27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:02 AM WIB

Forensik RSUP Sanglah Bongkar Pemicu Korban Amuk Massa di Kuta Tewas

DENPASAR – Pihak forensik RSUP Sanglah akhirnya melakukan otopsi terhadap jasad Muhammad Lutfi, 27, korban pengeroyokan hingga tewas di Kuta, Badung, Bali, karena diduga mencuri helm, Jumat (24/1) lalu.

Kepala Bagian Forensik RSUP Sanglah dr Ida Bagus Alit menyebut, otopsi yang dilakukan hari Senin lalu tersebut memperlihatkan adanya kekerasan benda tumpul yang mengenai bagian kepala korban.

“Kekerasan tumpul terjadi di kepala dan leher. Kekerasan di kepala menimbulkan perdarahan di dalam rongga tengkorak. Kekerasan leher mengakibatkan mati lemas,” ujar dr Alit, Rabu (29/1) siang.

Lalu penyebab kematian apa? “Kekerasan tumpul pada kepala. Kekerasan pada leher secara tersendiri bisa menyebabkan kematian,” jawabnya.

Diketahui pihak kepolisian sudah menetapkan 4 orang sebagai tersangka dalam kasus main hakim sendiri. Tak menutup kemungkinan juga ada tersangka lain lagi.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Muhammad Lutfi tewas diamuk massa di jalan Raya Legian, Kuta Jumat (24/1) siang lalu. Dia diamuk massa karena dituduh mencuri helm.

Polisi juga telah merangkum sejumlah rekaman dari CCTV di sejumlah titik untuk mengetahui kronologi kejadian tersebut.

Berdasar penyelidikan tim Polsek Kuta, rekaman CCTV, dan beberapa rekaman video, kronologi bermula saat Muhammad Lutfi datang ke lokasi dan memarkir sepeda motor Yamaha R15 di depan Paddy’s Bar.

Selanjutnya dia  berjalan kaki menuju arah monumen dan masih menggunakan helm KYT warna putih.

Setelah sampai di seputaran monumen Bom Bali, tepatnya di samping apotek Guardian dia sempat meminta korek api ke seorang saksi bernama I Nengah Nebel.

Pada saat saksi akan memberikan korek, terduga pelaku menolaknya, dan mengatakan akan mengambil korek api di bawah jok sepeda motornya sendiri.

Namun, ternyata jok sepeda motor yang dimaksud adalah sepeda motor milik orang lain yang terparkir dekatnya.

Namun, jok motor itu terkunci sehingga dia mencoba untuk membukanya namun tidak berhasil. Lalu dia menaruh jaket di atas motor tersebut dan langsung mengambil helm yang tersimpan.

Helm yang diambilnya adalah helm KYT warna silver tanpa kaca depan. Melihat hal itu, warga sekitar langsung mengamankan pelaku lalu membawanya ke pos di Ground Zero depan Monumen Bom Bali.

Diamankannya terduga pelaku membuat masyarakat berdatangan dan karena terduga pelaku tidak bisa diajak komunikasi lancar serta mencoba melarikan diri.

Ditambah isu bahwa terduga pelaku adalah pencuri sepeda motor, masyarakat menjadi emosi kemudian melakukan pemukulan sampai menjadi tidak sadarkan diri.

Karena tidak sadarkan diri, dia kemudian dilarikan ke klinik terdekat. Namun kemudian dia dibawa ke IGD RSUP Sanglah Denpasar.

Sekitar pukul 21.00 di hari yang sama, Muhammad Lutfi akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. 

DENPASAR – Pihak forensik RSUP Sanglah akhirnya melakukan otopsi terhadap jasad Muhammad Lutfi, 27, korban pengeroyokan hingga tewas di Kuta, Badung, Bali, karena diduga mencuri helm, Jumat (24/1) lalu.

Kepala Bagian Forensik RSUP Sanglah dr Ida Bagus Alit menyebut, otopsi yang dilakukan hari Senin lalu tersebut memperlihatkan adanya kekerasan benda tumpul yang mengenai bagian kepala korban.

“Kekerasan tumpul terjadi di kepala dan leher. Kekerasan di kepala menimbulkan perdarahan di dalam rongga tengkorak. Kekerasan leher mengakibatkan mati lemas,” ujar dr Alit, Rabu (29/1) siang.

Lalu penyebab kematian apa? “Kekerasan tumpul pada kepala. Kekerasan pada leher secara tersendiri bisa menyebabkan kematian,” jawabnya.

Diketahui pihak kepolisian sudah menetapkan 4 orang sebagai tersangka dalam kasus main hakim sendiri. Tak menutup kemungkinan juga ada tersangka lain lagi.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Muhammad Lutfi tewas diamuk massa di jalan Raya Legian, Kuta Jumat (24/1) siang lalu. Dia diamuk massa karena dituduh mencuri helm.

Polisi juga telah merangkum sejumlah rekaman dari CCTV di sejumlah titik untuk mengetahui kronologi kejadian tersebut.

Berdasar penyelidikan tim Polsek Kuta, rekaman CCTV, dan beberapa rekaman video, kronologi bermula saat Muhammad Lutfi datang ke lokasi dan memarkir sepeda motor Yamaha R15 di depan Paddy’s Bar.

Selanjutnya dia  berjalan kaki menuju arah monumen dan masih menggunakan helm KYT warna putih.

Setelah sampai di seputaran monumen Bom Bali, tepatnya di samping apotek Guardian dia sempat meminta korek api ke seorang saksi bernama I Nengah Nebel.

Pada saat saksi akan memberikan korek, terduga pelaku menolaknya, dan mengatakan akan mengambil korek api di bawah jok sepeda motornya sendiri.

Namun, ternyata jok sepeda motor yang dimaksud adalah sepeda motor milik orang lain yang terparkir dekatnya.

Namun, jok motor itu terkunci sehingga dia mencoba untuk membukanya namun tidak berhasil. Lalu dia menaruh jaket di atas motor tersebut dan langsung mengambil helm yang tersimpan.

Helm yang diambilnya adalah helm KYT warna silver tanpa kaca depan. Melihat hal itu, warga sekitar langsung mengamankan pelaku lalu membawanya ke pos di Ground Zero depan Monumen Bom Bali.

Diamankannya terduga pelaku membuat masyarakat berdatangan dan karena terduga pelaku tidak bisa diajak komunikasi lancar serta mencoba melarikan diri.

Ditambah isu bahwa terduga pelaku adalah pencuri sepeda motor, masyarakat menjadi emosi kemudian melakukan pemukulan sampai menjadi tidak sadarkan diri.

Karena tidak sadarkan diri, dia kemudian dilarikan ke klinik terdekat. Namun kemudian dia dibawa ke IGD RSUP Sanglah Denpasar.

Sekitar pukul 21.00 di hari yang sama, Muhammad Lutfi akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/