28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:51 AM WIB

Ditemukan Pabrik Tembakau Gorilla, Dewan Sebut Bali Darurat Narkoba

DENPASAR – Penggerebekan pabrik tembakau gorila di Denpasar serta penggagalan penyelundupan 2 kilogram sabu-sabu di Pos II Pelabuhan Gilimanuk jadi sorotan DPRD Bali.

Ketua Komisi I DPRD Bali, I Ketut Tama Tenaya, menilai Bali sudah darurat narkoba. Menurutnya Bali jadi pasar empuk bagi bandar dan pengedar.

Bahkan, pabrik tembakau gorila sendiri ditemukan di Kota Denpasar. Tama menilai pengungkapan pabrik gorila dan penggalan penyelundupan sabu dari segi tugas kepolisian sah-sah saja dianggap sebagai prestasi.

Namun, dari segi situasi dan kondisi yang ada saat ini justru Bali semakin banyak narkoba yang masuk.

Dikatakan, jangan semata-mata banyak menangkap terus dianggap prestasi. Peredaran narkoba ini harus terus diantisipasi.

“Sabu yang diungkap 2 kilogram, jangan-jangan yang 1 ton lolos. Prestasi itu bagaimana caranya narkoba tidak bisa masuk ke Bali,” ujar Tama.

Politisi PDIP itu menilai pengamanan dan pengawasan di pintu masuk ke Bali terutama di Pelabuhan Gilimanuk masih sangat lemah.

Tama juga membeber alat X-ray yang ada di Pelabuhan Gilimanuk sama sekali tidak berfungsi. Alat yang dibeli itupun kini mubazir.

Selain itu, pengedar juga bisa masuk menyebar dari jalur tikus. Politikus asal Dapil Badung itu berharap Pelabuhan Benoa juga diawasi.

Sandarnya kapal pesiar harus diantisipasi dengan pemeriksaan ketat. “Kami juga minta perda penanggulangan narkoba diefektifkan.

Gubernur, bupati, wali kota punya tugas menjalankan perda ini. Biar perda yang kami buat itu ada gunanya, bukan malah narkoba menjadi-jadi,” tandasnya. 

DENPASAR – Penggerebekan pabrik tembakau gorila di Denpasar serta penggagalan penyelundupan 2 kilogram sabu-sabu di Pos II Pelabuhan Gilimanuk jadi sorotan DPRD Bali.

Ketua Komisi I DPRD Bali, I Ketut Tama Tenaya, menilai Bali sudah darurat narkoba. Menurutnya Bali jadi pasar empuk bagi bandar dan pengedar.

Bahkan, pabrik tembakau gorila sendiri ditemukan di Kota Denpasar. Tama menilai pengungkapan pabrik gorila dan penggalan penyelundupan sabu dari segi tugas kepolisian sah-sah saja dianggap sebagai prestasi.

Namun, dari segi situasi dan kondisi yang ada saat ini justru Bali semakin banyak narkoba yang masuk.

Dikatakan, jangan semata-mata banyak menangkap terus dianggap prestasi. Peredaran narkoba ini harus terus diantisipasi.

“Sabu yang diungkap 2 kilogram, jangan-jangan yang 1 ton lolos. Prestasi itu bagaimana caranya narkoba tidak bisa masuk ke Bali,” ujar Tama.

Politisi PDIP itu menilai pengamanan dan pengawasan di pintu masuk ke Bali terutama di Pelabuhan Gilimanuk masih sangat lemah.

Tama juga membeber alat X-ray yang ada di Pelabuhan Gilimanuk sama sekali tidak berfungsi. Alat yang dibeli itupun kini mubazir.

Selain itu, pengedar juga bisa masuk menyebar dari jalur tikus. Politikus asal Dapil Badung itu berharap Pelabuhan Benoa juga diawasi.

Sandarnya kapal pesiar harus diantisipasi dengan pemeriksaan ketat. “Kami juga minta perda penanggulangan narkoba diefektifkan.

Gubernur, bupati, wali kota punya tugas menjalankan perda ini. Biar perda yang kami buat itu ada gunanya, bukan malah narkoba menjadi-jadi,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/