28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:33 PM WIB

Sebelum Beraksi Pamit Istri yang Lagi Hamil , Bawa Kabur 11 Ribu Yen

RadarBali.com – Pembunuh pasangan suami istri (pasutri) asal Jepang akhirnya diamankan tim khusus yang tergabung dari Jatanras Polda Bali, Polresta Denpasar, dan Polsek Kuta Selatan, Senin (18/9) pukul 04.00.

Pelaku diketahui bernama Putu Astawa, 25. Pelaku akhirnya mengaku bahwa dirinya melakukan aksi pembunuhan sadis terhadap Matsuba Nurio, 73, dan istrinya Matsuba Hiroko, 70, bermotif  perampokan.

Yang menarik, kata Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo, sebelum beraksi Minggu (3/9) sekitar pukul 08.00, Putu Astawa pamitan dengan istri yang sementara hamil empat bulan untuk keluar sebentar.

Dia berjalan kaki ke kawasan TKP, dari kost Perum Puri Gading Gang Kresna Jimbaran Kuta Selatan, yang berjarak 200 meter.

“Dirinya memilih sasaran di kawasan TKP lantaran penghuni kontrakan di sana rata-rata turis asing yang banyak uang,” tutur Kombes Hadi didampingi Kasatreskrim Polresta Denpasar Kompol Aris Purwanto kepada awak media.

Setelah melakukan pemantauan di kompleks Jalan Perum Puri Gading Blok F1, sejumlah gerbang perumahan mewah itu dalam keadaan tertutup rapi.

Hanya pintu gerbang rumah kontrakan korban di Jalan Perum Puri Gading Blok F1 Nomor 6 Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, dalam keadaan terbuka.

Dari jalan umum, pintu rumah pun dalam keadaan terbuka. Memanfaatkan situasi dan kondisi (sikon), sedang sepi pagi itu, pria asal Negara, Jimbrana ini langsung masuk.

Setibanya di pintu depan (halaman luar, red), terlihat pisau di atas rak sepatu. Pisau itulah digunakan pria berbadan kekar ini sebagai senjata untuk menakut-nakuti korban.

Bak pencuri profesonal, dia masuk ke lantai satu ternyata tidak ada siapa. Dengan langka kaki perlahan-lahan, pelaku naik tangga menuju ke lantai dua.

Sampai di lantai dua, istri korban Matsuba Hiroko terlihat berdiri memegang tas dan posisi membelakangi pelaku.

Tak buang waktu lama, Putu langsung beraksi. Dia langsung membackup mulut korban dan menusuk perut. Karena masih sadar, korban ditusuk lagi di bagian leher hingga tewas tersungkur di lantai.

Saat itu tas korban langsung di buka. Ia mengambil dompet yang ada di dalam tas. Setelah melihat isi dompet, ternyata benar ada uang tunai berjumlah 11.000 yen.

“Saat membunuh Matsuba Hiroko, sang suami sementara di luar rumah. Ia membawa anjing kesayangan berkeliling. Diduga saat keluar bersama anjing pintu rumah dan gerbang tidak sempat ditutup,” tutur Kombes Hadi.

Pasca Matsuba Hiroko tewas bersimbah darah, pelaku gugup dan tidak langsung kabur. Berselang 20 menit kemudian, sang suami Matsuba Nurio kembali bersama anjing.

Pelaku sempat memantau pergerakan suami dari lantai dua. Mendengar langkah kaki Matsuba Nurio naik tangga ke lantai dua, pelaku sudah bersembunyi di balik tembok pintu masuk kamar.

Ketika sang suami muncul, pelaku langsung membackup mulut dan menusuk punggung korban. Tak hanya itu leher korban di tusuk lalu digorok (diiris keliling), hingga hampir putus.

“Kasus ini tidak berencana, melainkan spontan. Pisau itu didapat di TKP untuk menakuti korban. Karena korban melakukan perlawanan sehingga pelaku melakukan aksi pembunuhan. Ke dua-duanya melakukan perlawanan,” beber Kapolresta.

