28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:12 AM WIB

Cari Korban Random, Drama Penipuan Komplotan TSK Mirip Cerita Sinetron

DENPASAR – Kepolisian Polsek Denpasar Selatan mengamankan tiga komplotan pelaku penipuan. Ketiganya masing-masing bernama Irawan Sukma, 41; Waholik, 54, dan Armadi, 42. Sedangkan pelaku bernama Laila Safitri masih buron.

Modus penipuan yang dilakukan para pelaku ini terbilang rapi. Mereka masing-masing memiliki peran. Beraksi sejak akhir 2018 lalu, mereka sudah menipu banyak korban di Bali.

Bahkan angkanya sudah mencapai lebih dari Rp 1 miliar. Pelaku Irawan Sukma saat diwawancarai di Polsek Denpasar Selatan mengatakan, mereka memilih calon korbannya secara random.

Awalnya, Irawan Sukma berpura-pura sebagai orang asing dari Singapore atau pun negara dari Benua Asia lainnya. Setelah itu, dia berpura-pura menanyakan alamat kepada korban. 

Kemudian, pada kesempatan yang sama, pelaku Laila Safitri datang menghampiri pelaku Irawan Suksma dan seolah-olah baru saling kenal.

Kemudian pelaku Laila berpura pura menjadi penerjemah bagi pelaku Irawan untuk menerjemahkan maksudnya kepada calon korban.

“Teman saya yang satunya itu berpura-pura jadi penerjemah. Saya berpura-pura jadi wisatawan asal Singapore,” terangnya.

Selain menanyakan alamat, pelaku Irawan Sukma pun menyampaikan niatnya kepada korban, bahwa dirinya ingin menukar mata uang asing miliknya ke dalam mata uang rupiah.

Pelaku Irawan pun mencoba menawari korban untuk mau memberikan uang miliknya. Dengan perjanjian nantinya pelaku Irawan akan memberikan

mata uang asing yang jika ditukarkan ke dalam rupiah, jumlahnya akan berlipat ganda dari uang yang diberikan oleh korban.

Saat korban setuju, maka korban akan diarahkan ke bank untuk mengambil uang korban. Sedangkan di waktu yang bersamaan,

pelaku Laila Safitri ikut ke bank dan seolah-olah juga menjadi nasabah bank yang pernah mendapatkan keuntungan yang sama dari tukar mata uang tersebut.

Saat akan berangkat ke bank, tiba-tiba sebuah mobil yang di dalamnya ada Waholik dan Armadi berpura-pura sebagai pegawai bank dan sopir bank.

Keduanya juga mengaku kepada korban sebagai teman dari pelaku Laila Safitri. “Maka saat korban berada didalam mobil dengan kami semua,

disitulah peran dari dua rekan saya yang lain (Waholik dan Armadi). Mereka mencoba membujuk korban dan mengaku sebagai pegawai bank. Kami unggul dalam berdiplomasi mas. Sehingga korban mudah percaya,” terang Irawan.

Waholik dan Armadi meyakinkan korban bahwa mata uang asing milik Irawan yang nantinya akan ditukarkan dengan uang rupiah milik korban, jumlahnya akan lebih banyak berlipat ganda jika dirupiahkan oleh korban.

Untuk tambah meyakinkan korban, salah satu dari kedua pelaku menunjukan kartu identitas salah satu bank yang menunjukan jika mereka memang sebagai manager di salah satu bank.

Saat korban setuju menuju bank, dan korban mencairkan uang miliknya puluhan hingga ratusan juta, dan diserahkan kepada pelaku Irawan, maka dua pelaku yang berpura-pura sebagai pegawai bank menyuruh korban untuk menunggu di bank.

Karena satu jam kemudian, kedua pelaku yang mengaku sebagai pegawai bank akan menyerahkan mata uang asing dari pelaku Irawan kepada korban.

“Kami akan mengatakan kepada korban bahwa transaksinya akan berlangsung selama satu jam. Sehingga saat korban menunggu, kami langsung kabur,” tandas Irawan.

