29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:26 AM WIB

Kirim Dua Pucuk Surat Wasiat, Ancam Goyang Keluarga dari Alam Baka

AMLAPURA – Teka-teki kematian mantan pasangan suami istri IMN, 32, asal Banjar Dinas Abang Kelod, dan mantan istrinya NMJ, 23, asal Banjar Dinas Magatelu, Desa Tista, Abang,

di sebuah kosan milik I Wayan Nurja di Lingkungan Belong, Karangasem, Selasa (23/6) malam lalu akhirnya terkuak.

Ternyata sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara menenggak racun potas, mereka meninggalkan dua pucuk surat wasiat.

Surat ini diduga ditulis salah satu korban yakni IMN, 32. Seperti diberitakan, IMN akhirnya meninggal di kos-kosan. Sementara mantan istrinya, NMJ, 23, meninggal di UGD RS Karangasem.

Korban perempuan ini sempat dilarikan ke RS Karangasem saat ditemukan dalam kondisi kejang-kejang di TKP.

Saat polisi melakukan penyelidikan ditemukan dua pucuk surat. Satu surat hanya berisi satu kalimat. Sementara surat kedua cukup panjang yang diduga ditujukan kepada keluarga korban.

Surat pertama bertuliskan hurup capital “Sedut Bangken Cange” (Bakar jenasah saja, red). Dimana korban IMN meminta agar keluarganya membakar jenasahnya.

Sementara satu surat lagi cukup panjang yang berisi unek unek korban terkait persoalan dengan keluarganya. Salah satu surat bertuliskan dengan bahasa Bali. Begini isinya.

 

 “Buat keluargaku”

Cang ngidih pelih ajak mekejang, cang megedi nugtug bapak jani, cang kene karena sing ade ne ngerti jag keneh cang mekejang, ngedotang cang cerai, jani puasang nah, de mepangenan,

de ade ngetelang yeh mata, kale ada idih bin besik dogen, idih olas baang surate ne, kebesang jak matua jak mantan kuren cange, jak sedut bangken cange,

yen kanti sing ngisianin pengidih cange, cang mesumpah ngocokang uling kedituan, sing ada ane lakar seger, terutama ne nunden cang ayahang sing dum cai ngabe umah,

pang jeg ci dueg idangin ne mantuk meperang jani, buin lakar mepamit sing misi nah antiang kehancuran jak mekejang rasaang.

Monto gen yen jak kurnan dek kawin dot ngae bemenang jani, cang be mati, panake cang kuasa jang jumah, be lege jani cang cerai dan mati.

Suksema nah.

 

“Untuk keluargaku”

Saya minta maaf kepada semuanya, saya pergi mengikuti bapak sekarang, saya begini karena tidak ada yang mengerti tentang hati saya,

semua menginginkan saya bercerai. Sekarang puas kan, sudah jangan menyesal. Jangan ada meneteskan air mata, satu permintaan saya minta tolong kasih surat ini, robek kan ke mertua sama mantan saya,

bakar jenazah saya, kalau sampai tidak menuruti kemauan saya, saya bersumpah akan menggoyang dari alam baka dan tidak akan ada yang sehat terutama yang menyuruh saya membagi rumah,

biar kamu saja yang pinter, Idangin yang pulang berperang sekarang, saya tidak minta ijin lagi, tunggu kehancuran untuk merasakan semuanya, segitu saja, untuk Kadek ingin menang sekarang.

Sekarang saya sudah mati, Anak saya urus di rumah, saya yang berkuasa, sudah senang anda saya mati dan cerai.

Terima kasih.

 

Surat ini sendiri menjadi petunjuk polisi kalau peristiwa ini terjadi karena masalah asmara. Selain itu juga diduga ada masalah keluarga karena korban IMN punya dua istri sebelumnya.

Kedua jenazah korban sementara ini dititip di RS Karangasem. Di lain sisi, polisi masih mendalami kasus ini.

“Dugaan sementara karena asmara dan masalah keluarga, namun kami akan tetap melakukan penyelidikan,” ujar Kapolsek Karangasem Kompol Ketut Suartika Adanyana. 

