27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 2:22 AM WIB

Sebelum Tewas Ngaku Sakit Perut, Aneh Golok Pencabut Nyawa Tumpul

AMLAPURA – Kematian tragis pelajar kelas I SMK di Karangasem berinisial Nengah H, 15, di rumahnya di Banjar Papun, 

Desa Bungaya, Bebandem, Minggu (27/10) malam lalu menyisakan duka mendalam bagi keluarganya.

Ayah korban Nengah Sudana dan ibu korban Ni Luh Merta masih tampak syok anak kesayangannya itu meninggal dengan cara tragis: leher luka berdarah bekas gorokan sebilah golok.

Dari hasil penyelidikan sementara tim Polsek Bebandem ditemukan luka sayat di leher sebelah kiri korban sepanjang 9 cm, di bagian dalam 2 cm dan lebar 3 cm. 

Tidak ditemukan luka-luka lain di tubuh korban. Saat ditemukan tewas, korban dengan tinggi 164 cm itu menggunakan celana panjang warna hitam merk Addidas. 

Juga menggunakan celana kolor warna abu dan celana dalam warna hitam merk doper. Korban juga menggunakan jaket warna hitam.

Dari kesimpulan sementara korban diduga menyayat lehernya sendiri dengan golok yang ditemukan sehingga meninggal dunia.

“Untuk kepastiannya kita masih dalami (penyebab kematian korban),” ujar Kapolsek Bebandem AKP Wayan Sukarita kemarin.

Polisi sendiri masih curiga dengan posisi jenasah korban yang tertelungkup. Sehingga kemarin sore jenasah korban dibawa ke Denpasar untuk diotopsi ke RSUP Sanglah.

Otopsi dilakukan untuk mengetahui dengan pasti sebab sebab kematian korban. Yang aneh, golok yang digunakan korban untuk menyayat leher ternyata tidak terlalu tajam alias tumpul.

Korban sendiri dikenal para saksi sangat pendiam, tertutup dan juga perasa. Dia juga tidak mau membebani orang tua dan orang lain. 

Pulang sekolah korban dikenal rajin membuat meja dari kayu. Dan yang bersangkutan juga sangat kreatif.

Selama ini korban memang pernah mengeluh sakit di bagian perut. Ususnya seperti terlipat sehingga harus di potong. 

Untuk itu, dia kerap  minum obat. Korban diketahui menderita sakit sejak delapan bulan lalu.

“Asumsinya korban tidak mau membebani orang tuanya, karena saat operasi orang tuanya mengeluarkan biaya cukup banyak,” ujar kerabat korban. 

Hal inilah yang diduga membuat anak tersebut berbuat nekat. Selama ini korban memang tidak mau diganggu dan juga tidak mau mengganggu. 

AMLAPURA – Kematian tragis pelajar kelas I SMK di Karangasem berinisial Nengah H, 15, di rumahnya di Banjar Papun, 

Desa Bungaya, Bebandem, Minggu (27/10) malam lalu menyisakan duka mendalam bagi keluarganya.

Ayah korban Nengah Sudana dan ibu korban Ni Luh Merta masih tampak syok anak kesayangannya itu meninggal dengan cara tragis: leher luka berdarah bekas gorokan sebilah golok.

Dari hasil penyelidikan sementara tim Polsek Bebandem ditemukan luka sayat di leher sebelah kiri korban sepanjang 9 cm, di bagian dalam 2 cm dan lebar 3 cm. 

Tidak ditemukan luka-luka lain di tubuh korban. Saat ditemukan tewas, korban dengan tinggi 164 cm itu menggunakan celana panjang warna hitam merk Addidas. 

Juga menggunakan celana kolor warna abu dan celana dalam warna hitam merk doper. Korban juga menggunakan jaket warna hitam.

Dari kesimpulan sementara korban diduga menyayat lehernya sendiri dengan golok yang ditemukan sehingga meninggal dunia.

“Untuk kepastiannya kita masih dalami (penyebab kematian korban),” ujar Kapolsek Bebandem AKP Wayan Sukarita kemarin.

Polisi sendiri masih curiga dengan posisi jenasah korban yang tertelungkup. Sehingga kemarin sore jenasah korban dibawa ke Denpasar untuk diotopsi ke RSUP Sanglah.

Otopsi dilakukan untuk mengetahui dengan pasti sebab sebab kematian korban. Yang aneh, golok yang digunakan korban untuk menyayat leher ternyata tidak terlalu tajam alias tumpul.

Korban sendiri dikenal para saksi sangat pendiam, tertutup dan juga perasa. Dia juga tidak mau membebani orang tua dan orang lain. 

Pulang sekolah korban dikenal rajin membuat meja dari kayu. Dan yang bersangkutan juga sangat kreatif.

Selama ini korban memang pernah mengeluh sakit di bagian perut. Ususnya seperti terlipat sehingga harus di potong. 

Untuk itu, dia kerap  minum obat. Korban diketahui menderita sakit sejak delapan bulan lalu.

“Asumsinya korban tidak mau membebani orang tuanya, karena saat operasi orang tuanya mengeluarkan biaya cukup banyak,” ujar kerabat korban. 

Hal inilah yang diduga membuat anak tersebut berbuat nekat. Selama ini korban memang tidak mau diganggu dan juga tidak mau mengganggu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/