Setelah melakukan pembunuhan, korban mengambil tali rafia di TKP, lalu mengikatkannya ke leher pasutri itu.

Keduanya lalu diseret dan diletakkan dalam posisi ditindih spring bed dan ditumpuk dengan kayu di bagian atasnya.

Minggu sekitar pukul 12.00, pelaku keluar. Sebelumnya, dia membersihkan badan, mencuci kaki dan tangan yang penuh darah di toilet lantai satu.

Setelah itu ia menukar pakaian. Dia menggunakan celana dan baju milik Matsuba Nurio (suami). Kemudian dirinya pergi menggunakan mobil korban ke Jimbaran lalu ke Kuta, dan Tanah Lot.

Dalam perjalanan pulang ke Jimbaran sore itu, ia membeli dupa dengan jumlah yang banyak, korek api pun banyak, dan botol Aqua kurang lebih empat botol berisi bahan bakar jenis bensin.

“Bahan-bahan ini dibeli pelaku untuk mengelabui aksi tersebut layak kejadian kebakaran,” cetus perwira dengan pangkat tiga melati dipundak ini.

Pelaku tiba di rumah korban sekitar pukul 21.00, dan membakar rumah korban. Lantas seperti apa cara pelaku membakar?

Kombes Hadi merinci, ujung dupa di lilit anak korek api lalu alu di taruh di tujuh titik termasuk di tangki mobil korban.

Sayang, hanya di empat titik  yang terbakar yakni tempat korban ditumpuk spring bed, tempat tidur, lemari dan kursi sofa.

Karena ruang lantai dua rumah korban tidak ada udara, sehingga api dengan sendirinya padam. “Pelaku terkesan sedikit cerdik, ini seolah-olah rumah terbakar karena api dupa. Setelah melakukan pembakaran pelaku keluar dengan cara loncat pagar dan mengunci pagar dari dalam. Membawa uang korban dan dua HP milik korban,” ungkapnya. 

RadarBali.com – Pembunuh pasangan suami istri (pasutri) asal Jepang akhirnya diamankan tim khusus yang tergabung dari Jatanras Polda Bali, Polresta Denpasar, dan Polsek Kuta Selatan, Senin (18/9) pukul 04.00.

Pelaku diketahui bernama Putu Astawa, 25. Pelaku akhirnya mengaku bahwa dirinya melakukan aksi pembunuhan sadis terhadap Matsuba Nurio, 73, dan istrinya Matsuba Hiroko, 70, bermotif  perampokan.

Yang menarik, kata Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo, sebelum beraksi Minggu (3/9) sekitar pukul 08.00, Putu Astawa pamitan dengan istri yang sementara hamil empat bulan untuk keluar sebentar.

Dia berjalan kaki ke kawasan TKP, dari kost Perum Puri Gading Gang Kresna Jimbaran Kuta Selatan, yang berjarak 200 meter.

“Dirinya memilih sasaran di kawasan TKP lantaran penghuni kontrakan di sana rata-rata turis asing yang banyak uang,” tutur Kombes Hadi didampingi Kasatreskrim Polresta Denpasar Kompol Aris Purwanto kepada awak media.

Setelah melakukan pemantauan di kompleks Jalan Perum Puri Gading Blok F1, sejumlah gerbang perumahan mewah itu dalam keadaan tertutup rapi.

Hanya pintu gerbang rumah kontrakan korban di Jalan Perum Puri Gading Blok F1 Nomor 6 Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, dalam keadaan terbuka.

Dari jalan umum, pintu rumah pun dalam keadaan terbuka. Memanfaatkan situasi dan kondisi (sikon), sedang sepi pagi itu, pria asal Negara, Jimbrana ini langsung masuk.

Setibanya di pintu depan (halaman luar, red), terlihat pisau di atas rak sepatu. Pisau itulah digunakan pria berbadan kekar ini sebagai senjata untuk menakut-nakuti korban.