AMLAPURA – Teka-teki kematian mantan pasangan suami istri IMN, 32, asal Banjar Dinas Abang Kelod, dan mantan istrinya NMJ, 23, asal Banjar Dinas Magatelu, Desa Tista, Abang,

di sebuah kosan milik I Wayan Nurja di Lingkungan Belong, Karangasem, Selasa (23/6) malam lalu akhirnya terkuak.

Ternyata sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara menenggak racun potas, mereka meninggalkan dua pucuk surat wasiat.

Surat ini diduga ditulis salah satu korban yakni IMN, 32. Seperti diberitakan, IMN akhirnya meninggal di kos-kosan. Sementara mantan istrinya, NMJ, 23, meninggal di UGD RS Karangasem.

Korban perempuan ini sempat dilarikan ke RS Karangasem saat ditemukan dalam kondisi kejang-kejang di TKP.

Saat polisi melakukan penyelidikan ditemukan dua pucuk surat. Satu surat hanya berisi satu kalimat. Sementara surat kedua cukup panjang yang diduga ditujukan kepada keluarga korban.

Surat pertama bertuliskan hurup capital “Sedut Bangken Cange” (Bakar jenasah saja, red). Dimana korban IMN meminta agar keluarganya membakar jenasahnya.

Sementara satu surat lagi cukup panjang yang berisi unek unek korban terkait persoalan dengan keluarganya. Salah satu surat bertuliskan dengan bahasa Bali. Begini isinya.

 

 “Buat keluargaku”

Cang ngidih pelih ajak mekejang, cang megedi nugtug bapak jani, cang kene karena sing ade ne ngerti jag keneh cang mekejang, ngedotang cang cerai, jani puasang nah, de mepangenan,

de ade ngetelang yeh mata, kale ada idih bin besik dogen, idih olas baang surate ne, kebesang jak matua jak mantan kuren cange, jak sedut bangken cange,

yen kanti sing ngisianin pengidih cange, cang mesumpah ngocokang uling kedituan, sing ada ane lakar seger, terutama ne nunden cang ayahang sing dum cai ngabe umah,

pang jeg ci dueg idangin ne mantuk meperang jani, buin lakar mepamit sing misi nah antiang kehancuran jak mekejang rasaang.

Monto gen yen jak kurnan dek kawin dot ngae bemenang jani, cang be mati, panake cang kuasa jang jumah, be lege jani cang cerai dan mati.

Suksema nah.

 

“Untuk keluargaku”

Saya minta maaf kepada semuanya, saya pergi mengikuti bapak sekarang, saya begini karena tidak ada yang mengerti tentang hati saya,

semua menginginkan saya bercerai. Sekarang puas kan, sudah jangan menyesal. Jangan ada meneteskan air mata, satu permintaan saya minta tolong kasih surat ini, robek kan ke mertua sama mantan saya,

bakar jenazah saya, kalau sampai tidak menuruti kemauan saya, saya bersumpah akan menggoyang dari alam baka dan tidak akan ada yang sehat terutama yang menyuruh saya membagi rumah,

biar kamu saja yang pinter, Idangin yang pulang berperang sekarang, saya tidak minta ijin lagi, tunggu kehancuran untuk merasakan semuanya, segitu saja, untuk Kadek ingin menang sekarang.

Sekarang saya sudah mati, Anak saya urus di rumah, saya yang berkuasa, sudah senang anda saya mati dan cerai.

Terima kasih.

 

Surat ini sendiri menjadi petunjuk polisi kalau peristiwa ini terjadi karena masalah asmara. Selain itu juga diduga ada masalah keluarga karena korban IMN punya dua istri sebelumnya.

Kedua jenazah korban sementara ini dititip di RS Karangasem. Di lain sisi, polisi masih mendalami kasus ini.

“Dugaan sementara karena asmara dan masalah keluarga, namun kami akan tetap melakukan penyelidikan,” ujar Kapolsek Karangasem Kompol Ketut Suartika Adanyana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/