraan sepeda motor Honda Beat warna merah putih nopol DK 5143 FBZ.

Hanya saja, sekitar pukul 16.00 wita, orang tua dari Made E menerima telepon dari sekolah, menginformasikan Made E sudah seminggu tidak pernah sekolah.

Atas informasi itu orang tuanya pun menghubungi Made E via telpon dan mengaku sedang berada di kawasan Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung.

“Korban ditunggu sama keluarganya karena hingga malam tak kunjung pulang,” ujar Iptu Nyoman Subagia.  

Senin sore pukul 19.00 wita korban Made E sempat mengirim pesan Whatsapp ke sang ibu yang isinya ‘Meme sing demen ngelah panak care tiang’? (ibu tidak suka punya anak seperti saya)’.

Pasca menerima pesan itu, ayahnya menghubungi korban dengan maksud mengetahui posisi Made E.

“Ketika dihubungi ayahnya sekitar pukul 20.00 wita, korban mengaku sedang berada di Desa Cau Belayu. Kemudian selang beberapa menit lagi HP korban tidak aktif,” bebernya.

Akhirnya sekitar pukul 21.00 wita ayah korban mendapat informasi bahwa Made E diduga melompat di Jembatan Titi Gantung Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan.

Malam itu keluarga langsung meluncur ke lokasi kejadian. “Korban nekat bunuh diri karena ada masalah keluarga.

Ini terungkap dari korban tidak sekolah selama seminggu, dan berlanjut mengirim pesan sebagai ungkapan kecewa,” imbuh Iptu Subagia.

TABANAN – Aksi nekat bunuh diri di Kabupaten Tabanan, Bali, lagi-lagi terjadi. Kali ini aksi nekat itu dilakukan seorang pelajar SMK asal Banjar Tiyingan, Desa Pelaga, Badung berinisial Made E.

Korban sekaligus pelaku nekat menceburkan diri ke bawah jembatan Titi Gantung di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan.

Akibatnya fatal. Pelajar SMK berusia 17 tahun itu ditemukan tewas mengenaskan di bawah jembatan setinggi 200 meter.

Ironisnya sebelum aksi bunuh diri tersebut dilakukan korban. Ternyata korban Made Endra sempat mengirim pesan via Whatsapp ke ibunya yang menyatakan

“Meme sing demen ngelah panak care tiang, (Ibu tidak suka punya anak seperti saya),” isi pesan yang ditulis korban.

Polisi menduga aksi bunuh diri pelajar SMK tersebut karena faktor keluarga. “Dugaan awal kami korban nekat bunuh diri karena memiliki masalah keluarga,” kata Kasubaghumas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia kemarin.

Peristiwa bunuh diri yang dilakukan korban Made E terjadi Senin malam sekitar pukul 20.30 Wita.

Sebelum bunuh diri, Senin pagi sekitar pukul 07.00 korban pamit kepada orang tuanya untuk berangkat sekolah ke salah satu SMK di kawasan Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

Dia berangkat menggunakan kendaraan sepeda motor Honda Beat warna merah putih nopol DK 5143 FBZ.

Hanya saja, sekitar pukul 16.00 wita, orang tua dari Made E menerima telepon dari sekolah, menginformasikan Made E sudah seminggu tidak pernah sekolah.

Atas informasi itu orang tuanya pun menghubungi Made E via telpon dan mengaku sedang berada di kawasan Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung.

“Korban ditunggu sama keluarganya karena hingga malam tak kunjung pulang,” ujar Iptu Nyoman Subagia.  

Senin sore pukul 19.00 wita korban Made E sempat mengirim pesan Whatsapp ke sang ibu yang isinya ‘Meme sing demen ngelah panak care tiang’? (ibu tidak suka punya anak seperti saya)’.

Pasca menerima pesan itu, ayahnya menghubungi korban dengan maksud mengetahui posisi Made E.

“Ketika dihubungi ayahnya sekitar pukul 20.00 wita, korban mengaku sedang berada di Desa Cau Belayu. Kemudian selang beberapa menit lagi HP korban tidak aktif,” bebernya.

Akhirnya sekitar pukul 21.00 wita ayah korban mendapat informasi bahwa Made E diduga melompat di Jembatan Titi Gantung Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan.

Malam itu keluarga langsung meluncur ke lokasi kejadian. “Korban nekat bunuh diri karena ada masalah keluarga.

Ini terungkap dari korban tidak sekolah selama seminggu, dan berlanjut mengirim pesan sebagai ungkapan kecewa,” imbuh Iptu Subagia.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/