24 C
Jakarta
13 September 2024, 7:24 AM WIB

Korban Geng Cewek Trauma Berat, Orangtua Pasrahkan ke Polisi

GIANYAR – Gara-gara rebutan cowok, geng cewek menganiaya pelajar tamatan SMP berinisial Ni KAR, 16, warga Desa/Kecamatan Sukawati, Rabu (26/6) lalu.

Kejadian itu berlangsung di areal persawahan Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati. Korban dicakar dan disiram air got.

Atas perbuatannya, Kamis (27/6) pagi lalu polisi mengamankan tiga pelaku penganiayaan. Masing-masing AG, 17, warga Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati;

DSK, 16, warga Desa Lodtunduh Kecamatan Ubud; dan VNA, 17, warga Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati.

Kakak pertama korban, Ni Wayan D, ditemui di rumahnya menyatakan jika adiknya kini masih trauma berat.

“Dia diam di kamar saja. Adik lemas, trauma, apalagi tahu ada video sampai viral di media sosial,” ujar Ni Wayan D.

Dalam aksi penganiayaan itu, sempat direkam oleh salah satu anggota geng cewek. Dalam video berdurasi 22 detik itu, pelaku utama meminta korban bersujud di depannya.

Tidak puas, ternyata pelaku juga menganiaya korban. “Adik saya kena cakar, pipi kanan, tangan kanan kena cakar,” jelasnya.

Selain itu, baju yang dikenakan adiknya juga tampak bau. “Sepertinya dia disiram pakai air got. Karena baunya jelek,” ujarnya.

Pihak keluarga pun enggan membeberkan masalahnya secara rinci. “Saya juga tidak tahu, adik masih trauma. Nanti pelan-pelan saya ajak bicara,” jelasnya.

Ni Wayan D menambahkan, sebelum kejadian pada Rabu pagi lalu, adiknya memang tampak buru-buru.

“Sekitar jam 10.00, adik saya dijemput orang. Sarapan belum, mandi belum, dia langsung berangkat,” ujarnya.

Kemudian, siang hari, keluarganya pun cemas karena adiknya itu belum pulang. “Dia belum makan, tapi kok belum pulang. Waktu itu saya sibuk urus salon,” jelasnya.

Akhirnya, sore hari, sang adik menelponnya dengan nada menangis. “Saya kira nangis gimana. Lalu kami jemput dia rumah temannya,” ujarnya sambil menunjuk rumah temannya di arah barat.

Setelah dijemput, keluarga di rumah kaget karena korban mengalami luka di pipi dan tangan. Bahkan baju dan kaki kotor. “Sandalnya lagi, aduh, kotor sekali,” ujarnya prihatin.

Di rumah, korban justru tidak mau berterus terang mengenai penyebab luka dan kotor itu. “Ayah saya sampai jengkel, sampai merusak HP adik saya.

Apakah karena HP adik saya sampai begitu (pergaulannya, red). Ayah sempat marahi adik saya,” jelasnya menirukan kekesalan ayahnya.

Selanjutnya, sekitar pukul 18.30, keluarga menerima informasi dari tetangga mereka mengenai video penganiayaan itu.

“Setelah videonya viral, baru kami tanya adik. Ini kenapa. Siapa pelakunya? Ternyata adik saya tahu rumah pelakunya,” jelasnya.

Ayah korban bersama kelian banjar pun sempat mencari pelaku utama geng cewek yang tinggal di Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati. “Dia (pelaku, red) tidak ada di rumahnya. Katanya belum pulang,” jelasnya. 

GIANYAR – Gara-gara rebutan cowok, geng cewek menganiaya pelajar tamatan SMP berinisial Ni KAR, 16, warga Desa/Kecamatan Sukawati, Rabu (26/6) lalu.

Kejadian itu berlangsung di areal persawahan Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati. Korban dicakar dan disiram air got.

Atas perbuatannya, Kamis (27/6) pagi lalu polisi mengamankan tiga pelaku penganiayaan. Masing-masing AG, 17, warga Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati;

DSK, 16, warga Desa Lodtunduh Kecamatan Ubud; dan VNA, 17, warga Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati.

Kakak pertama korban, Ni Wayan D, ditemui di rumahnya menyatakan jika adiknya kini masih trauma berat.

“Dia diam di kamar saja. Adik lemas, trauma, apalagi tahu ada video sampai viral di media sosial,” ujar Ni Wayan D.

Dalam aksi penganiayaan itu, sempat direkam oleh salah satu anggota geng cewek. Dalam video berdurasi 22 detik itu, pelaku utama meminta korban bersujud di depannya.

Tidak puas, ternyata pelaku juga menganiaya korban. “Adik saya kena cakar, pipi kanan, tangan kanan kena cakar,” jelasnya.

Selain itu, baju yang dikenakan adiknya juga tampak bau. “Sepertinya dia disiram pakai air got. Karena baunya jelek,” ujarnya.

Pihak keluarga pun enggan membeberkan masalahnya secara rinci. “Saya juga tidak tahu, adik masih trauma. Nanti pelan-pelan saya ajak bicara,” jelasnya.

Ni Wayan D menambahkan, sebelum kejadian pada Rabu pagi lalu, adiknya memang tampak buru-buru.

“Sekitar jam 10.00, adik saya dijemput orang. Sarapan belum, mandi belum, dia langsung berangkat,” ujarnya.

Kemudian, siang hari, keluarganya pun cemas karena adiknya itu belum pulang. “Dia belum makan, tapi kok belum pulang. Waktu itu saya sibuk urus salon,” jelasnya.

Akhirnya, sore hari, sang adik menelponnya dengan nada menangis. “Saya kira nangis gimana. Lalu kami jemput dia rumah temannya,” ujarnya sambil menunjuk rumah temannya di arah barat.

Setelah dijemput, keluarga di rumah kaget karena korban mengalami luka di pipi dan tangan. Bahkan baju dan kaki kotor. “Sandalnya lagi, aduh, kotor sekali,” ujarnya prihatin.

Di rumah, korban justru tidak mau berterus terang mengenai penyebab luka dan kotor itu. “Ayah saya sampai jengkel, sampai merusak HP adik saya.

Apakah karena HP adik saya sampai begitu (pergaulannya, red). Ayah sempat marahi adik saya,” jelasnya menirukan kekesalan ayahnya.

Selanjutnya, sekitar pukul 18.30, keluarga menerima informasi dari tetangga mereka mengenai video penganiayaan itu.

“Setelah videonya viral, baru kami tanya adik. Ini kenapa. Siapa pelakunya? Ternyata adik saya tahu rumah pelakunya,” jelasnya.

Ayah korban bersama kelian banjar pun sempat mencari pelaku utama geng cewek yang tinggal di Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati. “Dia (pelaku, red) tidak ada di rumahnya. Katanya belum pulang,” jelasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/