31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:19 AM WIB

Anak Cerai, Stress Berat, Pria Paro Baya Ditemukan Tewas Gantung Diri

AMLAPURA-Diduga stress atau frustasi berat karena anaknya bercerai, seorang pria di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

 I Komang Kantun, pria 54 tahun ini, Sabtu pagi (25/5) sekitar pukul 06.30 ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Kantun ditemukan tewas gantung diri di pohon enau yang berada di kebun milik I Komang Sujana warga Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem.

Kapolsek Bebandem, AKP. Sukarita saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dijelaskan, hingga kasus ulah pati ini terungkap berawal dari saksi yang juga kerabat korban I Made Dwiyana sedang bersih-bersih di pekarangan rumah

Saat bersih-bersih itu, saksi tanpa sengaja menoleh ke arah timur rumah dan ia puan merasa curiga lantaran melihat ada sesosok manusia tergantung.

“Kemudian saksi mendekati  pohon enau (Jake) tersebut untuk memastikan. Saksi pun kaget melihat ada seseorang yang gantung diri di pohon enau tersebut,” terangnya.

Dwinaya lalu kembali ke rumahnya untuk membangunkan anaknya, I Komang Tri Sumariada.

Kemudian ia juga mencari Kadus Mumbul, I Wayan Sudarma Suniantara yang langsung diajaknya ke TKP.

Setelah memastikan bahwa yang dilihatnya adalah orang yang sedang bunuh diri, para saksi ini langsung menghubungi Polsek Bebandem.

“Korban masih dalam keadaan tergantung pada bambu yang ada di pohon enau. Di mana pohon enau tersebut terdapat tangga yang di gunakan untuk naik mencari tuak. Dibantu oleh masyarakat setempat, korban langsung diturunkan,” katanya.

Sementara dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Bebandem di simpulkan tidak terdapat tanda tanda kekerasan terhadap tubuh korban. Berdasarkan ciri cirinya, korban murni gantung diri.

Pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian korban dan keluarga dari korban tidak bersedia di lakukan otopsi, dan dibuatkan surat pernyataan dari pihak keluarga.

“Korban menggunakan baju kemeja berwarna putih bergaris, celana pendek berwarna biru, kamben batik warna hitam motif bunga. Dalam saku baju kanan korban terdapat uang sebesar Rp 786 ribu,” bebernya.

Usut punya usut, dari keterangan pihak keluarga, diduga Kantun nekat bunuh diri lantaran depresi berat karena anaknya bercerai

AMLAPURA-Diduga stress atau frustasi berat karena anaknya bercerai, seorang pria di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

 I Komang Kantun, pria 54 tahun ini, Sabtu pagi (25/5) sekitar pukul 06.30 ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Kantun ditemukan tewas gantung diri di pohon enau yang berada di kebun milik I Komang Sujana warga Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem.

Kapolsek Bebandem, AKP. Sukarita saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dijelaskan, hingga kasus ulah pati ini terungkap berawal dari saksi yang juga kerabat korban I Made Dwiyana sedang bersih-bersih di pekarangan rumah

Saat bersih-bersih itu, saksi tanpa sengaja menoleh ke arah timur rumah dan ia puan merasa curiga lantaran melihat ada sesosok manusia tergantung.

“Kemudian saksi mendekati  pohon enau (Jake) tersebut untuk memastikan. Saksi pun kaget melihat ada seseorang yang gantung diri di pohon enau tersebut,” terangnya.

Dwinaya lalu kembali ke rumahnya untuk membangunkan anaknya, I Komang Tri Sumariada.

Kemudian ia juga mencari Kadus Mumbul, I Wayan Sudarma Suniantara yang langsung diajaknya ke TKP.

Setelah memastikan bahwa yang dilihatnya adalah orang yang sedang bunuh diri, para saksi ini langsung menghubungi Polsek Bebandem.

“Korban masih dalam keadaan tergantung pada bambu yang ada di pohon enau. Di mana pohon enau tersebut terdapat tangga yang di gunakan untuk naik mencari tuak. Dibantu oleh masyarakat setempat, korban langsung diturunkan,” katanya.

Sementara dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Bebandem di simpulkan tidak terdapat tanda tanda kekerasan terhadap tubuh korban. Berdasarkan ciri cirinya, korban murni gantung diri.

Pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian korban dan keluarga dari korban tidak bersedia di lakukan otopsi, dan dibuatkan surat pernyataan dari pihak keluarga.

“Korban menggunakan baju kemeja berwarna putih bergaris, celana pendek berwarna biru, kamben batik warna hitam motif bunga. Dalam saku baju kanan korban terdapat uang sebesar Rp 786 ribu,” bebernya.

Usut punya usut, dari keterangan pihak keluarga, diduga Kantun nekat bunuh diri lantaran depresi berat karena anaknya bercerai

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/