Bak pencuri profesonal, dia masuk ke lantai satu ternyata tidak ada siapa. Dengan langka kaki perlahan-lahan, pelaku naik tangga menuju ke lantai dua.

Sampai di lantai dua, istri korban Matsuba Hiroko terlihat berdiri memegang tas dan posisi membelakangi pelaku.

Tak buang waktu lama, Putu langsung beraksi. Dia langsung membackup mulut korban dan menusuk perut. Karena masih sadar, korban ditusuk lagi di bagian leher hingga tewas tersungkur di lantai.

Saat itu tas korban langsung di buka. Ia mengambil dompet yang ada di dalam tas. Setelah melihat isi dompet, ternyata benar ada uang tunai berjumlah 11.000 yen.

“Saat membunuh Matsuba Hiroko, sang suami sementara di luar rumah. Ia membawa anjing kesayangan berkeliling. Diduga saat keluar bersama anjing pintu rumah dan gerbang tidak sempat ditutup,” tutur Kombes Hadi.

Pasca Matsuba Hiroko tewas bersimbah darah, pelaku gugup dan tidak langsung kabur. Berselang 20 menit kemudian, sang suami Matsuba Nurio kembali bersama anjing.

Pelaku sempat memantau pergerakan suami dari lantai dua. Mendengar langkah kaki Matsuba Nurio naik tangga ke lantai dua, pelaku sudah bersembunyi di balik tembok pintu masuk kamar.

Ketika sang suami muncul, pelaku langsung membackup mulut dan menusuk punggung korban. Tak hanya itu leher korban di tusuk lalu digorok (diiris keliling), hingga hampir putus.

“Kasus ini tidak berencana, melainkan spontan. Pisau itu didapat di TKP untuk menakuti korban. Karena korban melakukan perlawanan sehingga pelaku melakukan aksi pembunuhan. Ke dua-duanya melakukan perlawanan,” beber Kapolresta.

Setelah melakukan pembunuhan, korban mengambil tali rafia di TKP, lalu mengikatkannya ke leher pasutri itu.

Keduanya lalu diseret dan diletakkan dalam posisi ditindih spring bed dan ditumpuk dengan kayu di bagian atasnya.

Minggu sekitar pukul 12.00, pelaku keluar. Sebelumnya, dia membersihkan badan, mencuci kaki dan tangan yang penuh darah di toilet lantai satu.

Setelah itu ia menukar pakaian. Dia menggunakan celana dan baju milik Matsuba Nurio (suami). Kemudian dirinya pergi menggunakan mobil korban ke Jimbaran lalu ke Kuta, dan Tanah Lot.

Dalam perjalanan pulang ke Jimbaran sore itu, ia membeli dupa dengan jumlah yang banyak, korek api pun banyak, dan botol Aqua kurang lebih empat botol berisi bahan bakar jenis bensin.

“Bahan-bahan ini dibeli pelaku untuk mengelabui aksi tersebut layak kejadian kebakaran,” cetus perwira dengan pangkat tiga melati dipundak ini.

Pelaku tiba di rumah korban sekitar pukul 21.00, dan membakar rumah korban. Lantas seperti apa cara pelaku membakar?

Kombes Hadi merinci, ujung dupa di lilit anak korek api lalu alu di taruh di tujuh titik termasuk di tangki mobil korban.

Sayang, hanya di empat titik  yang terbakar yakni tempat korban ditumpuk spring bed, tempat tidur, lemari dan kursi sofa.

Karena ruang lantai dua rumah korban tidak ada udara, sehingga api dengan sendirinya padam. “Pelaku terkesan sedikit cerdik, ini seolah-olah rumah terbakar karena api dupa. Setelah melakukan pembakaran pelaku keluar dengan cara loncat pagar dan mengunci pagar dari dalam. Membawa uang korban dan dua HP milik korban,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/