DENPASAR – Pedagang loak atau barang bekas di lantai tiga Pasar Kreneng, Denpasar dibuat resah dengan ulah maling.
Belakangan barang-barang yang ada di dalam toko kerap raib digondol maling. Seperti yang dialami Yusuf, 33, pedagang velg sepeda motor.
Maraknya maling di dalam pasar ini ditengarai akibat lemahnya pengamanan dari pengelola pasar. Menurut keterangan pedagang, sejatinya pencurian sudah berulang kali terjadi.
Anehnya, pihak pengamanan pasar melarang pedagang untuk melaporkan kejadian ini ke kepolisian.
“Kios saya sudah tiga kali dibobol maling. Terakhir minggu lalu, namun pelaku kabur setelah kepergok petugas keamanan pasar,” ujar Yusuf.
Menurut Yusuf, pencurian tersebut terjadi tengah malam. Hal itu bisa dilihat dari rekaman CCTV. Dari rekaman kamera pengintai itu diketahui ada empat pelaku yang naik ke lantai tiga.
Yusuf menambahkan, pada 14 Januari lalu kiosnya juga disatroni maling. Para pelaku masuk dari pintu utara pada tengah malam lalu naik ke lantai tiga tempat kios pedagang loak.
Pelaku kemudian masuk ke dalam kiosnya dengan cara membobol plafon. Walhasil, pelaku leluasa mengambil berbagai macam velg motor seharga jutaan.
Dalam aksinya tersebut para pelaku mengambil delapan set velg seharga Rp 10 juta. “Yang kejadian sebelumnya empat velg
harganya Rp 5 juta yang hilang. Kemarin dibobol lagi. Total saya rugi Rp 10 juta,” jelas pria asal Madura, Jawa Timur, itu.
Dari rekaman CCTV diketahui pelaku berjumlah empat orang. Dilihat dari perawakannya semuanya masih remaja.
Para pelaku ini juga terlihat sangat profesional dengan membagi tugas. Saat beraksi, ada yang bertugas memantau situasi di luar kios, lainnya masuk ke dalam kios.
“Selain saya, pedagang lainnya juga sempat menjadi korban pencurian ini. Sudah banyak korbannya. Kios rokok, kios knalpot dan helm semua jadi korban. Tapi, pihak pasar tidak boleh melapor ke polisi,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Pasar Kreneng Ni Made Tantri yang dikonfirmasi terpisah menyangkal bahwa pasar loak kerap dibobol maling. Namun, dia tak membantah jika ada pencurian.
Hanya saja tidak sering. “Sudah sekian tahun (dari 2015), baru sekarang ada pencurian. Artinya, tidak sering,” kelitnya.
Namun, saat hendak ditanya lebih jauh, Tantri langsung mematikan telepon dan mengatakan sedang ada upacara.