SEMARAPURA – Tangisan sejumlah warga pecah di Pelabuhan Kampung Kusamba, Desa Kampung Kusamba, Selasa (24/4) sekitar pukul 15.00.
Itu lantaran jenazah dari I Watan Budiastrawan, 30 asal Banjar Tojan Klod, Desa Tojan dan I Kadek Sudiasta alias Sobra, 36 asal Banjar Jro Agung Kaler,
Desa Gelgel yang sempat menghilang di tengah laut setelah menolong, Ni Wayan Sutami 52 asal Dusun Semseman, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen,
Karangasem akhirnya berhasil dievakuasi di perairan Pantai Watu Klotok sekitar pukul 14.12 dalam kondisi mengambang.
Penemuan kedua jenazah tersebut berawal ketika sejumlah kerabat korban yang saat itu masih sangat terpukul sedang mempersiapkan Upacara Pakelem di pesisir Pantai Watu Klotok, kemarin siang.
Saat dua orang Pinandita, yaitu Pinandita Pura Dalem di wilayah Dusun Semseman, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem,
Jro Mangku Nengah Sudana dan Pinandita Pura Watu Klotok, Jro Mangku Ketut Gubah mulai menghaturkan banten Pakelem sekitar pukul 13.18,
sejumlah kerabat korban melihat ada benda berwarna kuning yang mengambang di perairan Pantai Watu Klotok tepat segaris dengan upacara digelar.
Diyakini itu merupakan jenazah Sobra. “Aduh to Sobra (itu Sobra, Red). Dugas kelem iye nganggo baju kuning (waktu hanyut dia pakai baju kuning,” ujar sejumlah kerabat saling meyakinkan.
Anak Sobra, Putu Nanda sempat ingin berlari ke arah laut. Namun oleh kerabatnya ditahan. “Bapak-bapak,” ujarnya dengan pandangan kosong.
Untuk memastikan bahwa benda yang mengambang dan berwarna kuning itu ada jenazah, salah seorang wartawan memastikan dengan mengambil gambar benda yang mengambang itu menggunakan kameranya.
Benar saja, gambar yang diambil berwujud jenazah sehingga penemuan itu segera dilaporkan kepada RAPI dan tim gabungan.
Sambil terus melihat ke arah laut, prosesi Upacara Pakelem yang digelar sejumlah kerabat korban terus berlanjut dengan lancar.
Nama korban pun dipanggil-panggil dalam ritual itu, tujuannya agar para korban segera kembali. “Kadek mulih dek (Kadek pulang dek, Red). Sutami mulih Sutami (Sutami pulang Sutami, Red),” ujar bersautan.
Adapun oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Sar Sabhara Polda Bali, Pol Air, Balawista BPBD Klungkung, dukungan dari RAPI, temuan warga itu ditindaklanjuti.
Akhirnya sekitar pukul 14.12, jenazah Sobra akhirnya bisa dievakuasi. Berselang 10 menit kemudian, baru jenazah Budiastrawan yang berhasil dievakuasi.
“Kami temukan menggunakan baju warna kuning untuk lokasi penemuan dari bibir pantai itu kurang lebih 300 meter. Selanjutnya menuju arah barat lagi sambil penyisiran kurang lebih
sekitar 10 menit, kembali kami temukan di depan Pura Watu Klotok (perairan depan Pura Watu Klotok, Red), satu korban dengan menggunakan pakaian hitam.
Keduanya jaraknya juga sama cuman posisinya ada yang disebelah timur dan ada yang disebelah barat pura,” bebernya.
Meski ditemukan di perairan Pantai Watu Klotok, pihaknya mengaku tidak bisa menurunkan kedua jenazah korban di pantai tersebut.
Itu lantaran, ombak di Pantai Watu Klotok cukup besar dan akan membahayakan peralatan pencarian dan para petugas jika dipaksakan.
“Itu sebabnya kami tujukan ke Pantai Kampung Kusamba yang notabene ombaknya agak sedikit kecil. Jadi bisa kami evakuasi,” ujarnya.
Dua jenazah yang ditemukan itu langsung dibawa ke rumah masing-masing atas permintaan pihak keluarga.
Adapun sekitar pukul 15.40, pihaknya mengaku mendapat informasi Pol Air Benoa, bahwa salah seorang nelayan melihat ada jenazah yang mengambang di perairan Pantai Matahari Terbit.
Dan berdasarkan ciri-ciri yang ada, diduga kuat bahwa itu merupakan jenazah dari Sutami. “Tim kami langsung saya perintahkan untuk pengecekan ke lokasi di Pantai Matahari Terbit,” tandasnya.