Kini akibat perbuatannya, ketiga pelaku ini meringkus di sel tahanan Polsek Denpasar Selatan.

DENPASAR – Kepolisian Polsek Denpasar Selatan mengamankan tiga komplotan pelaku penipuan. Ketiganya masing-masing bernama Irawan Sukma, 41; Waholik, 54, dan Armadi, 42. Sedangkan pelaku bernama Laila Safitri masih buron.

Modus penipuan yang dilakukan para pelaku ini terbilang rapi. Mereka masing-masing memiliki peran. Beraksi sejak akhir 2018 lalu, mereka sudah menipu banyak korban di Bali.

Bahkan angkanya sudah mencapai lebih dari Rp 1 miliar. Pelaku Irawan Sukma saat diwawancarai di Polsek Denpasar Selatan mengatakan, mereka memilih calon korbannya secara random.

Awalnya, Irawan Sukma berpura-pura sebagai orang asing dari Singapore atau pun negara dari Benua Asia lainnya. Setelah itu, dia berpura-pura menanyakan alamat kepada korban. 

Kemudian, pada kesempatan yang sama, pelaku Laila Safitri datang menghampiri pelaku Irawan Suksma dan seolah-olah baru saling kenal.

Kemudian pelaku Laila berpura pura menjadi penerjemah bagi pelaku Irawan untuk menerjemahkan maksudnya kepada calon korban.

“Teman saya yang satunya itu berpura-pura jadi penerjemah. Saya berpura-pura jadi wisatawan asal Singapore,” terangnya.

Selain menanyakan alamat, pelaku Irawan Sukma pun menyampaikan niatnya kepada korban, bahwa dirinya ingin menukar mata uang asing miliknya ke dalam mata uang rupiah.

Pelaku Irawan pun mencoba menawari korban untuk mau memberikan uang miliknya. Dengan perjanjian nantinya pelaku Irawan akan memberikan

mata uang asing yang jika ditukarkan ke dalam rupiah, jumlahnya akan berlipat ganda dari uang yang diberikan oleh korban.

Saat korban setuju, maka korban akan diarahkan ke bank untuk mengambil uang korban. Sedangkan di waktu yang bersamaan,

pelaku Laila Safitri ikut ke bank dan seolah-olah juga menjadi nasabah bank yang pernah mendapatkan keuntungan yang sama dari tukar mata uang tersebut.

Saat akan berangkat ke bank, tiba-tiba sebuah mobil yang di dalamnya ada Waholik dan Armadi berpura-pura sebagai pegawai bank dan sopir bank.

Keduanya juga mengaku kepada korban sebagai teman dari pelaku Laila Safitri. “Maka saat korban berada didalam mobil dengan kami semua,

disitulah peran dari dua rekan saya yang lain (Waholik dan Armadi). Mereka mencoba membujuk korban dan mengaku sebagai pegawai bank. Kami unggul dalam berdiplomasi mas. Sehingga korban mudah percaya,” terang Irawan.

Waholik dan Armadi meyakinkan korban bahwa mata uang asing milik Irawan yang nantinya akan ditukarkan dengan uang rupiah milik korban, jumlahnya akan lebih banyak berlipat ganda jika dirupiahkan oleh korban.

Untuk tambah meyakinkan korban, salah satu dari kedua pelaku menunjukan kartu identitas salah satu bank yang menunjukan jika mereka memang sebagai manager di salah satu bank.

Saat korban setuju menuju bank, dan korban mencairkan uang miliknya puluhan hingga ratusan juta, dan diserahkan kepada pelaku Irawan, maka dua pelaku yang berpura-pura sebagai pegawai bank menyuruh korban untuk menunggu di bank.

Karena satu jam kemudian, kedua pelaku yang mengaku sebagai pegawai bank akan menyerahkan mata uang asing dari pelaku Irawan kepada korban.

“Kami akan mengatakan kepada korban bahwa transaksinya akan berlangsung selama satu jam. Sehingga saat korban menunggu, kami langsung kabur,” tandas Irawan.

Kini akibat perbuatannya, ketiga pelaku ini meringkus di sel tahanan Polsek Denpasar Selatan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/