29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:55 AM WIB

Usai Dihadang Ormas, Aksi Mahasiswa Tuntut Papua Merdeka Berlanjut

DENPASAR-Sempat ricuh dan terhenti karena dihadang puluhan ormas dari Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali saat unjuk rasa di depan kantor Konsulat Amerika,

puluhan aktivis dari Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali, Rabu (19/12) berlanjut.

 

Bahkan menghindari ketegangan dan hal-hal yang tak diinginkan, puluhan aktivis asal Papua, ini akhirnya menggelar aksi di area parkir timur Lapangan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandi Renon.

 

Tetap dengan kawalan ketat aparat kepolisian, puluhan aktivis kembali menggelar aksi.

Selain membentangkan spanduk dan poster, mereka juga kembali menggelar orasi.

 

 

Dalam aksi itu, Juru Bicara Aksi, Gilo menyatakan, bahwa aksi digelar dalam rangka memperingati Trikora yang dianggap ilegal di Papua.

 

Dalam orasinya para masa menuntut pemerintah Indonesia agar memberikan kemerdekaan kepada Papua Barat.

 

Mereka menyebut Indonesia adalah kolonial yang harusnya mengakui Kemerdekaan Papua Barat.

 

 

Menurut Gilo, pada tanggal 1 Desember 1961, bangsa Papua Barat telah menyatakan diri berdaulat dan merdeka.

 

Bahkan lanjut Gilo, secara De facto, pernyataan itu juga telah diakui oleh pemerintah Belanda dan Austrlaia.

 

 “Tapi kemerdekaan hanya bertahan 19 hari karena mengumandangkan Trikora dan merebut bangsa Papua Barat.

Makanya kami menganggap Trikora ini ilegal karena Bangsa Papua telah mendeklarasikan diri merdeka,” kata Gilo. 

 

Bahkan lanjutnya, para demonstran menuding jika operasi Trikora telah menghilangkan hak politik orang Papua demi kepentingan politik, ekonomi dan kekuasaan pemerintahan Indonesia dan Amerika untuk Freeport.

 

 “Sekali lagi kami menuntut Indonesia, Belanda dan Amerika harus mengakui bahwa bangsa Papua Barat adalah bangsa yang telah merdeka pada 1 Desember 1961,” tukas Gilo.

DENPASAR-Sempat ricuh dan terhenti karena dihadang puluhan ormas dari Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali saat unjuk rasa di depan kantor Konsulat Amerika,

puluhan aktivis dari Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali, Rabu (19/12) berlanjut.

 

Bahkan menghindari ketegangan dan hal-hal yang tak diinginkan, puluhan aktivis asal Papua, ini akhirnya menggelar aksi di area parkir timur Lapangan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandi Renon.

 

Tetap dengan kawalan ketat aparat kepolisian, puluhan aktivis kembali menggelar aksi.

Selain membentangkan spanduk dan poster, mereka juga kembali menggelar orasi.

 

 

Dalam aksi itu, Juru Bicara Aksi, Gilo menyatakan, bahwa aksi digelar dalam rangka memperingati Trikora yang dianggap ilegal di Papua.

 

Dalam orasinya para masa menuntut pemerintah Indonesia agar memberikan kemerdekaan kepada Papua Barat.

 

Mereka menyebut Indonesia adalah kolonial yang harusnya mengakui Kemerdekaan Papua Barat.

 

 

Menurut Gilo, pada tanggal 1 Desember 1961, bangsa Papua Barat telah menyatakan diri berdaulat dan merdeka.

 

Bahkan lanjut Gilo, secara De facto, pernyataan itu juga telah diakui oleh pemerintah Belanda dan Austrlaia.

 

 “Tapi kemerdekaan hanya bertahan 19 hari karena mengumandangkan Trikora dan merebut bangsa Papua Barat.

Makanya kami menganggap Trikora ini ilegal karena Bangsa Papua telah mendeklarasikan diri merdeka,” kata Gilo. 

 

Bahkan lanjutnya, para demonstran menuding jika operasi Trikora telah menghilangkan hak politik orang Papua demi kepentingan politik, ekonomi dan kekuasaan pemerintahan Indonesia dan Amerika untuk Freeport.

 

 “Sekali lagi kami menuntut Indonesia, Belanda dan Amerika harus mengakui bahwa bangsa Papua Barat adalah bangsa yang telah merdeka pada 1 Desember 1961,” tukas Gilo.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/